Tahap-tahap perkembangan anak Teori Belajar

14 maupun menyangkut nilai dan sikap. Hamalik dalam Susanto, 2013: 4 mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam tingkah laku, sikap, dan keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan. Karwati 2014: 188 mengemukakan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan di dalam kepribadian manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antara individu dengan lingkungan. Slameto 2010: 2 mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang berlangsung pada diri seseorang dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pengalaman dalam belajar didapatkan seseorang saat berinteraksi dengan lingkungan.

b. Tahap-tahap perkembangan anak

Yusuf dan Sugandhi 2011: 1 mengatakan bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya mulai dari masa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa dewasa, masa remaja, sampai dewasa. Yusuf dan Sugandhi 2011: 1 mengatakan bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat diukur atau dibalik tetapi tahun berbentuk tahun tersebut berubah-ubah sesuai dengan situasi seseorang. Piaget dalam Suparno, 2011: 24 mengelompokkan tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan adalah 1. Tahap sensorimotor: usia 0-2 tahun. Piaget dalam Suparno, 2011: 26 pada tahap ini pemikiran anak masih berdasarkan inderanya terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba, mendengar, dan membau. Namun, anak juga belum bisa berbicara ataupun mempunyai bahasa simbol dalam mengungkapkan sesuatu yang tidak berada didekatnya. 2 Tahap pra operasional: usia 2-7 tahun Piaget dalam Suparno, 2011: 49 pada tahap ini biasanya anak sudah mulai menggunakan simbol untuk menjelaskan suatu benda atau objek di sekitarnya. Melalui berbagai simbol yang sudah digunakannya, anak tersebut dapat berbicara tentang sesuatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 hal tanpa terikat ruang ataupun waktu dan juga mempunyai ciri-ciri pemikiran yang intuitif secara tidak logis. 3. Tahap operasional konkret: usia 7-11 tahun Piaget dalam Suparno, 2011: 69 pada tahap ini anak sudah mempunyai pemikiran untuk suatu aturan tertentu yang bersifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran tersebut sudah bisa digunakan anak dalam memecahkan masalah yang nyata, mengurutkan suatu objek, dan juga mengklasifikasikan objek. Tetapi cara berpikir anak masih terbatas karena hanya bisa memahami tentang masalah yang nyata. Dengan demikian anak masih belum bisa berpikir dalam memecahkan suatu persoalan yang bersifat abstrak. 4. Tahap operasi formal: usia 11 tahun ke atas. Piaget dalam Suparno, 2011: 88 tahap operasi formal adalah tahap terakhir dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini seseorang sudah terbiasa berpikir secara logis dan teoritis, bahkan bisa memecahkan masalah yang tergolong abstrak. Berdasarkan teori di atas untuk siswa sekolah dasar usia 7 – 11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Dalam tahap ini, cara berpikir anak masih terbatas karena hanya dapat memahami masalah dan memecahkan masalah dengan menggunakan benda nyatakonkret, belum bisa untuk memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Sehingga pembelajaran di kelas perlu dirancang menggunakan media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas IV yang berada pada tahap operasional konkret yang membutuhkan media secara nyata.

2. Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah: kuasi eksperimen di MTS Nurul Huda Jakarta

5 19 227

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.

0 5 288

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4.

0 6 264

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA untuk materi struktur akar dan batang tumbuhan kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta.

1 14 286

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4

1 8 262

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng

0 1 286

Pengembangan media kartu domino modifikasi IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan untuk siswa kelas V sekolah dasar

2 19 271

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA untuk materi struktur akar dan batang tumbuhan kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta

0 2 284

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar

2 29 310

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERUPA KARTU DOMINO PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN KELAS IV SD/MI - Raden Intan Repository

0 0 114