anggota yang baik di KOPPALIS ini dapat mempertahakan kemajuan koperasi terutama dalam kesejahteraan anggota koperasi.
1. Kontribusi Partisipasi Anggota Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung
Partisipasi anggota merupakan unsur yang terdapat pada koperasi dan sebagai pengikat pemersatu di dalam koperasi. Dengan partisipasi anggota
maka sebuah koperasi akan terlihat bagaimana kinerja koperasi tersebut tercapai. Koperasi juga diharapkan menanamkan dasar-dasar distribusi
pemanfaatan dari hasil atau pelayanan-pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk mempertahankan semangat kebersatuan anggota-anggota dan
kesetiaan mereka kepada semangat koperasi. Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t
hitung
variabel partisipasi anggota 4,478 lebih besar dari t tabel
α= 5, df = 74 yaitu 1,66571 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa
variabel partisipasi anggota berkontribusi terhadap kesejahteraan anggota koperasi. Koefisien Beta variabel partisipasi anggota sebesar 0,489
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,489. Hasil analisis regresi
menunjukkan partisipasi anggota X
1
berkontribusi sebesar 50,46 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
regresi yang menunjukan bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi kurang dari
taraf nyata 0,05 menunjukan nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel partisipasi anggota X
1
berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y sebesar 50,46. Maka hasil Ha variabel
partisipasi anggota memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi diterima.
Hal ini disebabkan karena keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif setiap anggotanya. Seorang anggota
akan mau berpatisipasi, bila yang bersangkutan mengetahui tujuan organisasi tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan cara organisasi itu dalam
mencapai tujuan. Kontribusi dalam partisipasi anggota dapat dilihat dari aspek partisipasi anggota dalam rapat anggota. Rapat anggota sangat erat
hubungannya dengan partisipasi karena rapat anggota benar-benar mewakili kehendak dan keinginan anggota secara perorangan, sehingga setiap anggota
mempunyai hak suara yang sama dan dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suara yang sama dan
dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat diwakilkan suaranya kepada anggota yang lain. Anoraga dan Widiyanti,
2003:15. Partisipasi anggota dalam permodalan, anggota dalam koperasi harus ikut serta berpartisipasi dalam penanaman modal, yaitu berupa modal
sendiri yang berasal dari pihak perusahaan yang ditanam dalam perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu. Pada koperasi, modal sendiri terdiri dari
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, deposito anggota, cadangan, sisa hasil usaha, dan simpanan khusus. Tohar, 2000:19
Partisipasi anggota pada KOPPALIS dalam permodalan berupa simpanan dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda pada koperasi pada
umumnya, bagi anggota yang ingin menyimpan simpanan pada koperasi tidak perlu datang ke koperasi kerena pihak koperasi sudah menugaskan
pengelola koperasi untuk menagihkan simpanan wajib dan simpanan harian koperasi kepada anggota. Pengelola ini disebut kolektor, kolektor inilah yang
ditugaskan untuk menagihkan simpanan kepada anggota setiap harinya. Dalam menyimpan simpanan, biasanya anggota diwajibkan untuk
membayarkan simpanan wajib dan simpanan harian koperasi setiap harinya. Besarnya simpanan wajib adalah Rp 10.000hari dan simpanan harian
koperasi tidak ditentukan seberapa besar jumlahnya tergantung kemampuan yang dimiliki anggota pada saat itu, biasanya jumlah yang dibayarkan untuk
simpanan harian sebesar Rp 2000 sampai Rp 10.000hari. Karena koperasi ini adalah koperasi simpan pinjam pada pedagang pasar, sehingga simpanan
yang dibayarkan oleh anggota dilakukan setiap hari. Selain partisipasi anggota dalam permodalan, para anggota memiliki
hak untuk meminjam atau mengambil simpanan mereka kepada koperasi. Untuk proses meminjam pada KOPPALIS ini dilakukan secara mudah, bila
anggota melakukan pinjaman sewaktu-waktu dan dana diperlukan pada saat itu juga, koperasi dapat memberikan pinjaman secara langsung tanpa proses
yang rumit dan tanpa anggunan. Proses yang dilakukan biasanya anggota menunggu 20 menit untuk mendapatkan pinjaman, pinjaman yang dapat
dilakukan secara langsung ini tergantung seberapa besar pinjaman yang dibutuhkan biasanya jumlahnya sebesar Rp 1.000.000
– Rp 2.500.000 atau sesuai dengan pada besarnya jumlah simpanan anggota, selain proses yang
mudah bunga dan biaya adminsitrasi pada KOPPALIS cukup kecil. Sama halnya pada proses pinjaman, bagi anggota yang ingin mengambil simpanan
dapat dilayani secara langsung, tergantung jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi.
