1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan pembelajaran di sekolah melibatkan guru dan siswa, guru sebagai seorang yang mendidik, sedangkan siswa berperan sebagai
penerima pengetahuan. Prayitno 2009: 45 mengatakan bahwa proses pembelajaran dapat dikatakan baik apabila terjadi interaksi antara guru dan
siswa yang bertujuan untuk mencapai pembelajaran yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran di sekolah memiliki tujuan utama untuk mencapai hasil belajar
siswa yang optimal, khususnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas dan fasilitas yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk pembelajaran. Untuk mencapai
hasil yang optimal dalam belajar, kegiatan pembelajaran perlu melibatkan siswa secara aktif. Marjono dalam Susanto, 2013: 167 mengatakan bahwa
hal yang harus diutamakan dalam jenjang sekolah dasar adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap
suatu masalah. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 melibatkan siswa secara aktif. Selain itu, IPA berupaya untuk membangkitkan
minat siswa untuk memiliki sikap ingin tahu. Namun, para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif yang melibatkan siswa
secara langsung. Permasalahan yang terjadi saat ini, masih banyak guru yang menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran IPA. Faktor tersebut antara
lain, kurangnya fasilitas pendukung yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran seperti media pembelajaran dan ketidaksesuaian metode, model,
dan strategi pembelajaran. Sehingga siswa cenderung duduk, mendengarkan, mencatat, dan menerima materi saja, tanpa aktif dalam proses pembelajaran.
Di dalam proses pembelajaran guru sebagai pendidik harus mampu merangcang pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa. Oleh karena
itu, guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat berpartisipasi aktif, kritis terhadap materi
yang disampaikan oleh guru. Arsyad 2007: 15 mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar dan media pembelajaran yang tepat adalah penting dalam
suatu proses pembelajaran. Memudahkan pembelajaran bagi siswa merupakan tugas utama seorang guru. Guru sebisa mungkin membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa. Agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu yang dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran di sekolah adalah media pembelajaran yang diterapkan oleh
guru. Karwati 2014: 3 mengatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
3 pembelajaran. Peranan media pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran agar informasi yang disampaikan oleh guru dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran
dapat mendukung keberhasilan suatu pembelajaran. Apabila pembelajaran tidak menarik bagi siswa, kemungkinan besar siswa merasa bosan dan tidak
memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia Sekolah
Dasar yang berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun. Siswa Sekolah Dasar sudah dapat berpikir secara logis mengenai segala
sesuatu. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan konkret. Namun, cara berpikir anak
masih terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang bersifat nyatakonkret bukan yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran
yang nyatakonkret dapat membantu siswa dalam memahami materi yang bersifat abstrak.
Untuk mengupayakan pemahaman siswa mengenai pembelajaran, penggunaan media sangat membantu siswa dalam mempelajari dan
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Guru juga harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai media pembelajaran
sehingga guru dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran.
Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti di SD Kanisius Ganjuran pada tanggal 19 Juli 2016 dengan mewawancarai guru BB
4 yang mengampu di kelas IV. Berdasarkan hasil wawancara, guru mengatakan
bahwa media pembelajaran memang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan serta dapat memancing antusias siswa untuk belajar sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Beliau
mengatakan bahwa media yang pernah digunakan untuk menunjang proses pembelajaran seperti gambar, kerangka, dan lingkungan sekitar. Tetapi media
pembelajaran yang dimiliki SD Kanisius Ganjuran masih sangat minim, sehingga dalam pembelajaran guru mengunakan media yang seadanya dan
hanya menggunakan media pada materi tertentu. Keterbatasan waktu dalam menyiapkan dan membuat media pembelajaran menjadikan kendala bagi guru
dalam menggunakan media pembelajaran sehingga guru lebih sering menggunakan metode ceramah.
Guru mengatakan secara langsung bahwa pada mata pelajaran IPA permasalahan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran dari tahun ke
tahun adalah siswa mengalami kesulitan pada materi struktur dan fungsi tumbuhan khususnya pada akar dan batang. Siswa merasa kebinggungan
untuk membedakan struktur dan fungsinya, karena siswa lebih cenderung menghafal dan kurang memiliki gambaran secara langsung mengenai struktur
bagian akar dan batang. Selain itu, guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi dan guru hanya menggunakan 1
sumber belajar yang tidak begitu lengkap. Hal tersebut menyebabkan dari 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 siswa masih terdapat 22 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 70
pada materi struktur akar dan batang tumbuhan. Hasil dari wawancara tersebut ternyata guru sangat membutuhkan
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Maka, peneliti tertarik mencoba mengembangkan media pembelajaran. Salah satu
media pembelajaran yang dikembangkan adalah kartu domino modifikasi. Media kartu domino modifikasi merupakan media pembelajaran yang menarik
bagi siswa karena dapat belajar sambil bermain yang dapat menumbuhkan minat, keaktifan dan kerjasama siswa. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Hamalik dalam Arsyad, 2007: 15 mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
minat baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis bagi siswa.
Dengan demikian penelitian akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Kartu Domino Modifikasi Pada Pembelajaran IPA
Materi Struktur Akar dan Batang Tumbuhan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah