Prosedur Keamanan Kerja Sistem Kerja yang Aman

Pada umumnya, ketika pemberi kerja menghadapi kesehatan, keselamatan, dan keamanan pekerja, mereka memikirkan pegurangan kecelakaan di tempat kerja, peningkatan praktik keselamatan karyawan. Akan tetapi, penyediaan keamanan untuk para karyawan telah menjadi lebih penting selama dekade terakhir ini. Survei terhadap profesional keamanan di perusahaan menyebutkan delapan persoalan keamanan yang utama di tempat kerja, menurut urutan, sebagai berikut: 1. Kekerasan di tempat kerja 2. Keamanan Internetintranet 3. Pemulihan gangguanbencana bisnis 4. Kejahatan kerah putih 5. Persoalan penyeleksianpenyaringan karyawan 6. Pencurian karyawan umum 7. Pelaksanaan bisnis yang tidak etis 8. Pencurian peranti kerasperanti lunak komputer.

2.5.2. Prosedur Keamanan Kerja

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan Standards Operation Procedure wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan keselamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO International Labour Organization menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja. Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

2.5.3. Sistem Kerja yang Aman

Sistem kerja yang aman merupakan metode kerja yang telah dipilih secara cermat yang memperhitungkan potensi bahaya – bahaya bagi pekerja maupun pihak lain seperti para tamu dan kontraktor, dan menyediakan sebuah kerangka kerja formal untuk memastikan bahwa seluruh langkah yang diperlukan untuk bekerja secara aman sudah diantisipasi dan diterapkan. Seluruh sistem kerja haruslah aman dan jika risikonya sedemikian rupa sehingga diperlukan petunjuk kerja yang tidak menimbulkan salah penafsiran sistem kerja tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis. Menurut Ridley 2008 prosedur umum untuk mengembangkan sistem kerja yang aman sebagai berikut : 1. Mengindentifikasi bahaya dari : a. Energi: listrik, uapair panas bertekanan tinggi, udara yang dimampatkan, sistem hidrolik, dan pegas yang ditekan. Universitas Sumatera Utara b. Material : korosif, gas asfiksian, dapat menyala dan meledak, substansi beracun. c. Peralatan : permesinan, kran dan perlengkapan pengangkat, alat transportasi internal. d. Tempat – tempat berbahaya : bekerja diketinggian, dalam ruangan sempit, dilingkungan yang tidak lazim 2. Menyingkirkan bahaya a. Mengubah proses dan atau materialnya 3. Menyediakan pelindung a. Pengaman b. Alat Pelindung Diri APD 4. Mengembangkan sistem kerja yang aman a. Dalam bentuk tertulis b. Menggunakan penggembokan dan surat izin – kerja 5. Menyediakan pelatihan yang sesuai 6. Menyediakan perlengkapan khusus a. Tali – temali pelindung b. Alat bantu pernafasanmasker c. Sumbat telinga d. Anjungan kerja yang aman 7. Memantau apakah sistem tersebut sudah diikuti. Universitas Sumatera Utara Uraian di atas dapat disimbolkan dalam singkatan ‘IRPSTEM’ yaitu : 1. I – Identify hazards identifikasi bahaya 2. R – Revome dangers hilangkan bahaya 3. P – Provide protection sediakan pelindung 4. S – Safe system work sistem kerja yang aman 5. T – Training pelatihan 6. E – Equipment perlengkapan yang memadai 7. M – Monitoring pemantauan Pemeliharaan keadaan yang aman termasuk pengertian tentang menciptakan keadaan yang aman. Untuk itu diperlukan sikap dan tindakan yang senantiasa mengarah kepada terciptanya keadaan yang aman dan terpercaya. Menurut Silalahi 1995 masalah yang harus dan dipelihara keamanannya adalah: 1. Keadaan lingkungan kerja yang perlu dipelihara antara lain: a. Pengaturan tata rumah tangga house keeping i. Kebersihan, ketertiban, keteraturan tempat kerja ii. Tata ruang b. Peredaran udara Ventilasi c. Penerangan secara alam dan bantuan lampu 2. Keadaan mesin dan peralatan serta bahan yang dipakai atau digunakan, yaitu: a. Kondisi perlindunganpengaman mesin-mesin dan perkakas b. Kondisi alat-alat kerja Universitas Sumatera Utara c. Kondisi bahan-bahan yang dipakai dan digunakan 3. Keadaan karyawan yang perlu diatur antara lain: a. Kondisi mental fisik b. Kebiasaan kerja baik dan aman c. Pemakaian alat-alat pelindung diri 4. Keadaan cara-cara kerja yang perlu diatur antara lain: a. Selalu menerapkan prosedur kerja yang aman b. Membuat prosedur tetap bagi kegiatan yang berulang c. Memupuk kebiasaan bekerja menurut petunjuk manual Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman maka diperlukan tindakan- tindakan untuk mengurangi kondisi tidak aman. Para rekayasawan yang aman hendaknya merancang pekerjaan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik. Selain itu, para penyelia dan manajer memainkan peran dalam mengurangi kondisi yang tidak aman. Tindakan - tindakan yang tidak aman seperti diuraikan diatas dapat merusak baik sistem kerja maupun karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, baik pihak manajemen dan ataupun karyawan harus melakukan tindakan untuk dapat meminimalkan kondisi tidak aman tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.5.4. Hubungan Keamanan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

31 176 154

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Coca Cola Amatil Medan

16 139 163

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA (STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT SEMEN BATURAJA (PESRSERO) PABRIK PANJANG)

13 87 110

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEKERJA.

0 6 13

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Persepsi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

1 2 7

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. GAMATEX CIMAHI.

1 3 58

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10