Kontribusi Partisipasi Anggota Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung

anggota yang baik di KOPPALIS ini dapat mempertahakan kemajuan koperasi terutama dalam kesejahteraan anggota koperasi.

1. Kontribusi Partisipasi Anggota Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung

Partisipasi anggota merupakan unsur yang terdapat pada koperasi dan sebagai pengikat pemersatu di dalam koperasi. Dengan partisipasi anggota maka sebuah koperasi akan terlihat bagaimana kinerja koperasi tersebut tercapai. Koperasi juga diharapkan menanamkan dasar-dasar distribusi pemanfaatan dari hasil atau pelayanan-pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk mempertahankan semangat kebersatuan anggota-anggota dan kesetiaan mereka kepada semangat koperasi. Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t hitung variabel partisipasi anggota 4,478 lebih besar dari t tabel α= 5, df = 74 yaitu 1,66571 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel partisipasi anggota berkontribusi terhadap kesejahteraan anggota koperasi. Koefisien Beta variabel partisipasi anggota sebesar 0,489 menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,489. Hasil analisis regresi menunjukkan partisipasi anggota X 1 berkontribusi sebesar 50,46 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang menunjukan bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi kurang dari taraf nyata 0,05 menunjukan nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel partisipasi anggota X 1 berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y sebesar 50,46. Maka hasil Ha variabel partisipasi anggota memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi diterima. Hal ini disebabkan karena keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif setiap anggotanya. Seorang anggota akan mau berpatisipasi, bila yang bersangkutan mengetahui tujuan organisasi tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan cara organisasi itu dalam mencapai tujuan. Kontribusi dalam partisipasi anggota dapat dilihat dari aspek partisipasi anggota dalam rapat anggota. Rapat anggota sangat erat hubungannya dengan partisipasi karena rapat anggota benar-benar mewakili kehendak dan keinginan anggota secara perorangan, sehingga setiap anggota mempunyai hak suara yang sama dan dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suara yang sama dan dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat diwakilkan suaranya kepada anggota yang lain. Anoraga dan Widiyanti, 2003:15. Partisipasi anggota dalam permodalan, anggota dalam koperasi harus ikut serta berpartisipasi dalam penanaman modal, yaitu berupa modal sendiri yang berasal dari pihak perusahaan yang ditanam dalam perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu. Pada koperasi, modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, deposito anggota, cadangan, sisa hasil usaha, dan simpanan khusus. Tohar, 2000:19 Partisipasi anggota pada KOPPALIS dalam permodalan berupa simpanan dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda pada koperasi pada umumnya, bagi anggota yang ingin menyimpan simpanan pada koperasi tidak perlu datang ke koperasi kerena pihak koperasi sudah menugaskan pengelola koperasi untuk menagihkan simpanan wajib dan simpanan harian koperasi kepada anggota. Pengelola ini disebut kolektor, kolektor inilah yang ditugaskan untuk menagihkan simpanan kepada anggota setiap harinya. Dalam menyimpan simpanan, biasanya anggota diwajibkan untuk membayarkan simpanan wajib dan simpanan harian koperasi setiap harinya. Besarnya simpanan wajib adalah Rp 10.000hari dan simpanan harian koperasi tidak ditentukan seberapa besar jumlahnya tergantung kemampuan yang dimiliki anggota pada saat itu, biasanya jumlah yang dibayarkan untuk simpanan harian sebesar Rp 2000 sampai Rp 10.000hari. Karena koperasi ini adalah koperasi simpan pinjam pada pedagang pasar, sehingga simpanan yang dibayarkan oleh anggota dilakukan setiap hari. Selain partisipasi anggota dalam permodalan, para anggota memiliki hak untuk meminjam atau mengambil simpanan mereka kepada koperasi. Untuk proses meminjam pada KOPPALIS ini dilakukan secara mudah, bila anggota melakukan pinjaman sewaktu-waktu dan dana diperlukan pada saat itu juga, koperasi dapat memberikan pinjaman secara langsung tanpa proses yang rumit dan tanpa anggunan. Proses yang dilakukan biasanya anggota menunggu 20 menit untuk mendapatkan pinjaman, pinjaman yang dapat dilakukan secara langsung ini tergantung seberapa besar pinjaman yang dibutuhkan biasanya jumlahnya sebesar Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 atau sesuai dengan pada besarnya jumlah simpanan anggota, selain proses yang mudah bunga dan biaya adminsitrasi pada KOPPALIS cukup kecil. Sama halnya pada proses pinjaman, bagi anggota yang ingin mengambil simpanan dapat dilayani secara langsung, tergantung jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan jasa koperasi dapat direalisasikan melalui meningkatkan kualitas jasa koperasi. Anggota harus memperoleh kepuasan sekaligus kebanggan dari layanan jasa koperasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk menciptakan mindsite pada anggota bahwa rugi apabila tidak memanfaatkan jasa koperasi. Uraian tersebut menunjukkan bahwa adanya partisipasi anggota yang aktif dari anggota yang ditunjukkan dengan adanya partisipasi anggota dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, dan partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Dengan partisipasi aktif anggota koperasi diharapkan usaha yang dilaksanakan akan mendatangkan laba usaha. Laba usaha yang diperoleh sebagian dicadangkan sebagai dana cadangan dan digunakan untuk memupuk modal sehingga usaha koperasi akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Maria Erra Setianingrum 2013 yang menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggota dan pelayanan kredit berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha KPRI KOPEKOMA Magelang. Berarti semakin aktif partisipasi anggota dan semakin baik pelayanan kredit koperasi, maka keberhasilan koperasi akan semakin meningkat. 