Partisipasi anggota dalam memanfaatkan jasa koperasi dapat direalisasikan melalui meningkatkan kualitas jasa koperasi. Anggota harus memperoleh
kepuasan sekaligus kebanggan dari layanan jasa koperasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk menciptakan mindsite pada anggota bahwa
rugi apabila tidak memanfaatkan jasa koperasi. Uraian tersebut menunjukkan bahwa adanya partisipasi anggota yang
aktif dari anggota yang ditunjukkan dengan adanya partisipasi anggota dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, dan partisipasi
anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Dengan partisipasi aktif anggota koperasi diharapkan usaha yang dilaksanakan akan mendatangkan laba
usaha. Laba usaha yang diperoleh sebagian dicadangkan sebagai dana cadangan dan digunakan untuk memupuk modal sehingga usaha koperasi
akan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Maria Erra Setianingrum 2013 yang menunjukkan bahwa
pengaruh partisipasi anggota dan pelayanan kredit berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha KPRI KOPEKOMA Magelang. Berarti
semakin aktif partisipasi anggota dan semakin baik pelayanan kredit koperasi, maka keberhasilan koperasi akan semakin meningkat.
2. Kontribusi Besarnya Sisa hasil Usaha Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung
Sisa Hasil Usaha SHU dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi,
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain
dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Menurut UU Koperasi
No.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi
itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota.
Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t
hitung
variabel besarnya sisa hasil usaha 2,346 lebih besar dari t tabel α= 5, df
=74 yaitu 1,99254 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel besarnya sisa hasil usaha berkontribusi terhadap
kesejahteraan anggota koperasi. Koefisien Beta variabel besarnya sisa hasil usaha sebesar 0,258 menyatakan bahwa setiap penambahan besarnya sisa
hasil usaha akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,258. Hasil analisis regresi menunjukkan besarnya sisa hasil usaha
X
2
berkontribusi sebesar 26,62 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang menunjukan
bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,022. Karena harga signifikansi kurang dari taraf nyata 0,05 menunjukan
nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel besarnya sisa hasil usaha X
2
berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y sebesar 26,62. Maka hasil Ha variabel besarnya sisa hasil
usaha memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi diterima.
Hal ini disebabkan karena SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari
hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh karena itu, pengurus koperasi perlu melakukan perhitungan yang benar terhadap pembagian SHU
dalam setiap RAT KOPPALIS, agar anggota merasa bahwa terdapat pembagian yang merata atas usaha atau aktivitas para anggota dalam ikut
mengembangkan koperasi. Selain itu, faktor- faktor dari dalam koperasi yang mempengaruhi
SHU seperti jumlah modal sendiri yaitu SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok,
dana cadangan dan hibah. Jumlah unit usaha yang di miliki, yaitu setiap
koperasi pasti memiliki unit usaha, hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut. Dan jumlah
simpanan yang dibayarkan oleh anggota koperasi. Melihat jumlah sisa hasil usaha yang diterima pada anggota
KOPPALIS ini terbilang sangat kecil dibandingkan dengan koperasi pedagang pasar di Bandung, rata-rata anggota koperasi memperoleh SHU
sebesar Rp 50.000 sampai Rp 150.000 tahun. Sisa hasil usaha ini mungkin tidak secara langsung dapat mensejahterakan kehidupan bagi anggota, tetapi
dengan peningkatan volume perdagangan dipasar yang bertambah inilah para pedagang yang menjadi anggota koperasi bisa merasakan kehidupan
ekonominya menjadi lebih baik salah satunya dengan pinjaman modal yang diberikan oleh koperasi, sehingga para anggota tidak tergantung pada SHU
yang mereka dapatkan setelah RAT. Menurut ketua KOPPALIS, para anggota di koperasi ini jarang
menyakan berapa jumlah sisa hasil usaha yang mereka dapatkan. Para anggota yang sudah lama menjadi anggota koperasi percaya kepada
pengurus, menurut anggota dengan menyimpan, meminjam, dan arisan pada koperasi bisa membantu para pedagang untuk memobilisasi permodalan
demi kelancaran usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Uraian tersebut menunjukkan bahwa besarnya sisa hasil usaha yang
diperoleh setiap anggota yang ditunjukkan dengan adanya jumlah simpanan yang dibayarkan, jumlah modal yang dibayarkan. Sisa Hasil Usaha SHU
dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, dengan pembagian SHU yang
diperoleh anggota dapat mewakili pendapatan untuk keperluan kebutuhan yang dapat mensejahterakan anggota koperasi.
