Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA MEDAN

TESIS

Oleh

YUIS NURMALINDA 067019134/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

YUIS NURMALINDA 067019134/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA MEDAN

Nama Mahasiswa : Yuis Nurmalinda

Nomor Pokok : 067019134

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Rismayani, SE, MS) (Drs. Syahyunan, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada:

Tanggal 17 Desember 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Rismayani, M.Si.

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si.

2. Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec. 3. Drs. H. B. Tarmizi, SU.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA MEDAN”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 17 Desember 2008 Yang membuat pernyataan,


(6)

ABSTRAK

Produktivitas kerja karyawan merupakan faktor utama bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan, antara lain: keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja. Dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan dengan peranan pimpinan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Teori Tentang Lingkungan Kerja, dan Teori Tentang Produktivitas Kerja Karyawan yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Pendekatan penelitian ini adalah survei. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah eksplanatori, dimana seluruh variabel diukur dengan skala likert. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel 34 responden. Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t) pada tingkat kepercayaan 95% ( =0,05). Sedangkan hipotesis kedua menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman.

Hasil analisis menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan (K3) serta lingkungan kerja secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0,000. Koefisien determinasi (R2) variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,916 yang berarti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh sebesar 91,6% dan sisanya 8,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.Hasil uji parsial keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki pengaruh positif (7,873) dan lebih dominan dibandingkan dengan lingkungan kerja yang memiliki pengaruh positif (5,329) terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh highly significant terhadap produktivitas kerja karyawan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja(K3) berhubungan sedang dengan peranan pimpinan.


(7)

ABSTRACT

The employee’s productivity is a primary factor for a company in reaching its goals. There are some factors that can influence the employee to increase their productivity such as: healthy safety work (K3) and environmental work. By giving a healthy safety work (K3) and environmental work, it’s expected that the employee’s will improve their productivity in carrying out their duties.

The cases in this research are how healthy safety work (K3) and environmental work influence the employee’s productivity at PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan and wich factor is the most dominant. Besides, the objectives of this research is to prove whether the application of healthy safety work related to the role of management.

The theories used in this research are the Healthy Safety Work Theory, Environmental Work Theory, and Theory about the Employee’s Productivity that related to Human Resource Management.

The approach of this research uses the survey method with quantitive characteristic. This research constitutes explanatory and all of variable is measured by likert scale. The method to getting sample uses purposive sampling method, with 34 respondent. The first hyphothesis test uses linier multiple regression analysis, with F-test and t-test on significant level 95% ( =0,05). The second hypothesis uses Sperman’s Rank Correlation test.

The result of this research show that healthy safety (K3) and environmental work simultaneously have a significant influence is equal to 0,000. The coefficient determination (R2) independent variable to dependen variable is 0,916 that means healthy safety (K3) and environmental work related 91,6% and the residue 8,4% is explained by the other variables. The result of healty safety (K3) parsial test have a positive correlation (7,873) more dominant compare to the environment work that have positive correlation (5,329) to the employee’s productivity. The result of Rank Spearman analysis show that the application of healthy safety (K3) have a medium correlation with the rule of management in PT.Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan.

The condusion of this research are the healthy safety work (K3) and environmental work related highly significant to the employee’s productivity and the application of healthy safety (K3) have a medium correlation with the rule of management.


(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis selama masa proses menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas akhir penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah : “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan“.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Hj. Rismayani, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(9)

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Sya‘ad Afifuddin, MEc, Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, dan Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Fahrurrozi Parinduri, M.Si selaku Diputi, Bapak Indra Siregar selaku Manajer Personalia dan Umum, dan Bapak Putu Karyana selaku Manajer Produksi dan maint yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta seluruh karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan yang bersedia memberikan informasi dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Seluruh sahabat Angkatan XI Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi dan memberikan semangat dalam penyelesaian tesis ini.

9. Sahabat-sahabat penulis yang terbaik: Mustiqo, Serly, Tuti, Pika, Noni, Bang Azi, Bang Syahri, Yudi dan Yayan yang selalu memberikan motivasi, semangat dan meluangkan waktunya bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

10. Khususnya kepada kedua Orang Tua penulis yang tercinta Drs. Parlindungan Parinduri, dan Marlaini Lubis, SE, terima kasih atas kasih sayang, doa, motivasi,


(10)

dan dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata dua. 11. Juga teristimewa kepada Abang penulis yang tersayang Iskandar Zulkarnain, ST,

dan kedua adik penulis Eka Ratna Puri, AM.Keb, dan Julianti Aisyah atas segala dukungan dan doanya.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis baik ketika masa kuliah maupun saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi banyak pihak, khususnya bagi penelitian di bidang sumber daya manusia.

Medan, 17 Desember 2008 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Yuis Nurmalinda Parinduri lahir di Medan tanggal 19 Oktober 1981, anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Drs. Parlindungan Parinduri dan Ibunda Marlaini Lubis, SE.

