Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI INDRA PENDENGAR DAN PERABA

UNTUK SISWA KELAS IV SD KANISIUS KENTENG Tri Wahyuningsih

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya guru yang membutuhkan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berupa kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA, materi indra pendengar dan indra peraba yang mengacu pada Kurikulum KTSP 2006.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan.Prosedur dalam pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian Borg & Gall. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari sembilan langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk hingga menghasilkan produk berupa Kartu Domino Modifikasi materi indra pendengar dan indra peraba untuk siswa kelas IV. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu pedoman wawancara dan kuesioner.Wawancara dilakukan untuk menggali potensi dan masalah pada saat analisis kebutuhan.Kuesioner dilakukan untuk melakukan validasi media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran oleh dua pakar media dan dua guru sekolah dasar.

Hasil penelitian pengembangan yang melalui tahap validasi oleh pakar media pembelajaran, dua guru sekolah dasar menunjukkan rerata 3,37. Sehingga kualitas media kartu domino modifikasi menurut pakar media pembelajaran dan guru sekolah dasar termasuk ke dalam kategori “sangat baik”. Berdasarkan uji coba terbatas di SD Kanisius Klepu, dapat disimpulkan bahwa kualitas media kartu domino modifikasi menurut siswa kelas IV SD Kanisius Klepu adalah “baik sekali” dengan rerata nilai yaitu 86. Sedangkan hasil uji coba pemakaian di SD Kanisius Kenteng, menunjukkan bahwa kualitas media kartu domino modifikasi menurut siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng adalah “baik sekali” dengan rerata nilai yaitu 85. Skor tersebut menunjukkan bahwa media Kartu Domino Modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan indra peraba memiliki kualitas sangat baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Kata kunci : Pengembangan media kartu domino modifikasi, indra pendengar dan peraba


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MEDIA MODIFICATION DOMINOES CARD ON LEARNING NATURAL SCIENCE MATERIAL AUDITORY AND SENSES OF

TOUCH FOR FOURTH GRADE OF KANISIUS KENTENG ELEMENTARY SCHOOL

Tri Wahyuningsih Sanata Dharma University

2017

This research because there are many teacher who needed learning media to support the process of learning in the class. The main aims of the research is to produce learning media modification dominoes card on learning natural science material auditory and senses of touch referring to curriculum KTSP 2006.

The type of this research is research and development. The procedure of the researh used research and development procedure by Borg and Gall. The develompent procedure used in this research consists of nine steps 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, 6) trial of the product, 7) product revison, 8) the main testing, 9) product revision, wich will become final product of learning media modification dominoes card on natural science material auditory and senses of touch for fourth grade of Kanisius Kenteng Elementary School.

The result of the research development which through validation by media experts learning and two primary school teachers shows the average 3,37. So the quality of media modification dominoes card including into categories “excellent”. Based on trial of the product at Kanisius Klepu Elementary School, can conclude that the quality of media modification dominoes card according to students fourth grade Kanisius Klepu is “excellent” with the average value is 86. The result of main testing at Kanisius Kenteng Elementary School shows that quality of media modification dominoes card according to students fourth grade Kanisius Kenteng is “excellent” with the average value is 85. These score is indicated that media modification dominoes card on learning natural science material auditory and senses of touch have excellent quality and should be used in learning.

Keywords : the development of media modification dominoes card, auditory and the senses of touch.


(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI

PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI INDRA PENDENGAR

DAN PERABA UNTUK SISWA KELAS IV SD KANISIUS

KENTENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

TRI WAHYUNINGSIH NIM : 131134159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(4)

(5)

(6)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : Allah S.W.T

Sembah sujud serta syukur kepada Allah S.W.T atas karunia dan kemudahan yang Engkau berikan sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Ibu dan bapak tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karyaku ini kepada Bapak Sutardjo dan Ibu Theresia Sumilah

yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan

Kakak-kakakku tersayang Jeki Sri Astuti dan Nur Sigit Setiawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan

Ibu Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd. dan Ibu Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. yang selalu sabar membimbingku dalam mengerjakan skripsi ini

Seluruh dosen PGSD USD

yang telah membagikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga

Sahabat-sahabat tersayang

yang selalu mendukung, memberikan bantuan, memberikan semangat, dan selalu ada dalam suka dan duka.

Teman-teman payung Pengembangan Media Konvensional yang setia berjuang bersama.

Kupersembahkan karya ini untuk Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(7)

v

MOTTO

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena

mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena

mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu

untuk menunggu inspirasi.

(Ernest Newman)

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu

bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah

kepada Tuhanmu.


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Februari 2017 Penulis,


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Tri Wahyuningsih

Nomor Mahasiswa : 131134159

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI INDRA PENDENGAR DAN PERABA

UNTUK SISWA KELAS IV SD KANISIUS KENTENG

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannyadi internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan hak royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Februari 2017 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI INDRA PENDENGAR DAN PERABA

UNTUK SISWA KELAS IV SD KANISIUS KENTENG Tri Wahyuningsih

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya guru yang membutuhkan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berupa kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA, materi indra pendengar dan indra peraba yang mengacu pada Kurikulum KTSP 2006.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan.Prosedur dalam pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian Borg & Gall. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari sembilan langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk hingga menghasilkan produk berupa Kartu Domino Modifikasi materi indra pendengar dan indra peraba untuk siswa kelas IV. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu pedoman wawancara dan kuesioner.Wawancara dilakukan untuk menggali potensi dan masalah pada saat analisis kebutuhan.Kuesioner dilakukan untuk melakukan validasi media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran oleh dua pakar media dan dua guru sekolah dasar.

Hasil penelitian pengembangan yang melalui tahap validasi oleh pakar media pembelajaran, dua guru sekolah dasar menunjukkan rerata 3,37. Sehingga kualitas media kartu domino modifikasi menurut pakar media pembelajaran dan

guru sekolah dasar termasuk ke dalam kategori “sangat baik”. Berdasarkan uji

coba terbatas di SD Kanisius Klepu, dapat disimpulkan bahwa kualitas media

kartu domino modifikasi menurut siswa kelas IV SD Kanisius Klepu adalah “baik sekali” dengan rerata nilai yaitu 86. Sedangkan hasil uji coba pemakaian di SD Kanisius Kenteng, menunjukkan bahwa kualitas media kartu domino modifikasi

menurut siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng adalah “baik sekali” dengan rerata

nilai yaitu 85. Skor tersebut menunjukkan bahwa media Kartu Domino Modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan indra peraba memiliki kualitas sangat baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Kata kunci : Pengembangan media kartu domino modifikasi, indra pendengar dan peraba


(11)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MEDIA MODIFICATION DOMINOES CARD ON LEARNING NATURAL SCIENCE MATERIAL AUDITORY AND SENSES OF

TOUCH FOR FOURTH GRADE OF KANISIUS KENTENG ELEMENTARY SCHOOL

Tri Wahyuningsih Sanata Dharma University

2017

This research because there are many teacher who needed learning media to support the process of learning in the class. The main aims of the research is to produce learning media modification dominoes card on learning natural science material auditory and senses of touch referring to curriculum KTSP 2006.