2. Kontribusi Besarnya Sisa hasil Usaha Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung Sisa Hasil Usaha SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota. Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t hitung variabel besarnya sisa hasil usaha 2,346 lebih besar dari t tabel α= 5, df =74 yaitu 1,99254 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel besarnya sisa hasil usaha berkontribusi terhadap kesejahteraan anggota koperasi. Koefisien Beta variabel besarnya sisa hasil usaha sebesar 0,258 menyatakan bahwa setiap penambahan besarnya sisa hasil usaha akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,258. Hasil analisis regresi menunjukkan besarnya sisa hasil usaha X 2 berkontribusi sebesar 26,62 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang menunjukan bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,022. Karena harga signifikansi kurang dari taraf nyata 0,05 menunjukan nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel besarnya sisa hasil usaha X 2 berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y sebesar 26,62. Maka hasil Ha variabel besarnya sisa hasil usaha memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi diterima. Hal ini disebabkan karena SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh karena itu, pengurus koperasi perlu melakukan perhitungan yang benar terhadap pembagian SHU dalam setiap RAT KOPPALIS, agar anggota merasa bahwa terdapat pembagian yang merata atas usaha atau aktivitas para anggota dalam ikut mengembangkan koperasi. Selain itu, faktor- faktor dari dalam koperasi yang mempengaruhi SHU seperti jumlah modal sendiri yaitu SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. Jumlah unit usaha yang di miliki, yaitu setiap koperasi pasti memiliki unit usaha, hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut. Dan jumlah simpanan yang dibayarkan oleh anggota koperasi. Melihat jumlah sisa hasil usaha yang diterima pada anggota KOPPALIS ini terbilang sangat kecil dibandingkan dengan koperasi pedagang pasar di Bandung, rata-rata anggota koperasi memperoleh SHU sebesar Rp 50.000 sampai Rp 150.000 tahun. Sisa hasil usaha ini mungkin tidak secara langsung dapat mensejahterakan kehidupan bagi anggota, tetapi dengan peningkatan volume perdagangan dipasar yang bertambah inilah para pedagang yang menjadi anggota koperasi bisa merasakan kehidupan ekonominya menjadi lebih baik salah satunya dengan pinjaman modal yang diberikan oleh koperasi, sehingga para anggota tidak tergantung pada SHU yang mereka dapatkan setelah RAT. Menurut ketua KOPPALIS, para anggota di koperasi ini jarang menyakan berapa jumlah sisa hasil usaha yang mereka dapatkan. Para anggota yang sudah lama menjadi anggota koperasi percaya kepada pengurus, menurut anggota dengan menyimpan, meminjam, dan arisan pada koperasi bisa membantu para pedagang untuk memobilisasi permodalan demi kelancaran usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Uraian tersebut menunjukkan bahwa besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh setiap anggota yang ditunjukkan dengan adanya jumlah simpanan yang dibayarkan, jumlah modal yang dibayarkan. Sisa Hasil Usaha SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, dengan pembagian SHU yang diperoleh anggota dapat mewakili pendapatan untuk keperluan kebutuhan yang dapat mensejahterakan anggota koperasi. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Darmawan Zainul 2010 yang menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggota koperasi berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KPRI “Karya” di Kecamatan Tanggiul Kabupaten Jember Tahun 2009. Berarti semakin aktif partisipasi anggota, maka sisa hasil usaha anggota akan semakin meningkat. 3. Kontribusi Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung Dalam organisasi koperasi, kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengurus koperasi karena para pengurus merupakan mandataris rapat anggota tahunan yang akan berperan sebagai badan eksekutif dalam mengelola koperasi. Karena pengurus koperasi memiliki tugas utama dalam mengelola koperasi dan usahanya, maka perkembangan koperasi akan ditentukan oleh kualitas pengurus koperasi tersebut. Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t hitung variabel kemampuan manajerial pengurus 1,955 lebih besar dari t tabel α= 5, df = 74 yaitu 1,99254 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel kemampuan manajerial pengurus tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan anggota koperasi. Koefisien Beta variabel kemampuan manajerial pengurus sebesar 0,222 menyatakan bahwa setiap penambahan kemampuan manajerial pengurus akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,222. Hasil analisis regresi menunjukkan kemampuan manajerial pengurus X 3 berkontribusi sebesar 22,91 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi, namun tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang menunjukan bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,054. Karena harga signifikansi lebih dari taraf nyata 0,05 menunjukan nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel kemampuan manajerial pengurus X 3 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y sebesar 22,91. Maka hasil Ho variabel besarnya sisa hasil usaha memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi diterima. Hal ini disebabkan karena manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu anggota, pengurus, dan karyawan. A.H. Gophar. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Selain itu, kemampuan manajerial pengurus dapat dilihat dari keterampilan mengelola dan memanfaatkan dana yang ada secara efisien dan efektif, keterampilan membangun komunikasi dengan anggota, dan keterampilan mengkoordinasikan anggota dan melaksanakan program kerja. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki oleh pengurus dapat memberikan pelayanan yang baik bagi para anggotanya. Uraian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pengurus koperasi merupakan hal yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi. Tetapi pada KOPPALIS manajerial pengurus belum mengalami peningkatan dalam keterampilan mengkoordinasikan anggota dan melaksanakan program kerja, sehingga pelayanan kepada anggota belum dilakukan secara maksimal. Selain itu pendidikan tentang manajerial pengurus belum dimiliki secara profesional, sehingga KOPPALIS dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen perencanaan, kepemimpinan, pengorganisasian, pengendalian tidak berjalan dengan baik. Walaupun kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pengurus belum dimiliki secara profesional, tetapi tidak halnya dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Kopdit atau Puskopdit. Pada KOPPALIS ini diadakan pelatihan bagi para anggota biasanya 1 tahun sekali, pelatihan-pelatihan yang diberikan mengenai manajemen koperasi, kewirausahaan koperasi dan sebagainya. Begitupun bagi pendidikan yang diberikan kepada anggota baru. Selain pelatihan yang dilakukan oleh Kopdit, koperasi memberikan kesempatan bagi anggota untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak swasta salah satunya tentang permodalan bagi para pedagang pasar, biasanya pihak swasta yang telah bekerjasama dengan pihak koperasi. Dengan pendidikan yang diberikan oleh koperasi maupun diluar koperasi dapat memberikan manfaat bagi anggota, sehingga anggota dapat terlibat dalam kepengurusan dan membangun koperasi menjadi lebih maju. Selain pendidikan yang diberikan kepada anggota, KOPPALIS ini dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi secara langsung, salah satunya dengan mendatangi anggota yang sedang mengalami musibah karena usaha dagang yang dijalani mengalami kegagalan karena telah meminjam pinjaman dana dari rentenir dan tidak bisa membayar sehingga ruko menjadi jaminannya. Oleh karena itu, pihak koperasi memberikan pinjaman modal yang telah disepakati tanpa harus memberikan anggunan kepada pihak koperasi. Selain memberikan pinjaman, pengurus memberikan bimbingan kepada anggota untuk tidak tergiur dengan modal yang besar dari pihak rentenir. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Dosen Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Rahman ElJunusi yang menunjukkan bahwa analisis partisipasi komitmen dan kemampuan berinovasi serta pengaruhnya terhadap kinerja Koperasi Pondok Pesantren yang rendah dipengaruhi oleh kurangnya partisipasi, komitmen dan kemampuan berinovasi dari anggota dalam mengelola koperasi pondok pesantren. 4. Kontribusi Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha, dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung Hasil uji signifikansi simultan diperoleh nilai F hitung 7,465 dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dinyatakan bahwa variabel partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus secara serentak berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota KOPPALIS secara simultan dapat dikatakan baik. Hal ini bisa diketahui besarnya 42,8 tingkat kesejahteraan anggota koperasi adalah kontribusi dari ketiga variabel tersebut dan 57,2 faktor lain yang tidak diteliti. Besarnya kontribusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota KOPPALIS memberikan gambaran bahwa tidak sepenuhnya tingkat kesejahteraan anggota di suatu koperasi dipengaruhi oleh partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus saja, akan tetapi masih ada faktor lain yang turut berkontribusi yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Akan tetapi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus secara bersama-sama tetap mempunyai kontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota di suatu koperasi, sehingga semakin aktif partisipasi anggota, semakin besar sisa hasil usaha yang dihasilkan dan semakin baik kemampuan manajerial pengurus koperasi maka semakin dapat meningkatkan kesejahteraan anggota di suatu koperasi. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Resa Wulansari 2012 yang menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh positif terhadap promosi ekonomi anggota Survey di koperasi pedagang pasar kota Bandung. Berarti semakin aktif partisipasi anggota dan semakin baik kemampuan manajerial pengurus koperasi, maka promosi ekonomi dalam kesejahteraan anggota akan semakin meningkat. 127