Pendidikan dimulai pada tahun 1986 di Taman Kanak-Kanak (TK) Swasta Amir Hamzah Medan dan selesai pada tahun 1987. Tahun 1987 di Sekolah Dasar (SD) Negeri 064981 Medan dan lulus tahun 1993. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Medan, lulus tahun 1996. Selanjutnya tahun 1996 meneruskan pendidikan ke Sekolah Menegah Umum (SMU) Negeri 18 Medan, lulus tahun 1999. Tahun 1999 melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) jurusan Ekonomi Manajemen, lulus tahun 2003 dan tahun 2006 melanjutkan ke Strata-2 Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bekerja sebagai Pegawai Administrasi pada SMP Negeri 37 Medan sejak tahun 2007 sampai sekarang.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 7

I.4 Manfaat Penelitian ... 7

I.5 Kerangka Berpikir ... 8

I.6 Hipotesis ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

II.1 Penelitian Terdahulu ... 13


(13)

II.2.1 Pengertian dan Syarat-Syarat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) ... 14

II.2.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)... 15

II.3 Teori Tentang Lingkungan Kerja ... 18

II.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 18

II.3.2 Jenis Lingkungan Kerja ... 20

II.3.3 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ... 20

II.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ... 22

II.3.5 Pemantauan Lingkungan Kerja ... 23

II.4 Teori Tentang Kecelakaan Kerja ... 24

II.4.1 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ... 24

II.4.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja... 28

II.5 Teori Tentang Produktivitas Kerja... 28

II.5.1 Pengertian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 28

II.5.2 Ukuran-Ukuran Produktivitas Kerja... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

III.2 Metode Penelitian ... 33

III.3 Populasi dan Sampel ... 34


(14)

III.5 Jenis dan Sumber Data ... 36

III.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 36

III.6.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 37

III.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 39

III.7 Hipotesis Pertama ... 40

III.7.1 Identifikasi Variabel ... 40

III.7.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

III.7.3 Metode Analisis Data ... 42

III.7.3.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 42

III.7.3.2 Uji Serempak (Uji F) ... 42

III.7.3.3 Uji Parsial (Uji T) ... 43

III.7.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 44

III.7.4.1 Uji Normalitas Data ... 44

III.7.4.2 Uji Multikolinieritas ... 45

III.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

III.8 Hipotesis Kedua ... 46

III.8.1 Identifikasi Variabel ... 46

III.8.2 Definisi Operasional Variabel ... 47

III.8.3 Metode Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50


(15)

IV.1.1 Gambaran Umum PT. Sinar Sosro ... 50

IV.1.2 Visi dan Misi PT. Sinar Sosro... 54

IV.1.3 Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro ... 54

IV.1.4 Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja... 63

IV.1.5 Unsur-Unsur Biaya Produksi PT. Sinar Sosro ... 65

IV.1.6 Uraian Proses Produksi ... 68

IV.1.7 Proses Pengisian Dalam Botol ... 70

IV.1.8 Hasil Produksi ... 71

IV.2 Karakteristik Responden ... 72

IV.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

IV.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 73

IV.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 73

IV.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa kerja ... 74

IV.3 Analisis Deskripsi Variabel ... 75

IV.3.1 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 75

IV.3.2 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Lingkungan Kerja ... 84

IV.3.3 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Produktivitas Kerja ... 89

IV.3.4 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 94

IV.3.5 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Peranan Pimpinan ... 97


(16)

IV.4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ...101

IV.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Data ...101

IV.4.1.2 Hasil Uji Multikolinieritas ...103

IV.4.1.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ...104

IV.4.2 Hasil Uji Hipotesis Pertama ...105

IV.4.2.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...105

IV.4.2.2 Hasil Uji Serempak (Uji F) ...106

IV.4.2.3 Hasil Uji Parsial (Uji T) ...107

IV.4.3 Hasil Uji Hipotesis Kedua...111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...114

V.1 Kesimpulan ...114

V.2 Saran ...114


(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1 Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan ... 2

II.1 Tanggung Jawab Umum Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 17

II.2 Keuntungan Promosi Kesehatan Bagi Perusahaan dan Bagi Pekerja di Tempat Kerja ... 21

II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... 31

III.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 35

III.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 38

III.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 39

III.4 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 41

III.5 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 47

III.6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 49

IV.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan ... 63

IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 73

IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 74

IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 74

IV.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ...103

IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas ...103


(18)

IV.9 Hasil Uji Determinasi ...105

IV.10 Hasil Uji Serempak (Uji F) ...106

IV.11 Hasil Uji Parsial (Uji T)...107


(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1 Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama ... 11