The type of this research is research and development. The procedure of the researh used research and development procedure by Borg and Gall. The develompent procedure used in this research consists of nine steps 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, 6) trial of the product, 7) product revison, 8) the main testing, 9) product revision, wich will become final product of learning media modification dominoes card on natural science material auditory and senses of touch for fourth grade of Kanisius Kenteng Elementary School.

The result of the research development which through validation by media experts learning and two primary school teachers shows the average 3,37. So the quality of media modification dominoes card including into categories “excellent”. Based on trial of the product at Kanisius Klepu Elementary School, can conclude that the quality of media modification dominoes card according to students fourth grade Kanisius Klepu is “excellent” with the average value is 86. The result of main testing at Kanisius Kenteng Elementary School shows that quality of media modification dominoes card according to students fourth grade Kanisius Kenteng is “excellent” with the average value is 85. These score is indicated that media modification dominoes card on learning natural science material auditory and senses of touch have excellent quality and should be used in learning.

Keywords : the development of media modification dominoes card, auditory and the senses of touch.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T atas limpahan rahmatnya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Media Kartu Domino Modifikasi Pembelajaran IPA Materi Indra Pendengar dan Indra Peraba untuk Siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng ini dapat selesai dengan baik.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya doa, bimbingan, bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program

Studi PGSD.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sejak awal hingga skripsi ini selesai dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

5. Agnes Herlina Dwi H, S.Si, MT, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sejak awal hinga skripsi ini selesai dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

6. Ika Yuli L., M.Pd., selaku dosen validator media dan perangkat pembelajaran.

7. Puspita Ratna S., M.Sc., selaku dosen validator media dan perangkat pembelajaran.

8. Christina Sugirah, guru kelas IV SD K Minggir selaku validator media dan perangkat pembelajaran.

9. Agustinus Ari Fajar Krisnawan, S.Pd., selaku validator media dan perangkat pembelajaran.


(13)

xi 10.Emanuel Sulistya Asmara, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Kenteng yang

telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

11.Christina Kusumastuti, S.Pd.SD, selaku Kepala SD Kanisius Minggir yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

12.Andrias Yance Eko Sutopo, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Klepu yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji terbatas.

13.Kedua orang tua, Sutardjo dan Theresia Sumilah yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan dukungan kepada peneliti.

14.Kedua kakak, Jeki Sri Astuti dan Nur Sigit Setiawan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

15.Bapak Agustinus Ari Fajar yang selalu memberikan dukungan, masukan-masukan dan selalu membantu peneliti selama penelitian.

16.Teman-teman seperjuangan skripsi yang telah bekerjasama dengan baik dan selalu saling mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini.

17.Sahabat-sahabat tersayang, Dona, Retno, Estu, Alfa, Mariyah, Vany, Agnes, dan Rani yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

18.Pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dan bantuannya kepada peneliti, sehingga skripsi inidapat selesai dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran, masukan, dan kritik yang membangun agar skripsi ini lebih sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam dunia pendidikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 16 Februari 2017 Peneliti


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR RUMUS ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Pengembangan ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Teori Perkembangan Anak ... 12


(15)

xiii a. Pengertian media pembelajaran ...

b. Landasan teoritis penggunaan media ... c. Ciri-ciri media pembelajaran ... d. Tujuan dan manfaat media pembelajaran ... e. Fungsi media pembelajaran ... f. Pemilihan media pembelajaran ... g. Klasifikasi media pembelajaran ...

14 16 17 19 22 24 25

3. Kartu domino modifikasi ... 28

4. Pembelajaran ………... 31

5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... a. Hakikat IPA ... b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD ... 32 32 34 6.Materi panca indra ... a. Telinga ... b. Kulit ... 35 35 42 B. Penelitian yang Relevan ... 46

C. Kerangka Berpikir ... 49

D. Pertanyaan Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Jenis Penelitian ... 53

B. Setting Penelitian ... 55

C. Prosedur Pengembangan ... 55

D. Validasi Produk ... 59 E. Teknik Pengumpulan Data ...

1. Wawancara ... 2. Kuesioner ...

60 60 61 F. Instrumen Penelitian ...

1. Pedoman wawancara ... 2. Kuesioner ...

63 63 64 G. Teknik Analisis Data ...

1. Data Kualitatif ...

69 69


(16)

xiv

2. Data Kuantitatif ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Hasil Penelitian ………... 1. Analisis Kebutuhan ... 2. Deskripsi Produk Awal ... a. Perangkat pembelajaran... b. Media Kartu Domino Modifikasi ... 3. Hasil Validasi dan Revisi Produk ... a. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... b. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV ... c. Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 4. Kajian dari Uji Coba Produk (uji terbatas) ... 5. Kajian Hasil Uji Coba Pemakaian ... 6. Kajian Produk Akhir ... 73 73 76 77 78 81 81 84 87 92 98 101 B. Pembahasan ... 103

BAB IV PENUTUP ... 113

A. Kesimpulan ... 113

B. Keterbatasan Penelitian ... 115

C. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 120


(17)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 55

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 61

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner ... 62

Tabel 3.4. Pedoman Wawancara ... 63

Tabel 3.5. Instrumen Validasi Media Pembelajaran ... 64

Tabel 3.6. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 66

Tabel 3.7. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 70

Tabel 3.8. Klasifikasi Rata-rata Respon Siswa ... 72

Tabel 4.1. Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran oleh Pakar Media Pembelajaran …... 84

Tabel 4.2. Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Oleh Guru Kelas IV... 86

Tabel 4.3. Tabel Komentar dan Revisi Empat Validator ... 86

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 92

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Evaluasi I... 93

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Validitas Soal Essay Evaluasi I ... 94

Tabel 4.7. Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda pada Evaluasi I ... 94

Tabel 4.8 Hasil Reliabilitas Soal Essay pada Evaluasi I ... 95

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Evaluasi II ... 95

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Validitas Soal Essay pada Evaluasi II ... 96

Tabel 4.11 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda pada Evaluasi II ... 96

Tabel 4.12. Hasil Reliabilitas Soal Essay pada Evaluasi II ... 97

Tabel 4.13. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Respon Siswa saat Uji Terbatas ... 98


(18)

xvi

Tabel 4.15. Rekapitulasi Pakar Media Pembelajaran dan Guru Sekolah Dasar ... 104 Tabel 4.16. Desain Media Kartu Domino Modifikasi Pada Materi Indra Pendengar ... 109


(19)

xvii DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Literature Map dari Peneliti Terdahulu ………... 48

Bagan 2.2. Kerangka Berpikir ………... 51

Bagan 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D ………. 54 Bagan 3.2. Prosedur Pengembangan Media Domino Modifikasi ………. 56


(20)

xviii DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1. Perhitungan Rerata Hasil dengan Skala Likert ... 69 Rumus 3.2. Penentuan Jarak Interval ... 70


(21)

xix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kartu Domino ……… 28

Gambar 2.2. Kartu Domino Modifikasi ………. 30

Gambar 2.3. Bagian-bagian Telinga ……….. 39


(22)

xx DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 121 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 122 Lampiran 3. Surat Ijin Validasi ... 123 Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 124 Lampiran 5a. Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Pakar Media (A) … 126 Lampiran 5b. Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Pakar Media (B) …. 130 Lampiran 5c. Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Guru Kanisius

Minggir ... 134 Lampiran 5d. Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Guru Kanisius

Kenteng ... 138 Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Validasi Media Pembelajaran ... 142 Lampiran 7a. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Pakar Media

(A)………. 145

Lampiran 7b. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Pakar Media

(B) ... 150 Lampiran 7c. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Guru Kanisius

Minggir ... 155 Lampiran 7d. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Guru Kanisius

Kenteng ... 160 Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 165 Lampiran 9. Kuesioner Respon Siswa Terhadap Media Kartu Domino

Modifikasi ... 169 Lampiran 10. Hasil Kuesioner Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran (Uji


(23)

xxi Lampiran 11. Hasil Kuesioner Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran (Uji

Pemakaian) ... 174 Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa ... 182 Lampiran 13a. Soal Evaluasi I ... 184 Lampiran 13b. Soal Evaluasi II ... 188 Lampiran 14a. Rekapitulasi Nilai Evaluasi I Uji Coba Produk (Uji Coba Terbatas)

... 193 Lampiran 14b. Rekapitulasi Nilai Evaluasi II Uji Coba Produk (Uji Coba

Terbatas) ... 194 Lampiran 14c. Rekapitulasi Nilai Evaluasi I Uji Pemakaian ... 195 Lampiran 14d. Rekapitulasi Nilai Evaluasi II Uji Pemakaian ... 196 Lampiran 15. Perangkat Pembelajaran ... 197 Lampiran 16. Kartu Domino Modifikasi Materi Indra Peraba (Pertemuan 2)... 255 Lampiran 17. Aturan Permainan Kartu Domino Modifikasi ... 260 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian ... 261


(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I akan diuraikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat pengembangan, (5) definisi operasional, (6) spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Susanto, 2013 : 19). Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. Dengan demikian, tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mencapai perkembangan optimal yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas dan fasilitas yang diberikan guru sebagai sarana dalam pembelajaran.

Salah satunya adalah pentingnya penggunaan media pembelajaran. Menurut Raharjo (dalam Kustandi, dkk., 2011: 7) media adalah wadah dari


(25)

2 pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Kustandi, dkk., 2011 : 7) secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian tersebut guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Pentingnya peran media pembelajaran dalam proses pembelajaran, menuntut seorang guru untuk mampu menggunakan media yang menarik dan menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sering kali siswa tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan dan menjemukan. Hal ini sesuai dengan kondisi yang terjadi di SD Kanisius Kenteng.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV yaitu Bapak A.A.F, S.Pd. pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 12.30 di ruang kelas IV SD Kanisius Kenteng, beliau mengatakan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan pada beberapa materi. Salah satunya adalah materi Panca Indra, karena materi pada bab ini cukup banyak dan terdapat beberapa istilah yang sulit dipahami oleh siswa. Beliau juga mengatakan bahwa penggunaan media pembelajaran masih minim. Tidak semua materi pembelajaran didukung oleh media khusus. Sehingga beliau sering menggunakan media berupa gambar dalam proses pembelajaran. Menurut beliau, siswa terlihat pasif jika proses pembelajaran yang dilakukan monoton dan tidak


(26)

3 menggunakan media pembelajaran. Beliau mengatakan bahwa belum ada media untuk menunjang pembelajaran IPA pada materi Panca Indra. Menurut beliau peran media menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam materi yang diajarkan.

Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan sebuah media yang inovatif untuk menunjang proses pembelajaran terlebih pada materi yang sulit bagi siswa. Melihat masalah tersebut, maka peneliti mencoba mencari inovasi dalam menyampaikan materi panca indra dengan mengembangkan media pembelajaran. Sanjaya, (2012 : 118) mengatakan bahwa menurut sifatnya media pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam yaitu media auditif, visual, dan audio visual. Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara. Beberapa contoh media visual adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

Media pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti termasuk jenis media visual, yaitu kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan indra peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng. Banyak penelitian sebelumnya yang meneliti tentang media kartu domino sebagai sarana belajar siswa. Salah satunya adalah penelitian pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh Nengsih dan


(27)

4 Rochmawati (2014) dengan judul Pengembangan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui respon siswa dan kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kajian ini menunjukan bahwa media kartu domino mendapat respon yang baik oleh siswa dan media kartu domino layak digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian yang lain dilakukan oleh Arrahmah (2015) dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Modifikasi Kartu Domino Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Sirkulasi Darah. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah. Kajian ini menunjukkan bahawa terdapat pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa. Hasil studi pustaka tersebut adalah salah satu alasan peneliti yang kuat untuk mengembangkan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng. Media pembelajaran yang dikembangkan terbatas pada materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.


(28)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng?

2. Bagaimana kualitas media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui prosedur pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.

2. Mengetahui kualitas media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.


(29)

6 D. Manfaat Pengembangan

Penelitian Pengembangan Media Pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti memliliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

a. Memiliki pengetahuan tentang penelitian jenis Research and Development (R&D).

b. Memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian Research and Development (R&D) dalam mengembangkan media pembelajaran

“Kartu Domino Modifikasi” pada pembelajaran IPA materi indra

pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

c. Memiliki produk berupa media pembelajaran “Kartu Domino

Modifikasi”.

2. Bagi guru

a. Memberikan pengalaman bagi guru-guru Sekolah Dasar untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

b. Sebagai referensi penggunaan media dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah

Menambah media pembelajaran konvensional sebagai sarana pendukung pembelajaran untuk kelas IV SD.

4. Bagi Prodi PGSD

Memiliki bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development khususnya dalam upaya untuk


(30)

7 mengembangkan media pembelajaran Kartu Domino Modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

E. Definisi Operasional

1. Teori perkembangan anak

Tahap perkembangan anak menurut Piaget, anak pada usia 7 – 11 tahun berada dalam tahap operasi konkret yaitu anak sudah bisa memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.

2. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat atau sarana pengiriman pesan dari pengirim ke penerima untuk menunjang ketercapaian tujuan dari proses pembelajaran.

3. Kartu domino modifikasi

Kartu domino modifikasi merupakan salah satu permainan yang dapat merangsang aktivitas otak, berpikir kritis, dan melatih kerja sama dalam memainkannya.

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswanya dalam belajar.

5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, produk, proses dan sikap.


(31)

8 6. Materi Indra Pendengar dan Peraba

Materi indra pendengar dan peraba merupakan salah satu materi dalam bab panca indra pada Standar Kompetensi 1. memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta pemeliharaannya sesuai dengan kurikulum KTSP 2006.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi media kartu domino modifikasi meliputi aspek tampilan, isi, bahasa dan cara penggunaan.

1. Aspek tampilan

a. Kartu domino terbuat dari kertas jenis Certificate Paper 200gsm, dengan tebal 1 milimeter.

b. Ukuran kartu domino modifikasi yaitu panjang 12,5 cm dan lebar 5,5 cm.

c. Setiap satu set terdiri dari 21 kartu. Kartu pertama adalah kartu start yang digunakan sebagai kartu pembuka. Kartu terakhir adalah kartu finish sebagai kartu penutup.

d. Setiap kartu memiliki dua bagian, ruas kanan berisi pernyataan sedangkan ruas kiri berisi jawaban dari pernyataan pada kartu sebelumnya.

e. Background pada media kartu domino modifikasi untuk materi indra pendengar adalah colorful dan dilapisi dengan kotak berwarna abu-abu pada ruas kiri dan warna putih pada ruas kanan. Jenis huruf yang digunakan pada judul kartu adalah Gloucester MT


(32)

9 Extra Condensed dengan ukuran 20pt. Sedangkan pada kartu soal dan jawaban menggunakan font standar yaitu Calibri. Ukuran huruf beragam mulai dari 12-20pt.

f. Background pada media kartu domino modifikasi untuk materi indra peraba yaitu gambar tangan yang berwarna warni dan dilapisi dengan kotak berwarna kuning pada ruas kiri dan biru pada ruas kanan. Jenis huruf yang digunakan pada judul kartu adalah Gloucester MT Extra Condensed dengan ukuran 20pt. Sedangkan pada kartu soal dan jawaban menggunakan font standar yaitu Calibri. Ukuran huruf beragam mulai dari 12-20pt.

2. Aspek Isi

Kartu domino modifikasi berisi materi pada: a. Standar Kompetensi

1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya.

b. Kompetensi Dasar

1.3Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.

c. Indikator

1.3.5 Menyebutkan bagian-bagian telinga

1.3.6 Menyebutkan berbagai macam penyakit pada telinga. 1.3.7 Menjelaskan cara merawat kesehatan telinga.


(33)

10 1.3.12 Menyebutkan berbagai penyakit kulit.

1.3.13 Menjelaskan cara merawat kesehatan kulit. 3. Aspek Bahasa

Kalimat dalam kartu domino modifikasi ditulis dengan kalimat baku sesuai dengan EYD. Kalimat dibuat dengan sederhana agar mudah dihami oleh siswa.

4. Aspek penggunaan

Media pembelajaran kartu domino modifikasi sangat praktis, mudah dibawa, dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Dalam penggunaannya dapat dilihat pada aturan permainan kartu domino modifikasi di bawah ini :

a) Permainan kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA ini dimainkan oleh 4-5 orang siswa.

b) Setiap kelompok diberikan 21 kartu. 20 kartu domino dibagikan secara merata kepada setiap anggota kelompok dan 1 kartu digunakan sebagai kartu pembuka untuk memulai permainan. c) Sambil mengisi LKS, siswa menentukan orang pertama yang

memainkan permainan terlebih dahulu

d) Konsep pada ruas kanan hanya dapat dijodohkan dengan konsep pada ruas kiri pada kartu yang lain.

e) Setelah kartu pertama dikeluarkan, pemain pertama harus mencari jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu pertama sebelah kanan dengan kartu konsep yang sebelah kiri pada kartu lain.


(34)

11 f) Setelah itu pemain kedua juga bermain dengan mencari jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu kedua sebelah kanan dengan konsep pada kartu sebelah kiri pada kartu yang lain. g) Begitu seterusnya dimainkan oleh pemain selanjutnya hingga


(35)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini akan membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) kajian penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

A. Kajian Teori

1. Teori Perkembangan Anak

Syah (2008 : 11) mengatakan bahwa sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah. Penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologi yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan berlanjut terus hingga akhir hayat. Menurut Piaget (dalam Sapriati, 2011 : 1.5 – 1.15) secara garis besar, Piaget membedakan empat tahap dalam perkembangan kognitif seorang anak yaitu :

1) Tahap sensori motor (lahir – 2 tahun)

Ada tiga kemampuan penting yang dicapai anak pada masa sensori motor, yaitu :

a. Kemampuan mengontrol secara internal, yaitu terbentuknya kontrol dari dalam pikirannya terhadap dunia nyata. Sampai dengan usia dua tahun, anak mengalami pergantian persepsi


(36)

13 dari motor murni ke arah gambaran berupa simbol (lambang).

b. Perkembangan konsep kenyataan. Pada akhir tahap ini anak akan menyadari bahwa dunia ini ada dan tetap ada, sehingga anak akan mengetahui bahwa suatu benda itu ada.

c. Perkembangan pengertian beberapa sebab dan akibat. 2) Tahap pra-operasional (usia 2 – 7 tahun)

Pada tahap ini anak dapat mengucapkan satu dua patah kata hingga anak dapat menyusun suatu kalimat. Tahap ini disebut tahap pre-operasional karena anak tidak akan memiliki kemampuan berpikir yang operasional sampai anak mencapai usia tujuh tahun dan kadang-kadang disebut sebagai tahapan intuisi. Dikatakan demikian karena pada tahapan ini intuisi yang dipengaruhi oleh egosentrisme berperan sangat penting dalam cara berpikir anak. Yang dimaksud dengan egosentrisme adalah bahwa anak memandang sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. 3) Operasi konkret (usia 7 – 11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan pada awalnya lagi. Dengan operasi itu anak telah mengembangkan


(37)

14 sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. 4) Operasi formal (usia 11 tahun ke atas)

Anak usia 11 tahun ke atas memasuki tahap formal operasional. Tahap ini adalah tahap akhir dari perkembangan struktur berpikir. Anak pada tahap ini telah dapat melakukan operasi secara logis tetapi masih mengalami kemampuan yang terbatas. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan anak menurut Piaget adalah (1) tahap sensori motor pada bayi yang baru lahir sampai usia 2 tahun, (2) tahap pra operasional pada anak usia 2 sampai 7 tahun, (3) tahap operasi konkret pada anak usia 7 sampai 11 tahun, dan (4) tahap operasi formal pada anak usia 11 tahun ke atas. Anak pada usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasi konkret, anak sudah bisa memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Media secara garis besar berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2014 : 3) menyatakan bahwa secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam


(38)

15 pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2012 : 58) juga mengatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kustandi (2011 : 8) media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Association of Education and Comunication Technology (dalam Kustandi, 2011 : 8) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun Hamidjojo (dalam Kustandi, 2011 : 8) memberi batasan media sebagai semua bentuk


(39)

16 perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana pengiriman pesan dari pengirim ke penerima untuk menunjang ketercapaian tujuan dari proses pembelajaran.

b. Landasan teoritis penggunaan media

Menurut Bruner (dalam Arsyad, 2014 : 10 - 11), ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu :

1) Pengalaman langsung (enactive).

Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata

“kolase”. Maka siswa akan langsung membuat sebuah kolase. 2) Pengalaman pictorial/gambar (iconic).

Pengalaman pictorial/gambar adalah tahap pengilustrasian benda dengan menggunakan gambar, foto, ataupun video.

Siswa dapat memahami “kolase” melalui gambar, foto

ataupun video tersebut.

3) Pengalaman abstrak (symbolic).

Pengalaman abstrak adalah siswa mencocokkan mengenai apa yang didengar atau dilihat dengan gambar atau melalui pengalaman langsung. Apabila siswa mendengar kata


(40)

17

“kolase” maka secara abstrak siswa akan memiliki gambaran

mengenai kolase dengan menggunakan pengalaman langsung dan gambar ilustrasi. Ketiga pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang baru.

Salah satu yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teoritis penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah kerucut pengalaman Dale. Kerucut pengalaman Dale merupakan elaborasi dari konsep tiga tingkatan yang sebagaimana telah dikemukakan oleh Bruner sebelumnya. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Begitu juga sebaliknya, semakin abstrak siswa mempelajari bahan pengajaran misalnya hanya mengandalkan verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang diperoleh siswa.

c. Ciri-ciri media pembelajaran

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2014 : 15-17) mengungkapkan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

1) Ciri fiksatif (Fixative Property)

Menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.


(41)

18 Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kemera dengan mudah dapat diproduksi, bisa kapan saja diperlukan.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, metamorfosis katak, bagaimana proses berudu menjadi katak dewasa dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, reaksi kimia atau kejadian tsunami dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

3) Ciri distributif (Distributive Property)

Ciri distibutif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.


(42)

19 d. Tujuan dan manfaat media pembelajaran

Berikut merupakan tujuan dan manfaat media pembelajaran yang dikutip dari Sanaky (2013 : 5).

1) Tujuan media pembelajaran

a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas. b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.

d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

2) Manfaat media pembelajaran

a) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar :

(1) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(2) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.

(3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.

(4) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

(5) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.


(43)

20 (7) Meningkatkan kualitas pengajaran.

(8) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar. (9) Menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara

sistematik, sehingga memudahkan penyampaian. (10) Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang

menyenangkan dan tanpa tekanan. b) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar

(1) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

(2) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar.

(3) Memudahkan pembelajar untuk belajar. (4) Merangsang pembelajar untuk belajar.

(5) Pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan.

(6) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.

Sedangkan Sanjaya (2012 : 70-71) memaparkan manfaat media pembelajaran secara khusus yaitu :

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi


(44)

kupu-21 kupu, proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi oleh sperma hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami siswa. Media pembelajaran dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar misalnya alat-alat perang, binatang buas, benda-benda langit, guru dapat memanfaatkan media film slide, gambar atau foto-foto.

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat.

Berdasarkan beberapa paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai berbagai tujuan dan manfaat. Secara umum tujuan media adalah untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan manfaat media secara umum adalah


(45)

22 memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

e. Fungsi media pembelajaran

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang ditimbulkannya. Media memiliki posisi yang sangat integral dari pembelajaran. Menurut Sanaky (2013 : 7) fungsi media pembelajaran adalah :

1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka, 2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,

3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, 4) Memberi kesamaan persepsi,

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak, 6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten,

7) Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2014 : 20 – 21) fungsi media pembelajaran dibedakan menjadi empat yaitu:


(46)

23 1) Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.

2) Fungsi afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar. Gambar dan lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

3) Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.


(47)

24 Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media secara umum adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran.

f. Pemilihan media pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran agar media yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran. Terdapat enam prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang dipaparkan oleh Sanjaya (2012 : 75 – 76). Ke enam prinsip tersebut yaitu :

1) Penggunaan media harus dilihat dari sudut kepentingan siswa, bukan dari kepentingan guru.

2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran.

4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.

5) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi. Media yang membutuhkan peralatan mahal


(48)

25 belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai.

6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

g. Klasifikasi media pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu menurut sifatnya, kemampuan jangkauan, teknik pemakaian, bentuk dan penyajian.

Berikut ini adalah klasifikasi media pembelajaran menurut Sanjaya (2012 : 118 -120).

1) Berdasarkan sifatnya a) Media auditif

Media yang mempunyai unsur suara dan hanya dapat didengar saja. Seperti tape recorder, radio, kaset, dan piringan hitam.

b) Media Visual

Media yang hanya dapat dilihat saja dan tidak mengandung unsur suara. Contoh media visual adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.


(49)

26 c) Media audio visual

Jenis media yang mengandung unsur suara dan gambar. Contoh media audio visual adalah video, film, slide suara dan sebagainya.

2) Berdasarkan kemampuan jangkaunya.

a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruang khusus. b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu seperti film, video, dan lain sebagainya. 3) Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya.

a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media ini membutuhkan proyektor untuk memproyeksikan media tersebut. Tanpa dukungan alat proyeksi maka penggunaan media semacam ini tidak akan optimal.

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan berbagai bentuk media grafis lainnya. 4) Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya

Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu :


(50)

27 a) Kelompok satu meliputi media grafis, media bahan cetak

dan gambar diam.

b) Kelompok kedua (kelompok media proyeksi diam) meliputi OHP/OHT, Oppaque Projector, media Slide, media film stripe.

c) Kelompok ketiga adalah media audio. Penyampaian pesan media audio berupa kata-kata dan sound effect.

d) Kelompok ke empat adalah media audio visual diam. Media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan. Misalnya sound slide, film stripe bersuara.

e) Kelompok ke lima adalah film (motion picture). Film merupakan serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak.

f) Kelompok ke enam adalah media televisi. Televisi merupakan media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak.

g) Kelompok ke tujuh adalah multimedia. Multimedia adalah sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.


(51)

28 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut karakteristiknya media dibedakan menjadi empat kelompok besar yaitu (1) berdasarkan sifatnya (2) berdasarkan kemampuan jangkauan (3) berdasarkan teknik pemakaiannya (4) berdasarkan bentuk dan cara penyampaiannya.

3. Kartu Domino Modifikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 339) kartu domino adalah sebuah kartu permainan dengan 28 kartu yang bermata atau bertitik besar. Tiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Permainan domino umumnya dimainkan oleh 4 orang, namun dapat juga kurang atau lebih. Cara bermain kartu domino adalah dengan meletakkan kartu yang bernilai paling kecil terlebih dahulu yaitu kartu kosong, kemudian diikuti oleh pemain lain, dengan menyambungkan kartu dengan nilai yang bersesuaian sehingga membentuk suatu pola yang tidak terputus. Berikut adalah bentuk kartu domino pada umumnya.


(52)

29 Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan sebuah media pembelajaran yaitu kartu domino yang sudah dimodifikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modifikasi berarti pengubahan atau perubahan. Sehingga kartu domino modifikasi dapat diartikan sebagai media pembelajaran berupa kartu domino yang telah mengalami perubahan baik dalam segi fisik maupun isi. Permainan kartu domino sangat bagus untuk membantu merangsang aktivitas otak. Karena dalam permainan kartu domino pemain harus benar-benar berkonsentrasi. Menurut Sanjaya (2012 : 118 – 120) media kartu domino modifikasi adalah media cetak yang termasuk dalam media visual. Media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba yang dikembangkan memuat salah satu ciri media yaitu ciri manipulatif. Media dapat memunculkan objek yang tidak mungkin didatangkan atau dilihat langsung oleh manusia. Dalam media kartu domino modifikasi ini ciri manipulatif terdapat pada beberapa gambar bagian-bagian telinga dalam.

Kelebihan dari media kartu domino modifikasi adalah praktis bisa digunakan setiap waktu dan tempat, serta tidak membutuhkan keterampilan khusus dalam penggunaannya. Kekurangan dari media kartu domino modifikasi adalah tidak tahan lama karena hanya terbuat dari kertas yang dilaminating. Berikut adalah contoh media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA.


(53)

30 Gambar 2.2. Kartu domino modifikasi

Adapun aturan dalam permainan kartu domino modifikasi berbeda dengan permainan kartu pada umumnya. Aturan-aturan dalam permainan kartu domino modifikasi tersebut adalah permainan dapat dimainkan oleh 4-5 orang siswa. Setiap kelompok diberikan 21 kartu. 20 kartu domino dibagikan secara merata kepada setiap anggota kelompok dan 1 kartu digunakan sebagai kartu pembuka untuk memulai permainan. Sambil mengisi LKS, siswa menentukan orang pertama yang memainkan permainan terlebih dahulu. Setelah kartu pertama dikeluarkan, pemain pertama harus mencari jawaban dengan cara mencari pasangan kartu. Begitu seterusnya dimainkan oleh pemain selanjutnya hingga semua anggota melakukan permainan dan mengisi LKS.

Ruas kiri (jawaban dari pernyataan pada kartu sebelumnya)

Ruas kanan (pernyataan)

Ruas kiri (jawaban

dari pernyataan pada kartu sebelumnya)


(54)

31 Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kartu domino modifikasi merupakan salah satu permainan yang mampu merangsang aktivitas otak dalam memainkannya, berpikir kritis, dan melatih kerja sama. Sehingga permainan kartu domino modifikasi dapat diaplikasikan dalam pembelajaran.

4. Pembelajaran

Menurut Sadiman (dalam Kustandi, dkk., 2011 : 5), Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. Dengan demikian, tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mencapai perkembangan optimal yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas dan fasilitas yang diberikan guru sebagai sarana dalam pembelajaran.

Menurut Kustandi (2011 : 5) ada lima ciri-ciri pembelajaran yaitu :

a. Pada proses pembelajaran, guru harus menganggap siswa sebagai individu yang mempunyai unsur-unsur dinamis yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang. b. Pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa karena


(55)

32 c. Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja.

d. Pembelajaran bukan kegiatan insidental, tanpa persiapan. e. Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang

memungkinkan siswa dapat belajar.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswanya dalam belajar.

5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar a. Hakikat IPA

Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2011 : 2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Samatowa (2011 : 3) ilmu pengetahuan alam dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler yang dikutip oleh (Samatowa, 2011 : 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis, tersusun secara teratur, berlaku umum berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen yang sistematis. Artinya pengetahuan tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan


(56)

33 lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan tidak hanya berlaku untuk seseorang atau beberapa orang saja. Dengan melakukan eksperimen yang sama maka akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Sapriati, 2011 : 2.3).

Dijelaskan pula oleh Susanto (2013 : 167) bahwa hakikat pembelajaran sains yang didefiniskan sebagai ilmu pengetahuan alam diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk merupakan hasil penelitian dari ilmuwan yang sudah membentuk konsep dan dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis, seperti fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori IPA. Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu dalam IPA untuk menemukan fakta atau konsep membutuhkan proses. Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains yang meliputi mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan. Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013 : 169) yaitu sikap


(57)

34 ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan disiplin. Sikap-sikap ilmiah tersebut dikembangkan melalui kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA misalnya saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan proyek di lapangan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan seluruh isinya dan bersifat objektif. Pembelajaran IPA diklasifikasikan menjadi tiga yaitu (1) ilmu pengetahuan alam sebagai produk berupa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuwan, (2) ilmu pengetahuan alam sebagai proses yang meliputi mengamati, mengukur, mengklasifikasi dan menyimpulkan, (3) ilmu pengetahuan alam sebagai sikap.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Samatowa (2011:6) diantaranya adalah sebagai berikut :

1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, artinya IPA merupakan dasar teknologi yang penting bagi suatu bangsa.

2) Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.


(58)

35 3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh siswa, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, produk, proses, dan sikap.

6. Materi Indra Pendengar dan Peraba a. Telinga

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar sehingga manusia dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitarnya. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga adalah tempat beradanya indra pendengaran yang memiliki saraf pendengaran. Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.


(59)

36 1. Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a) Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk. Kelenjar lilin pada telinga menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b) Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui


(60)

37 jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang pendengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c) Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut:

(1) Tiga saluran setengah lingkaran (2) Ampula

(3) Utrikulus (4) Sakulus


(61)

38 (5) Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang ssberhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membrane tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap


(62)

39 rangsang bunyi ini disebut organ Korti. Berikut ini adalah gambar bagian-bagian telinga.

Gambar 2.3 Bagian-bagian telinga(sumber : www.dosenbiologi.com)

2. Kelainan Pada Telinga

Penyakit atau kelainan yang dapat menyerang telinga adalah sebagai berikut.

a) Radang Telinga

Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri, jamur, atau virus yang masuk melalui berbagai cara misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus misalnya virus influenze yang masuk dari rongga mulut melalui saluran Eustachius.


