Pengetahuan Kepala Keluarga Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan Kepala Keluarga Sikap Kepala Keluarga

4.3.1. Pengetahuan Kepala Keluarga

Pengetahuan Kepala Keluarga didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan jawaban benar atau salah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Pencegahan Penyakit ISPA No Pengetahuan Jumlah n Persentase 1 2 Baik Kurang 41 48 46,1 53,9 Total 89 100 Tabel 4.3 di atas menunjukkan mayoritas responden mempunyai kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 48 orang 53,9 dibandingkan responden dengan kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 41 orang 46,1.

4.3.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan Kepala Keluarga

Pengetahuan Kepala Keluarga didasarkan pada dasar ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban, benar dan salah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Kepala Keluarga Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah n n Pengertian penyakit ISPA 86 96,6 3 22,5 Jenis penyakit ISPA 16 18,0 73 82,0 Ruangan layak dihuni agar tidak mudah tertular ISPA 77 86,5 2 13,5 Makanan yang baik bagi penderita ISPA 14 15,7 75 84,3 Gejala-gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA 61 68,5 28 31,5 Penularan penyakit Infeksi saluran pernapasan Akut 24 27,0 65 73,0 Universita Sumatera Utara ISPA Ciri-ciri penyakit ISPA 57 64,0 32 36,0 Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA 64 71,9 25 28,1 Keadaan gizi dan keadaan lingkungan bagi penderita ISPA 21 23,6 68 76,4 Penanganan penyakit ISPA 82 92,1 7 7,9 Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui pengertian penyakit ISPA, yaitu sebanyak 86 96,6 responden, dan mayoritas responden tidak mengetahui makanan yang baik bagi penderita ISPA yaitu sebanyak 75 84,3 responden.

4.3.3. Sikap Kepala Keluarga

Sikap Kepala Keluarga didasarkan pada skala ordinal dari 20 pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Kepala Keluarga tentang Pencegahan Penyakit ISPA No Pengetahuan Jumlah n Persentase 1 2 Positif Negatif 35 54 39,3 60,7 Total 89 100 Tabel 4.5 di atas menunjukkan mayoritas responden mempunyai kategori sikap negatif yaitu sebanyak 54 orang 60,7 dibandingkan responden dengan kategori sikap positif yaitu sebanyak 35 orang 39,3. Universita Sumatera Utara Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Sikap Kepala Keluarga Pernyataan Sikap SS S TS STS n n n n ISPA merupakan penyakit infeksi 26 29,2 35 39,3 23 25,8 5 5,6 ISPA merupakan penyakit menular 27 30,3 20 22,5 30 33,7 12 13,5 ISPA merupakan penyakit yang biasa menyerang pasca bencana banjir 34 38,2 16 18,0 25 28,1 14 15,7 Kondisi lingkungan pasca banjir mempermudah penularan penyakit ISPA 21 23,6 17 19,1 30 33,7 21 23,6 Makanan harus mengandung gizi cukup yaitu cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral sebagai salah satu cara untuk mencegah penyakit ISPA 25 28,1 12 13,5 27 30,3 25 28,1 Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan untuk mencegah penyakit pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi saluran nafas. 5 5,6 43 48,3 9 10,0 32 36,0 Anak-anak lebih sering terserang penyakit ISPA dibandingkan orang dewasa. 34 38.2 10 11,2 9 10,1 36 40,4 Mencuci tangan memakai sabun sebagai salah satu cara pencegahan terhadap penyakit ISPA. 14 15,7 13 14,6 31 34,8 31 34,8 Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA. 15 16,9 26 29,2 13 14,6 35 39,3 Anggota keluarga yang terserang ISPA harus segera di bawa berobat ke sarana kesehatan. 14 15,7 27 30,3 19 21,3 29 32,6 Kita wajib menutup mulut apabila batuk atau bersin 21 23,6 21 23,6 15 16,9 32 36,0 Kita harus menghindari untuk berhubungan terlalu dekat dengan penderita penyakit saluran pernafasan akut 21 23,6 13 14,6 22 24,7 33 37,1 ISPA dapat menular melalui udara 26 29,2 11 12,4 23 25,8 29 32,6 Istirahat yang cukup merupakan salah satu penanganan penyakit ISPA 20 22,5 16 18.0 26 29,2 27 30,3 Universita Sumatera Utara Mengonsumsi vitamin pada pasca banjir, merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena penyakit ISPA 24 27,0 9 10,1 33 37,1 23 25,8 Anggota keluarga yang terkena ISPA wajib dikucilkan untuk menghindari penularan 5 5,6 51 57,3 12 13,5 21 23,0 Udara yang lembab dan berdebu, meningkatkan risiko penularan penyakit ISPA pada pasca banjir 42 47,2 13 14,6 13 14,6 21 23,0 Penggunaan masker pada penderita ISPA, dapat menghindari penularan penyakit ISPA 16 18,0 16 18,0 42 47,2 15 16,9 Masker dapat dipinjam dan dipakai oleh siapapun 18 20,2 34 38,2 26 29.2 11 12.4 Masker dapat diperoleh di sarana- sarana kesehatan atau melalui relawan 19 21,3 37 41,6 24 27,0 9 10,1 Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju jika udara yang lembab dan berdebu, meningkatkan risiko penularan penyakit ISPA pada pasca banjir yaitu sebanyak 42 47,2 responden. Mayoritas responden setuju jika anggota keluarga yang terkena ISPA wajib dikucilkan untuk menghindari penularan 51 57,3 responden. Mayoritas responden tidak setuju jika penggunaan masker pada penderita ISPA, dapat menghindari penularan penyakit ISPA 42 47,2 responden. Mayoritas responden sangat tidak setuju jika anak-anak lebih sering terserang penyakit ISPA dibandingkan orang dewasa. 36 40,4 responden.

4.3.4. Pencegahan Kepala Keluarga terhadap Penyakit ISPA Pasca Banjir

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Kepatuhan Keluarga dalam Perawatan Penyakit ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Dumai Tahun 2012

2 66 76

Pengetahuan dan Kepatuhan Keluarga dalam Perawatan Penyakit ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Dumai Tahun 2012

3 57 76

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Amplas Tahun 2005

6 50 96

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

17 141 71

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

ANALISIS MODEL EPIDEMI SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA), RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA).

1 9 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

0 2 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14