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan membagikan kuesioner kepada 78 orang responden yang merupakan anggota KOPPALIS, maka dari data tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Terdapat kontribusi partsipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Dengan hasil uji analisis menunjukkan bahwa Koefisien Beta variabel partisipasi anggota sebesar 0,489 atau sebesar 50,46. Hal ini disebabkan karena kontribusi dalam partisipasi anggota dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, dan partisipasi anggota dalam penggunaan jasa koperasi yang semakin aktif. 2. Terdapat kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Dengan hasil uji analisis menunjukkan bahwa Koefisien Beta variabel besarnya sisa hasil usaha sebesar 0,258 atau sebesar 26,62. Hal ini disebabkan karena kontribusi dalam menyimpan jumlah modal sendiri, menyimpan jumlah simpanan, dan jumlah unit usaha yang dimiliki koperasi yang semakin meningkat.

Dokumen yang terkait

Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL / GERHAN) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Limau Manis di Desa Limau Manis, Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal, Prov. Sumatera Utara)

4 51 58

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

PENGARUH BESARNYA KREDIT KOPERASI PASAR DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG (STUDI KASUS: PEDAGANG ANGGOTA KOPERASI PASAR KARTASURA SUKOHARJO JAWA TENGAH).

0 0 19

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI BAITUL MAAL WATTAMWIL DI WILAYAH BANDUNG RAYA.

0 3 39

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA : Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung.

0 2 50

PENGARUH PENDIDIKAN PERKOPERASIAN ANGGOTA, KUALITAS PELAYANAN KOPERASI DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA PRIMKOKAR PERUM PERHUTANI KPH PEKALONGAN TIMUR TAHUN 2008.

0 0 2

Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota dan Permodalan terhadap SHU PRIMKOPPOL Resor Kendal.

0 0 1

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA : Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung - repository UPI S PEK 0607541 Title

0 0 3

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN PENGURUS TERHADAP SHU ANGGOTA KOPERASI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI PEDAGANG PASAR (KOPPAS) KECAMATAN PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN

0 3 9