(63)

40 b) Otosklerosis

Penyakit ini merupakan tuli yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter THT. Otosklerosis adalah penyakit primer dari tulang-tulang pendengaran dan otic capsule. Proses ini menghasilkan tulang yang lebih lunak dan berkurang densitasnya (otospongiosis). Gangguan pendengaran disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari spongy bone-like tissue yang menghambat tulang- tulang di telinga tengah, terutama stapes untuk bergerak dengan baik. Pertumbuhan tulang yang abnormal ini sering terjadi di depan dari jendela oval, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Normalnya, stapes yang merupakan tulang terkecil pada tubuh bergetar secara bebas mengikuti transmissi suara ke telinga dalam. Ketika tulang ini menjadi terfiksasi pada tulang sekitarnya, getaran suara akan dihambat menuju ke telinga dalam sehingga fungsi pendengaran terganggu. c) Tuli Mendadak

Tuli mendadak (istilah medis : sudden deafness) merupakan keadaan emergensi di telinga, dimana telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.


(64)

41 Dikatakan emergensi karena keadaan ini sering kali menetap, jika tidak diketahui cepat penyebabnya. Keluhan yang timbul biasanya terjadi penurunan pendengaran yang berat secara tiba-tiba, dapat disertai telinga berdengung (tinitus) dan rasa berputar (vertigo). Penyebab pasti kadang sulit untuk diketahui, umumnya diakibatkan gangguan pada saraf telinga (pada rumah siput / koklea) oleh berbagai hal seperti trauma kepala, trauma bising yang keras, infeksi virus, perubahan tekanan atmosfir dan adanya kelainan darah.

3. Cara Merawat Kesehatan Telinga

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat kesehatan telinga.

a) Membersihkan telinga dengan menggunakan kapas. b) Tidak mengorek telinga dengan menggunakan jari.

c) Tidak membersihkan telinga dengan menggunakan benda keras.

d) Jangan mendengarkan musik terlalu keras. e) Rajin memeriksakan ke dokter THT.


(65)

42 b. Kulit

Kulit, yang dikenal sebagai sistem integumentari, adalah organ terbesar tubuh. Kulit berfungsi sebagai penahan dua arah yaitu membantu menyimpan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi komponen-komponen tubuh bagian dalam,dan sekaligus mencegah masuknya organisme-organisme infeksius dan zat-zat beracun ke dalam tubuh. Kulit juga melindungi struktur-struktur internal dari kerusakan mekanis, seperti trauma eksternal (misalnya: radiasi ultraviolet).Kulit berfungsi sebagai medium untuk aliran darah dan ekskresi sampah melalui kelenjar keringat. Kedua fungsi tersebut berkaitan dalam pengaturan suhu tubuh dan hidrasi. Selain fungsi-fungsi tersebut terdapat persarafan/inervasi sensori yang masif pada kulit yang memungkinkan seseorang merasakan tekstur, suhu, dan kelembaban lingkungan. Kulit juga mempunyai peran berharga dalam mengekspresikan emosi oleh otak, melalui pergerakan perototan di bawahnya dan dilatasi atau konstruksi pembuluh-pembuluh darah di bawahnya untuk menimbulkan perasaan malu, takut, marah, kaget, dan sebagainya.

1. Susunan Kulit

Kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama: (i) epidermis, (ii) dermis, dan (iii) hypodermis. Epidermis terbentuk dari lima lapisan sel epithelial squamosa, diantaranya yang paling umum adalah keratinosit. Keratinosit adalah sel-sel yang


(66)

bertanggung-43 jawab untuk pembentukan keratin, protein struktural dari kulit, rambut, dan kuku. Sel-sel ini diyakini terlibat dalam proses imun dengan pertama kali melepaskan immunoglobulin A dan kemudian interleukin-1, yang memicu pengaktifan sel-sel T. Lapisan yang paling dalam, stratum germinativum, juga dikenal sebagai lapisan sel basal. Kurang lebih setengah dari keratinosit bergerak dari lapisan sel basal ke atas melalui semua lapisan epidermis yang lain. Sambil bergerak melalui lapisan-lapisan, strukturnya berubah dan sel-sel mulai memipih, kehilangan inti, dan akhirnya kering. Ketika sel-sel ini mencapai lapisan yang paling luar, stratum corneum, mereka kemudian dikenal sebagai sel tanduk. Inilah sebabnya stratum corneum juga disebut lapisan tanduk. Sel-sel tanduk yang mati kemudian luruh. Siklus regenerasi ini memerlukan waktu kurang lebih satu bulan. Umumnya, kandungan kelembaban epidermis berkisar dari 10% hingga 20%. Jika kelembaban terlalu rendah, maka dapat terbentuk kulit kering, retak, dan pecah-pecah. Berikut adalah gambar struktur kulit manusia.


(67)

44 Gambar 2.4. Struktur Kulit (www.dosenbiologi.com)

2. Penyakit pada kulit

Beberapa penyakit kulit yang sering dialami oleh manusia adalah eksem, kudis, panu, jerawat dan kusta.

a) Eksem

Eksem merupakan peradangan pada kulit, yaitu berupa kelainan pada kulit misalnya kulit merah, bengkak, dan terasa gatal. Jika kulit yang gatal digaruk maka akan menyebabkan penebalan pada kulit yang digaruk. Penyakit ini dapat disebabkan karena alergi atau penggunaan benda yang menyebabkan iritasi pada kulit.

b) Kudis

Kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman Sarcoptes. Kudis mudah menular melalui sentuhan terhadap bagian kulit yang terkenal kuman kudis.


(68)

45 c) Panu

Panu merupakan penyakit kulit yang tampak seperti bercak berbentuk bulatan putih dan gatal. Panu disebabkan oleh jamur yang menempel pada permukaan kulit.

d) Jerawat

Jerawat mudah tumbuh pada kulit wajah yang kotor dan berminyak. Kotoran yang menyumbat pori-pori kulit menimbulkan jerawat. Jerawat biasa tumbuh pada usia remaja dan masa pubertas.

e) Kusta

Kusta atau lepra termasuk salah satu penyakit infeksi manhun yang menyerang saraf dan kulit manusia. Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycrobacterium leprae. Penularan penyakit kusta dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita kusta dalam waktu lama.

3. Cara merawat kulit

Perawatan kulit dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mandi sedikitnya dua kali sehari dengan air bersih dan memakai sabun mandi, membiasakan untuk berganti pakaian yang bersih setiap hari khususnya pakaian dalam dan makan makanan yang mengandung vitamin, misalnya sayuran sehingga kulit menjadi halus dan segar. Jika ada kegiatan di bawah panas


(69)

46 matahari atau berenang, sebaiknya kulit diolesi dengan pelembap

atau “sun block” (penahan sinar matahari).