I.2 Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 12

II.1 Nilai Ambang Batas (Nilai Tertinggi Yang Masih Aman Bagi Pekerja) ... 27

IV.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro... 55

IV.2 Proses Persiapan Air ... 68

IV.3 Proses Pencampuran TCP dan Sirup Gula ... 69

IV.4 Proses Pengisian Teh Botol Sosro ... 70

IV.5 Grafik Normal Plot ... 101

IV.6 Grafik Histogram ... 102


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Tabulasi Jawaban Responden untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ...119

II Hasil Uji Validitas ...120

III Hasil Uji Reliabilitas ...125

IV Karakteristik Responden...127

V Tabulasi Jawaban Responden ...128

VI Hasil Tanggapan Responden ...129

VII Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Tahun 2005-2007...134

VIII Perjanjian Kerja Sama PT. Sinar Sosro Cabang Deli Serdang-Medan Dengan Federasi Serikat Pekerja ...135

IX Surat Permohonan Izin Penelitian ...139


(21)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di awal abad 21 ini, Indonesia menghadapi banyak tantangan yang tidak dapat dihindari yaitu terjadinya arus globalisasi yang ditandai dengan adanya pasar bebas, perkembangan teknologi dan lain sebagainya yang tiada batasnya melanda seluruh dunia pada saat ini, dimana seluruh masyarakat dapat merasakan dampaknya. Perkembangan teknologi canggih ini menyebabkan terjadinya revolusi industri yang berperan dalam mengubah kondisi dunia saat ini, juga berperan dalam peningkatan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja terkait dengan kemajuan pesat teknologi yang mulai diterapkan untuk produksi secara besar-besaran dengan mesin. Hal ini merupakan produk revolusi industri yang disatu pihak mencerminkan kemajuan yang sangat gemilang, namun disisi lain memiliki dampak terhadap permasalahan sosial yang ada.

Dari tahun 2002 hingga tahun 2005 terjadi 78.000 kecelakaan kerja di Indonesia. Tingkat keselamatan kerja di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) RI, dalam satu hari lima orang pekerja meninggal dunia saat melakukan pekerjaannya (Pikiran Rakyat, 2007).

Budaya keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia masih rendah, bahkan menurut survey ILO (International Labour Organitation), Indonesia masih berada


(22)

pada peringkat dua terendah dalam program keselamatan dan kesehatan kerja. Pada hal berdasarkan hasil konvensi ILO No. 187/2006 tentang promotional frame work for occupational safety and health, semua negara harus melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, terang Toris (Republika On Line, 2007).

PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan adalah perusahaan yang memproduksi minuman teh dalam kemasan. Perusahaan dalam proses produksinya menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang digunakan kemungkinan besar dapat menyebabkan bahaya kecelakaan bagi pekerja apabila tidak digunakan secara tepat yang dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya.

Kecelakaan kerja berhubungan dengan hubungan kerja diperusahaan. Hubungan kerja disini dimaksudkan adalah kecelakaan kerja yang terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Ada banyak faktor dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dapat mendatangkan bahaya kecelakaan bagi pekerja selain mesin dan peralatan yang digunakan, antara lain adalah bahan dan cara pengolahan, keadaan tempat kerja, dan lingkungan serta cara melakukan pekerjaan tersebut.

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja Keterangan

2005 9 Luka pada mata, kaki, dan kepala

2006 19

Luka pada kaki, jari tangan, dahi, pergelangan tangan, hidung, telapak tangan, bibir, wajah, mata, dan punggung.

2007 7 Jari tangan, kaki, dan tangan

Jumlah 35


(23)

Informasi seputar kecelakaan kerja di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan dapat dilihat pada Tabel I.1. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2007 terjadi penurunan jumlah kecelakaan kerja dimana jumlah kecelakaan kerja mengalami penurunan lebih dari 100%. Kecelakaan kerja yang terjadi sebagian besar pada saat proses produksi.

Perusahaan telah menetapkan angka kecelakaan yang terjadi pada setiap bagian dipabrik yaitu satu kecelakaan kerja yang terjadi. Perusahaan juga mengharapkan sekali tidak terjadinya kecelakaan kerja di bagian manapun di dalam pabrik, karena kecelakaan kerja yang terjadi dapat menyebabkan waktu kerja hilang sehingga produktivitas kerja menurun.

Lingkungan kerja yang berupa penerangan, kebisingan dan getaran, radiasi, suhu udara ditempat kerja dan lain sebagainya juga sangat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dan berdampak pada hasil kerja karyawan tersebut.