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Darmawan Zainul 2010 yang menunjukkan bahwa
pengaruh partisipasi anggota koperasi berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KPRI “Karya” di Kecamatan Tanggiul Kabupaten Jember Tahun
2009. Berarti semakin aktif partisipasi anggota, maka sisa hasil usaha anggota akan semakin meningkat.
3. Kontribusi Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS Bandung
Dalam organisasi koperasi, kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengurus koperasi karena para
pengurus merupakan mandataris rapat anggota tahunan yang akan berperan sebagai badan eksekutif dalam mengelola koperasi. Karena pengurus
koperasi memiliki tugas utama dalam mengelola koperasi dan usahanya, maka perkembangan koperasi akan ditentukan oleh kualitas pengurus
koperasi tersebut. Hasil uji signifikansi paramater individual diperoleh nilai t
hitung
variabel kemampuan manajerial pengurus 1,955 lebih besar dari t tabel α=
5, df = 74 yaitu 1,99254 dan memiliki nilai signifikansi 0,05 sehingga
dinyatakan bahwa variabel kemampuan manajerial pengurus tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan anggota koperasi.
Koefisien Beta variabel kemampuan manajerial pengurus sebesar 0,222 menyatakan bahwa setiap penambahan kemampuan manajerial pengurus
akan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebesar 0,222. Hasil analisis regresi menunjukkan kemampuan manajerial pengurus X
3
berkontribusi sebesar 22,91 terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi, namun tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
regresi yang menunjukan bahwa untuk variabel kesejahteraan anggota diperoleh harga signifikansi 0,054. Karena harga signifikansi lebih dari taraf
nyata 0,05 menunjukan nilai t yang diperoleh signifikansi, hal ini berarti bahwa variabel kemampuan manajerial pengurus X
3
tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi Y
sebesar 22,91. Maka hasil Ho variabel besarnya sisa hasil usaha memberikan kontribusi terhadap variabel kesejahteraan anggota koperasi
diterima. Hal ini disebabkan karena manajemen koperasi pada dasarnya dapat
ditelaah dari tiga sudut pandang yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk
dari tiga unsur yaitu anggota, pengurus, dan karyawan. A.H. Gophar. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi
tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.
Selain itu, kemampuan manajerial pengurus dapat dilihat dari keterampilan mengelola dan memanfaatkan dana yang ada secara efisien dan
efektif, keterampilan membangun komunikasi dengan anggota, dan keterampilan mengkoordinasikan anggota dan melaksanakan program kerja.
Dengan adanya keterampilan yang dimiliki oleh pengurus dapat memberikan pelayanan yang baik bagi para anggotanya.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pengurus koperasi merupakan hal yang perlu dilakukan dalam rangka
mencapai keberhasilan koperasi. Tetapi pada KOPPALIS manajerial pengurus
belum mengalami
peningkatan dalam
keterampilan mengkoordinasikan anggota dan melaksanakan program kerja, sehingga
pelayanan kepada anggota belum dilakukan secara maksimal. Selain itu pendidikan tentang manajerial pengurus belum dimiliki secara profesional,
sehingga KOPPALIS dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen perencanaan, kepemimpinan, pengorganisasian, pengendalian tidak
berjalan dengan baik. Walaupun kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pengurus
belum dimiliki secara profesional, tetapi tidak halnya dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang
diberikan oleh Kopdit atau Puskopdit. Pada KOPPALIS ini diadakan
pelatihan bagi para anggota biasanya 1 tahun sekali, pelatihan-pelatihan yang diberikan mengenai manajemen koperasi, kewirausahaan koperasi dan
sebagainya. Begitupun bagi pendidikan yang diberikan kepada anggota baru. Selain pelatihan yang dilakukan oleh Kopdit, koperasi memberikan
kesempatan bagi anggota untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak swasta salah satunya tentang permodalan bagi para pedagang pasar,
biasanya pihak swasta yang telah bekerjasama dengan pihak koperasi. Dengan pendidikan yang diberikan oleh koperasi maupun diluar koperasi
dapat memberikan manfaat bagi anggota, sehingga anggota dapat terlibat dalam kepengurusan dan membangun koperasi menjadi lebih maju.