B. Penelitian yang Relevan

Pada penelitian relevan akan dibahas beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan:

1. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Nengsih dan Rochmawati (2014) dengan judul Pengembangan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengembangan kartu domino akuntansi dengan materi ayat jurnal penyesuaian, kelayakan kartu domino akuntansi dan respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan 20 siswa kelas XI IPS 2 sebagai subjek uji coba terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartu domino akuntansi sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan presentase kelayakan (82,46%). Hasil angket diketahui bahwa respon siswa terhadap kartu domino akuntansi sangat baik dengan presentase sebesar (95,4%).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Arrahmah (2015) dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Modifikasi Kartu Domino Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Sirkulasi Darah. Penelitian


(70)

47 tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah. Penelitian dilakukan di MTS Nurul Huda Jakarta. Jenis penelitian tersebut adalah kuasi eksperimen. Hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 9,08 dan ttabel 2,00, pada taraf signifikan 5% maka thitung > ttabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media modofikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli (2009) dengan judul

“Pengembangan Strategi Domino dalam Pembelajaran Menulis

Cerpen Siswa Kelas X SMA Islam Malang Tahun Pelajaran

2008/2009”. Hasil penelitian pengembangan model strategi Domino dalam pembelajaran menulis cerpen peserta didik SMA kelas X menunjukkan bahwa (1) strategi domino sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen, terbukti peserta didik mampu menulis cerpen dengan baik. Dalam hal ini, peserta didik mampu menulis cerpen dengan memilih dan mengembangkan tema berdasarkan ruang lingkup persoalan dalam kehidupan yang berbeda, sehingga hasil cerpen peserta didik sangat bervariasi, (2) strategi domino sangat membantu peserta didik pada tahap pemilihan dan pengembangan tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang, (3) dilihat dari pelaksanaannya, strategi domino ini sangat praktis, dan (4)


(71)

48 strategi domino ini mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar menulis cerpen.

Relevansi dari ketiga penelitian tersebut adalah peneliti sama-sama melakukan penelitian tentang media pembelajaran kartu domino. Sedangkan perbedaannya, peneliti ingin mengembangkan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA untuk materi indra pendengar dan indra peraba di SD Kanisius Kenteng.

Bagan 2.1. Literature Map dari Penelitian Terdahulu

Wahyuningsih (2017)

Pengembangan Media Kartu Domino Modifikasi Pada Pembelajaran IPA

Materi Indra Pendengar dan Indra Peraba Untuk Siswa Kelas IV SD

Kanisius Kenteng Nengsih dan Rochmawati (2014) Pengembangan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Materi Ayat Jurnal

Penyesuaian Arrahmah (2015) Pengaruh Penggunaan Media Modifikasi Kartu Domino Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Sistem Sirkulasi Darah Yuli (2009) Pengembangan Strategi Domino dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Islam Malang Tahun Pelajaran 2008/2009


(72)

49 C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas dan fasilitas yang diberikan guru sebagai sarana dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi untuk membuat suasana pembelajaran di kelas semakin aktif, efektif dan menyenangkan. Untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan guru tentunya membutuhkan media yang sesuai dengan kondisi siswa. Sedangkan pada kondisi nyata, penggunaan media pembelajaran oleh guru masih minim.

Berdasarkan analisis kebutuhan di SD Kanisius Kenteng, peneliti ingin mengembangkan sebuah media pembelajaran. Media Kartu Domino Modifikasi pada pembelajaran IPA diharapkan mampu mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan media kartu domino modifikasi siswa dapat belajar sekaligus bermain. Sehingga proses pembelajaran di kelas menjadi semakin aktif, efektif, dan menyenangkan. Media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA dikembangkan berdasarkan kajian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai kurikulum KTSP 2006. Materi dalam media kartu domino modifikasi sesuai dengan SK 1. yaitu memahami hubungan antara struktur organ


(73)

50 tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. KD 1.3 yaitu Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Serta indikator 1.3.5 Menyebutkan bagian-bagian telinga dan fungsinya, 1.3.6 Menyebutkan berbagai macam penyakit pada telinga, 1.3.7 Menjelaskan cara merawat kesehatan telinga, 1.3.11 Menyebutkan bagian-bagian kulit dan fungsinya, 1.3.12 Menyebutkan berbagai penyakit kulit dan 1.3.13 Menjelaskan cara merawat kesehatan kulit. Media kartu domino modifikasi dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah pengembangan menurut para ahli. Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir.


(1)

260 Lampiran 17.

ATURAN PERMAINAN KARTU DOMINO MODIFIKASI

1. Permainan kartu domino modifikasi IPA ini dimainkan oleh 4-5 orang siswa.

2. Setiap kelompok diberikan 21 kartu. 20 kartu domino dibagikan secara merata kepada setiap anggota kelompok dan 1 kartu digunakan sebagai kartu pembuka untuk memulai permainan.

3. Sambil mengisi LKS, siswa menentukan orang pertama yang memainkan permainan terlebih dahulu

4. Konsep pada ruas kanan hanya dapat dijodohkan dengan konsep pada ruas kiri pada kartu yang lain.

5. Setelah kartu pertama dikeluarkan, pemain pertama harus mencari jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu pertama sebelah kanan dengan kartu konsep yang sebelah kiri pada kartu lain.

6. Setelah itu pemain kedua juga bermain dengan mencari jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu kedua sebelah kanan dengan konsep pada kartu sebelah kiri pada kartu yang lain.

7. Begitu seterusnya dimainkan oleh pemain selanjutnya hingga semua anggota melakukan permainan dan mengisi LKS.


(2)

261 Lampiran 18.

DOKUMENTASI PENELITIAN

Peneliti sedang menjelaskan cara bermain kartu domino modifikasi pada saat Uji Coba Terbatas.

Antusias siswa ketika bermain kartu domino modifikasi pembelajaran IPA.


(3)

262 Peneliti meneliti pekerjaan siswa


(4)

263 Guru menjelaskan cara bermain kartu domino modifikasi

pembelajaran IPA

Guru meneliti pekerjaan siswa


(5)

264 Antusias siswa ketika bermain kartu domino modifikasi pembelajaran

IPA


(6)

265 BIODATA PENULIS

Tri Wahyuningsih lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada tanggal 13 Desember 1994. Memulai pendidikan taman kanak-kanak di TK Gotong Royong, Kabupaten Wonosobo. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD 2 Karangluhur yang terletak di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP 1 Muhammadiyah Wonosobo. Setelah lulus, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Wonosobo dan mengambil jurusan Multimedia. Pada tahun 2013, melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma sebagai mahasiswa PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah: kuasi eksperimen di MTS Nurul Huda Jakarta

5 19 227

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4.

0 6 264

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi Pencernaan Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Kenteng.

1 4 255

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi organ pernapasan pada manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran.

0 1 319

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 3 312

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng

0 1 286

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi Pencernaan Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

0 3 253

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi organ pernapasan pada manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran

7 33 317

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar

2 29 310

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERUPA KARTU DOMINO PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN KELAS IV SD/MI - Raden Intan Repository

0 0 114