Untuk meningkatkan produktivitas kerja, pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan lingkungan kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka terjadi ketidaknyamanan kerja, gangguan kesehatan, dan daya kerja, penyakit dan kecelakaan. Sehingga penerapan keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya sekedar bertujuan meraih tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi atau hanya untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, maupun penyakit akibat kerja, tetapi lebih jauh lagi keselamatan dan kesehatan kerja memiliki visi dan misi jauh kedepan yaitu mewujudkan tenaga


(24)

kerja yang sehat, selamat, produktif serta sejahtera dan juga menciptakan perlindungan kepada pengusaha dan perusahaan.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia yang memberikan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, lingkungan kerja, pemeliharaan moral kerja, dan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama upaya untuk mengurangi angka kecelakaan kerja di Indonesia. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 tentang keselamatan kerja, menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja, yaitu : a) mencegah dan mengurangi kecelakaan; b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; d) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e) memberi pertolongan pada kecelakaan; f) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; g) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran; h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,

keracunan, infeksi dan penularan; i) memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; j) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik; k) menyelenggarakan

penyegaran udara yang cukup; l) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; m) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; n) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; o) mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;


(25)

p) mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang; q) mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; r) menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pendidikan dan Pelatihan di bidang keselamatan dan kesehatan sangat penting dilaksanakan agar karyawan mengenal dan mengetahui kondisi tempatnya bekerja sehingga dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja diperusahaan. Dimana PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan harus membuat perencanaan anggaran khusus untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja karena biaya pendidikan dan pelatihan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sangat mahal.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan tidak terlepas dari peranan pimpinan. Hal ini sesuai dengan perjanjian kerja bersama PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Cabang Deli Serdang-Medan Dengan Federasi Serikat Pekerja Bab VIII tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam pasal 38 mengenai keselamatan kerja yang berisi pengusaha dan pekerja menyadari akan pentingnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja, karena kedua belah pihak akan berusaha sekuat mungkin untuk mencegah dan


(26)

menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya kecelakaan kerja dan sakit akibat hubungan kerja yang menimpa pekerja.

Untuk menghindari tidak diterapkannya undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan membuat aturan dalam bekerja dan pemberian sanksi yang dikenakan pada setiap pelanggaran dari kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Aturan dan sanksi-sanki tersebut tercantum dalam perjanjian kerja bersama PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Cabang Deli Serdang Medan dengan Federasi Serikat Pekerja yang terdapat pada Bab III dan Bab IV (Lampiran VIII).

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan sebagai berikut :

1. Sejauhmana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan?

2. Bagaimana hubungan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan peranan pimpinan pada PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan?


(27)

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan peranan pimpinan pada PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan dalam menerapkan dan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperhatikan lingkungan kerja yang lebih baik lagi untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.

2. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan memperluas wawasan bagi penulis dalam bidang ilmu manajemen, khususnya yang berhubungan dengan bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.


(28)

4. Sebagai referensi dan rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.

I.5 Kerangka Berpikir

Karyawan merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan, merekalah yang menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Dengan memiliki karyawan yang terampil berarti perusahaan telah mempunyai aset yang sangat mahal yang sulit dinilai dengan uang, karena merekalah kunci utama kesuksesan perusahaan dimasa sekarang dan mendatang. Karena hal inilah perusahaan perlu mengadakan perencanaan dan penanganan yang baik terhadap karyawan, baik yang sudah ada maupun untuk masa yang akan datang.

Dibandingkan dengan faktor produksi lainnya, faktor tenaga kerja adalah yang paling unik dan spesifik sekali karena manusia memiliki perilaku dan perasaan, memiliki akal budi dan mempunyai tujuan-tujuan pribadi. Bila manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik, mendayagunakan secara optimal, karyawan akan termotivasi dan akan mencapai produktivitas yang tinggi sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan yang diharapkan manajemen perusahaan.

Sumarsono (2003) menyatakan bahwa, ”Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan persatuan waktu. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran yang strategi karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya”.


(29)

Produktivitas kerja dapat tercapai bila karyawan termotivasi, sehingga karyawan akan memanfaatkan waktu kerja dan sumber daya yang ada dengan sebaik mungkin.

Sedarmayanti (2004) menyatakan bahwa,”Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a) pendidikan; b) keterampilan; c) disiplin; d) sikap dan etika kerja; e) motivasi; f) gizi dan kesehatan; g) tingkat penghasilan; h) jaminan sosial; i) lingkungan dan iklim kerja; j) teknologi sasaran produksi; k) manajemen; l) kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi dan lain-lain”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada tiap perusahaan pada dasarnya berbeda-beda, karena faktor tersebut berasal dari dalam diri karyawan dan dari luar karyawan seperti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja. Upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan menuntut peran manajemen yang lebih besar melalui pendekatan yang memberikan perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif dan lingkungan kerja yang baik yang diharapkan ada di dalam suatu perusahaan.

Faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bisa mendorong dan menyalurkan perilaku/sikap dan tindak-tanduk dengan kemauan keras seorang karyawan untuk berbuat dan bekerja lebih baik lagi untuk mencapai tujuan organisasi, akan tetapi karyawan akan bekerja semaksimal mungkin bila perusahaan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya di waktu melaksanakan pekerjaan.