Selain pendidikan yang diberikan kepada anggota, KOPPALIS ini dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
koperasi secara langsung, salah satunya dengan mendatangi anggota yang sedang mengalami musibah karena usaha dagang yang dijalani mengalami
kegagalan karena telah meminjam pinjaman dana dari rentenir dan tidak bisa membayar sehingga ruko menjadi jaminannya. Oleh karena itu, pihak
koperasi memberikan pinjaman modal yang telah disepakati tanpa harus memberikan anggunan kepada pihak koperasi. Selain memberikan pinjaman,
pengurus memberikan bimbingan kepada anggota untuk tidak tergiur dengan modal yang besar dari pihak rentenir.
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Dosen Jurusan Ekonomi
Islam Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Rahman ElJunusi yang menunjukkan bahwa analisis partisipasi komitmen dan kemampuan berinovasi serta pengaruhnya terhadap kinerja
Koperasi Pondok Pesantren yang rendah dipengaruhi oleh kurangnya partisipasi, komitmen dan kemampuan berinovasi dari anggota dalam
mengelola koperasi pondok pesantren.
4. Kontribusi Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha, dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Anggota KOPPALIS Bandung
Hasil uji signifikansi simultan diperoleh nilai F
hitung
7,465 dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dinyatakan bahwa variabel partisipasi
anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus secara serentak berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota.
Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap
tingkat kesejahteraan anggota KOPPALIS secara simultan dapat dikatakan baik. Hal ini bisa diketahui besarnya 42,8 tingkat kesejahteraan anggota
koperasi adalah kontribusi dari ketiga variabel tersebut dan 57,2 faktor lain yang tidak diteliti. Besarnya kontribusi partisipasi anggota, besarnya sisa
hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota KOPPALIS memberikan gambaran bahwa tidak
sepenuhnya tingkat kesejahteraan anggota di suatu koperasi dipengaruhi oleh partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial
pengurus saja, akan tetapi masih ada faktor lain yang turut berkontribusi yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Akan tetapi partisipasi anggota,
besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus secara bersama-sama tetap mempunyai kontribusi terhadap tingkat kesejahteraan
anggota di suatu koperasi, sehingga semakin aktif partisipasi anggota, semakin besar sisa hasil usaha yang dihasilkan dan semakin baik
kemampuan manajerial
pengurus koperasi
maka semakin
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota di suatu koperasi.
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Resa Wulansari 2012 yang menunjukkan bahwa pengaruh
partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh positif terhadap promosi ekonomi anggota Survey di koperasi pedagang pasar kota
Bandung. Berarti semakin aktif partisipasi anggota dan semakin baik kemampuan manajerial pengurus koperasi, maka promosi ekonomi dalam
kesejahteraan anggota akan semakin meningkat.
127
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan membagikan kuesioner kepada 78 orang responden yang merupakan anggota
KOPPALIS, maka dari data tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Terdapat kontribusi partsipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Dengan hasil uji analisis menunjukkan bahwa
Koefisien Beta variabel partisipasi anggota sebesar 0,489 atau sebesar 50,46. Hal ini disebabkan karena kontribusi dalam partisipasi anggota
dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, dan partisipasi anggota dalam penggunaan jasa koperasi yang semakin aktif.
2. Terdapat kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi. Dengan hasil uji analisis menunjukkan
bahwa Koefisien Beta variabel besarnya sisa hasil usaha sebesar 0,258 atau sebesar 26,62. Hal ini disebabkan karena kontribusi dalam
menyimpan jumlah modal sendiri, menyimpan jumlah simpanan, dan jumlah unit usaha yang dimiliki koperasi yang semakin meningkat.