Kelembaban Ruangan Suhu Ruangan Ventilasi Kepadatan Hunian Rumah

2. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisiasi Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan imunisasi yaitu DPT Depkes RI, 2002. Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan untuk mencegah penyakit pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi saluran nafas Gloria Cyber Minestries, 2011. 3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah sehat, desa sehat dan lingkungan sehat Suyudi, 2002. Ada beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi kejadian ISPA :

a. Kelembaban Ruangan

Hasil penelitian Cahaya, dkk di Perumnas Mandala Medan 2004, dengan desain cross sectional didapatkan bahwa kelembaban ruangan berpengaruh terhadap terjadinya ISPA pada balita. Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh bahwa faktor kelembaban ruangan mempunyai exp B 28,097, yang artinya kelembaban ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar 28 kali. Tingkat kelembaban yang ideal adalah antara 30-60.

b. Suhu Ruangan

Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum 18- 30°C. Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah di bawah 18°C atau di atas Universita Sumatera Utara 30°C keadaan rumah tersebut tidak memenuhi syarat. Suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar 4 kali.

c. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O 2 1 Baik ≥10 dari luas lantai yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. 2 Tidak baik ≤10 dari luas lantai

d. Kepadatan Hunian Rumah

Menurut Gani dalam penelitiannya di Sumatera Selatan 2004 menemukan proses kejadian pneumonia pada anak balita lebih besar pada anak yang tinggal di rumah yang padat dibandingkan dengan anak yang tinggal di rumah yang tidak padat. Berdasarkan hasil penelitian Cahaya tahun 2004, kepadatan hunian rumah dapat memberikan risiko terjadinya ISPA sebesar 9 kali. 4. Pengobatan segera Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna, pengawet makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus dibawa ke dokter PD PERSI, 2002. Universita Sumatera Utara Intervensi yang ditujukan bagi pencegahan faktor resiko dapat dianggap sebagai strategi untuk mengurangi kesakitan insiden pneumonia, termasuk disini ialah : a. Usaha di bidang gizi yaitu untuk mengurangi malnutrisi, defisiensi vitamin A. b. Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan lahir rendah. c. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman PLP yang menangani masalah polusi di dalam maupun di luar rumah Depkes RI, 1992. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi penularan ISPA Clements, 2009 antara lain : 1. Menjauhkan tangan untuk menyentuh mata, hidung, dan mulut. 2. Melakukan vaksinasi atau imunisasi. 3. Menutup mulut ketika batuk atau bersin. 4. Menghindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA. 5. Istirahat yang cukup. 6. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko berbagai macam penyakit termasuk penyakit ISPA

2.8. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Kepatuhan Keluarga dalam Perawatan Penyakit ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Dumai Tahun 2012

2 66 76

Pengetahuan dan Kepatuhan Keluarga dalam Perawatan Penyakit ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Dumai Tahun 2012

3 57 76

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Amplas Tahun 2005

6 50 96

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

17 141 71

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

ANALISIS MODEL EPIDEMI SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA), RECOVERED) PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA).

1 9 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

0 2 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Kelurahan Aek Nauli Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematangsiantar tahun 2013

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14