“Health, which refers to a general state of physical, mental, and emotional well-being. Safety refers to protecting the physical well-being of people”, (Mathis dan Jackson, 2003)


(30)

Intinya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bermaksud melindungi atau menjaga pekerja dari kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan keselamatan dan kesehatan pekerja dalam hal melakukan pekerjaan, karena karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik otomatis akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

“Faktor kesehatan dan keselamatan kerja sangat mempengaruhi terbentuknya SDM yang terampil, profesional dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. K3 tampil sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja”, (BUMN Online, 2006).

Hukum dan legalitas yang berlaku di Indonesia juga memberikan perlindungan menyeluruh kepada seluruh tenaga kerja di Indonesia, yang terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 yang kemudian diperbaharui dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Moral kesusilaan, dan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (Husni, 2005)

Pemberlakuan undang-undang ini diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat kecelakaan ditempat kerja dan membuat perusahaan wajib memperhatikan keselamatan pekerjanya sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi resiko kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan kerugian bagi karyawan.


(31)

Disamping faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja dalam mencapai tujuan organisasi, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah lingkungan kerja yang aman dan sehat juga mempengaruhi produktivitas kerja.

Slemania (2008) menyatakan bahwa,“Tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh semangat dan faktor kenyamanan kerja yang mana hal itu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja. Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik bagi tenaga kerja dalam beraktivitas, karena pekerja akan melakukan aktivitasnya yang kurang optimal dan akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak bersemangat dan membosankan, sebaliknya apabila kenyamanan kerja tercipta saat pekerja melakukan aktivitasnya maka pekerja akan melakukan aktivitasnya dengan optimal, dikarenakan kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat baik dan mendukung”.

Lingkungan kerja yang cukup memuaskan para karyawan perusahaan akan mendorong para karyawan tersebut untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, sehingga pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik pula, sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

Kerangka berpikir hipotesis pertama dapat dilihat pada Gambar I.1 berikut:

Gambar I.1 Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja tidak akan berhasil tanpa adanya peranan dari pimpinan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Produktivitas Kerja Karyawan Lingkungan Kerja


(32)

Nasution (2005) menyatakan bahwa,” keselamatan kerja harus dimulai dari atas, menunjukkan betapa pentingnya peranan pimpinan perusahaan bagi keberhasilan program keselamatan dan kesehatan kerja. Ketua atau pengawas kelompok tenaga kerja, ahli keselamatan dan kesehatan kerja tidak akan pernah berhasil menjalankan program keselamatan dan kesehatan kerja, kalau pimpinan tidak ambil bagian dalam program keselamatan dan kesehatan kerja. Tugas pimpinan adalah meningkatkan dan mempertahankan standar yang tinggi untuk keselamatan dan kesehatan kerja guna mendukung lingkungan kerja dan pengelolaan kerja dalam perusahaan”.

Kerangka berpikir hipotesis kedua dapat dilihat pada Gambar I.2 berikut:

Gambar I.2 Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua

I.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan. 2. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berhubungan dengan peranan

pimpinan pada PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan.

Peranan Pimpinan Penerapan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3)


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Terdahulu

Khaerurahman (2003), meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Sosro Cabang Gresik”. Hasil perhitungan adalah sebesar 0,967 yang berarti bahwa hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan cukup baik sehingga apabila program keselamatan dan kesehatan kerja baik maka produktivitas kerja karyawan juga akan baik. Produktivitas kerja karyawan (Y) adalah sebesar 121,67 pada kategori skor 103-133 yang berarti bahwa produktivitas kerja karyawan yang ada pada PT. Sinar Sosro Cabang Gresik adalah tinggi.

Iskandar (2008) meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Unit UTPK Belawan”. Hasil uji F menunjukkan bahwa Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan sebesar 24,044. Hasil uji T menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 4,259 dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja sebesar 2,487. Kosefisien determinasi (R Square) hasil regresi adalah 0,381 menunjukkan bahwa


(34)

variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja) dapat menjelaskan 38,1% terhadap variabel terikat (produktivitas kerja).

II.2 Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II.2.1 Pengertian dan Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perhatian dan perlindungan yang diberikan perusahaan kepada seluruh karyawannya. Bambang (2006) menyatakan keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungannya, serta cara-cara karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Kemudian Husni (2005) menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosialnya sehingga memungkinkan karyawan dapat bekerja secara optimal.

Bagi tenaga kerja keselamatan diri di dalam bekerja adalah hal yang sangat penting. Mereka berupaya semaksimal mungkin agar terhindar dari kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat dikatakan keselamatan dan kecelakaan kerja mempunyai hubungan.

Husni (2005) menyatakan bahwa,”keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dalam suatu aktivitas”.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap karyawan ini bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan ditempat kerja atau paling tidak mengurangi


(35)

tingkat kecelakaan di tempat kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan semestinya.

Bambang (2006) menyatakan bahwa,”kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan”.

Selanjutnya Yusra (2008) mendefenisikan kesehatan dan keselamatan kerja atau K3,” adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal yang demikian”.

Perhatian yang diberikan perusahaan atas kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dapat menurunkan terjadinya kecelakaan akibat kerja dimana tidak terjadi kehilangan jam kerja sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik.

II.2.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan utama dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusianya.

Husni (2005) menyatakan bahwa,”tujuan kesehatan kerja adalah: a) meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang

setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial; b) mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja; c) menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja; d) meningkatkan produktivitas”.

Dengan demikian maksud dan tujuan tersebut adalah bagaimana melakukan suatu upaya dan tindakan pencegahan untuk memberantas penyakit dan kecelakaan


(36)

akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan gizi, serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan produktivitas kerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Hasibuan (2000),”Keselamatan dan kesehatan kerja harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita, absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan kehilangan karyawannya”.

Apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan mendapat manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas kerja sehingga menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen dalam bekerja.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa memiliki,

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan, dan

7. Meningkatkan keuntungannya secara substansial (Rivai, 2004)

Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu peran dari pimpinan.

Ivancevich (2001) menyatakan bahwa,”top management must support safety and health with an adequate budget. Managers must give it their personal support by talking about safety and health with everyone in the firm. Acting on reports about safety is another way top managers can be involved in these efforts. Without this support, the effort to ensure safety and health is hampered. Some organizations have responded to the environmental problems that can increase accidents, deaths, and


(37)

disabilities by placing the responsibility for employees’ health and safety with the chief executive officer of the organization”.

Menurut Mathis dan Jackson (2003) tanggung jawab umum perusahaan yang terdiri dari unit sumber daya manusia dan manajer dapat dilihat pada Tabel II.1.

Tabel II.1 Tanggung Jawab Umum Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja

HR Unit Managers

- Coordinates health and safety programs

- Develops safety reporting system - Provides accident investigation

expertise

- Provides technical expertise on accident prevention

- Develops restricted-access procedures and employee identification systems

- Trains managers to recognize and handle difficult employee situations

- Monitor health and safety of employees daily

- Coach employees to be safety conscious

- Investigate accidents

- Observe health and safety behavior of employees

- Monitor workplace for security problems

- Communicate with employees to identify potentially difficult employees - Follow security procedures and

recommend changes as needed

Sumber : Mathis dan Jackson, 2003

Menurut Siagian (2002) ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu :

1. Apa pun bentuknya berbagai ketentuan formal itu harus ditaati oleh semua organisasi.

2. Mutlak perlunya pengecekan oleh instansi pemerintah yang secara fungsional bertanggung jawab untuk itu antara lain dengan inspeksi untuk menjamin ditaatinya berbagai ketentuan lain dengan inspeksi untuk menjamin ditaatinya berbagai ketentuan formal oleh semua organisasi.

3. Pengenaan sanksi yang keras kepada organisasi yang melalaikan kewajibannya menciptakan dan memelihara keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Memberikan kesempatan yang seluas mungkin kepada para karyawan untuk berperan serta dalam menjamin keselamatan dalam semua proses penciptaan dan pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja dalam organisasi.

5. Melibatkan serikat pekerja dalam semua proses penciptaan dan pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja.


(38)

Sistem imbalan yang efektif termasuk perlindungan karyawan ditempatnya berkarya, kiranya jelas terlihat bukan imbalan dalam bentuk uang saja hal yang sangat penting, tetapi perlindungan terhadap karyawan juga tidak kalah pentingnya.

II.3 Teori Tentang Lingkungan Kerja II.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Pada peningkatan produktivitas kerja karyawan perlu diperhatikan lingkungan kerja yang mendukung dan memadai sehingga pekerja merasa nyaman dan dapat bekerja secara sungguh-sungguh. Kesuksesan organisasi sangat tergantung pada lingkungan kerja di dalam organisasi karena para anggota yang melakukan kegiatan operasional merasa betah dan menyukai lingkungan tempat bekerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor pendukung keselamatan dan kesehatan karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Nitisemito dalam Intanghina (2000) menyatakan,“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja mencakup aspek yang luas, tidak hanya meliputi aspek tempat pegawai atau karyawan melaksanakan pekerjaanya tetapi juga aspek sarana dan prasarana yang mendukung karyawan tersebut melaksanakan pekerjaannya seperti peralatan dan pekerjaan yang mendukung. Lingkungan kerja di dalam organisasi mutlak untuk diperhatikan dan


(39)

sangat menentukan dalam segala kegiatan perusahaan baik itu perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta.

Ichsan (2006) menyatakan lingkungan kerja yang manusiawi dan lestari akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang melebihi toleransi kemampuan manusia tidak saja menurunkan produktivitas kerjanya, tetapi juga menjadi sebab terjadinya penyakit atau kecelakaan kerja.

Selanjutnya Carlaw, eds (2003) menyatakan bahwa,”the physical environment of your contact center impacts two major factors of your employees’work life: their motivation and their productivity. An environment that is clean, comfortable, well lit, and not overly noisy will go a long way toward making people want to work. And we all know that when this happens, quality and productivity improve”.

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Lingkungan tempat kerja yang sehat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya (www.promosikesehatan.com, 2007).

Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dimana karyawan tidak akan mungkin dapat melakukan pekerjaan sebagaimana yang diharapkan tanpa ditunjang lingkungan kerja yang mendukung dan kenyamanan karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sangat tergantung pada


(40)

lingkungan tempat mereka bekerja. Jika ada hal-hal yang mengganggu pada lingkungan tempat karyawan tersebut bekerja secara langsung akan berdampak buruk pada konsentrasi bekerja para karyawan yang akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan tersebut.

II.3.2 Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti dalam Intanghina (2001) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua) yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik.

a. Lingkungan kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : 1). Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya); dan 2). Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

II.3.3 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan upaya untuk mendapatkan lingkungan kerja yang aman. Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan karyawan untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan dirinya serta lingkungan tempat karyawan bekerja.


(41)

ILO/WHO menyatakan bahwa,Occupational health should aim at: the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of workers in all occupations; the prevention amongst workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological capabilities; and, to summarize,the adaptation of work to man and of each man to his job”, (www.wikipedia.com, 2008)

Promosi Kesehatan di tempat kerja akan menghasilkan keuntungan baik bagi perusahaan dan bagi pekerja, hal ini dapat dilihat pada Tabel II.2.

Tabel II.2 Keuntungan Promosi Kesehatan Bagi Perusahaan dan Bagi Pekerja di Tempat Kerja

Bagi Perusahaan Bagi Pekerja

Meningkatnya lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyaman.

Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat

Citra perusahaan positif Meningkatnya percaya diri Meningkatkan moral Staf Menurunnya stress

Menurunkan angka absensi Meningkatnya semangat kerja Meningkatkan produktivitas Meningkatnya kemampuan Menurunkan biaya kesehatan atau biaya

asuransi

Meningkatnya kesehatan Pencegahan terhadap penyakit Lebih sehatnya keluarga dan

masyarakat

Sumber : www.promosikesehatan.com, 2007

Para pekerja di semua tingkatan dalam perusahaan hendaknya terlibat secara aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pencegahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah


(42)

gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit serta terciptanya lingkungan kerja yang aman dari kecelakaan kerja (www.promosikesehatan.com, 2007).

II.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.

Suma’mur (1996) menyatakan bahwa suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang mempengaruhi karyawan, yaitu:

1. Faktor Fisik, yang meliputi : penerangan, suhu udara, kelembapan, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.

2. Faktor Kimia, yaitu : gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat. 3. Faktor Biologi, faktor biologi ini terdiri dari golongan tumbuhan dan hewan. 4. Faktor Fisiologis, yaitu : konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

5. Faktor Mental-psikologis, yaitu : suasana kerja, hubungan antara pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang kurang cukup atau berlebih dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja, yaitu :

1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata.

2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran, dan berakibat kelelahan psikologis.

3. Gas-gas dan uap diserap tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan daya kerja.


(43)

4. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara.

5. Parasit-parasit yang masuk tubuh akibat higene di tempat kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya.

6. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat-alat tertentu.

7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah sebab bekerja secara lamban atau setengah-setengah.

Sebaliknya, apabila faktor-faktor tersebut dicari manfaatnya, dapat diciptakan suasana kerja yang lebih serasi, misalnya :

1. Penggunaan musik di tempat kerja,

2. Penerangan yang diatur intensitas dan penyebarannya, 3. Dekorasi warna ditempat kerja,

4. Bahan-bahan yang beracun dalam keadaan dikendalikan biayanya, 5. Penggunaan suhu yang nikmat untuk kerja,

6. Perencanaan manusia dan mesin yang sebaik-baiknya, 7. dan lain sebagainya.

II.3.5 Pemantauan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dapat mendorong kegairahan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman merupakan syarat penting sehingga karyawan dapat mengerjakan pekerjaanya dengan kondisi yang prima, untuk menjamin kearah ini diperlukan pemantauan terhadap lingkungan tempat kerja.

Menurut Ichsan (2006) pemantauan lingkungan kerja terhadap semua unit perusahaan bertujuan untuk :

1. Memastikan apakah lingkungan kerja (tempat kerja) tersebut telah memenuhi persyaratan K3,

2. Sebagai pedoman untuk bahan perencanaan dn pengendalian terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang ada di setiap tempat kerja,

3. Sebagian data pembantu untuk mengkorelasikan hubungan sebab akibat terjadinya suatu penyakit akibat kerja maupun kecelakaan,

4. Bahan dokumen untuk mengembangkan program-program K3 selanjutnya.

Selanjutnya untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di lingkungan kerja ditempuh tiga langkah utama, yakni :


(44)

1. Pengenalan lingkungan kerja

Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal, dan ini merupakan langkah dasar yang pertama kali dilakukan dalam upaya mewaspadai faktor bahaya.

2. Evaluasi lingkungan kerja

Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.

3. Pengendalian lingkungan kerja.

Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan keadaan berbahaya di lingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang memadai untuk pencegahan yang dapat merugikan karyawan (Anies, 2005)

II.4 Teori Tentang Kecelakaan Kerja

II.4.1 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Menurut Bambang (2006) kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan yang tidak diharapkan terjadi yang dapat menimpa karyawan. Tidak terduga karena dilatar belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih lagi dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materil maupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling berat yang tidak diinginkan.

Hariandja (2002) menyatakan pada prinsipnya faktor penyebab kecelakaan kerja, berkisar pada :

a. Faktor Manusia

Pekerja tentu saja memiliki keterbatasan-keterbatasan misalnya merasa lelah, lalai, atau melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa disebabkan oleh berbagai persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk mengatasi hal ini, maka perusahaaan harus melakukan pelatihan-pelatihan dalam melakukan pekerjaan secara baik, membuat pedoman pelaksanaan kerja secara tertulis, meningkatkan disiplin, melakukan pengawasan oleh atasan langsung, dan mungkin dapat memberikan reward bagi mereka yang mengikuti prosedur dengan benar.


(45)

b. Faktor Peralatan Kerja

Peralatan kerja atau pelindung bisa rusak atau tidak memadai. Untuk mengatasinya perusahaan harus memperhatikan kelayakan setiap peralatan yang dipakai dan melatih para karyawan untuk memahami karakteristik setiap peralatan dan mekanisme kerja peralatan tersebut.

c. Faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bisa menjadi tempat yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya tidak memadai. Selain itu, iklim psikologis diantara pekerja juga bisa kurang baik, misalnya tidak ada interaksi yang saling membantu diantara para pekerja. Untuk ini perusahaan harus membangun tim kerja yang baik melalui berbagai macam program. Kecelakaan juga bisa terjadi akibat kondisi jalan yang tidak baik, tanda peringatan yang tidak lengkap dan jelas, serta sikap yang hanya mementingkan diri sendiri.

Dijabarkan lebih rinci oleh Desler (Panggabean, 2004) yang mengemukakan bahwa,”ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara kebetulan (chance occurance), kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee)”.

a. Secara kebetulan (chance occurance)

Kecelakaan dapat terjadi secara kebetulan, misalnya seorang pekerja terkena pecahan kaca pada saat melintas di suatu tempat dimana ada kaca jendela yang jatuh.

b. Kondisi tidak aman (unsafe condition)

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak aman adalah : alat pengaman yang tidak sempurna; alat dan peralatan yang sudah tidak layak atau rusak; terjadi kemacatan (congestion); prosedur yangbberbahaya di dalam, di atas atau disekitar peralatan dan mesin; tempat penyimpanan yang tidak aman; kurangnya pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan; bising, radiasi, tempat penyimpanan yang tidak aman; kondisi suhu yang membahayakan terpapar gas dll; alat penjaga/pengaman gedung kurang dari estándar; ada api ditempat yang berbahaya; sistem peringatan yang berlebihan (In adequate warning system). Disamping itu, kecelakaan dapat terjadi karena pekerjaan itu sendiri, skedul kerja, dan iklim psychological ditempat kerja.

c. Sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee), yaitu: menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan (bekerja bukan pada kewenangannya); gagal dalam menciptakan keadaan yang baik sehingga menjadi tidak aman atau memanas; menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya; memakai alat pelindung diri (APD) atau safety hanya berpura-pura; menggunakan peralatan yang tidak layak; pengrusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi manusia; bekerja berlebihan/melebihi jam kerja ditempat kerja; mengangkat/mengangkut beban yang berlebihan; menggunakan tenaga yang berlebihan/tenaganya hanya untuk main-main; peminun/pemabuk/mengkonsumsi NARKOBA.


(46)

Garis besar kecelakaan yang terjadi pada karyawan dapat dilihat dari: kapasitas kerja dan beban kerja yang merupakan komponen utama dalam kesehatan dan keselamatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja, gizi kerja serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian.

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Dimana pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stress. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

Menurut Husni (2005) akibat dari kecelakaan kerja atau industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain:

a. Kerusakan/kehancuran mesin, peralatan, bahan, dan bangunan. b. Biaya pengobatan dan perawatan korban akibat dari kecelakaan. c. Tunjangan kecelakaan.

d. Hilangnya waktu kerja


(47)

2. Kerugian yang bersifat non ekonomis :

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cedera berat, maupun luka ringan.

Menurut Adnan (2008) Keadaan aman yang masih wajar di dalam perusahaan terdapat pada gambar berikut ini :

Homeostatis Batas Toleransi Teknologi Stimulus Lingkungan Kerja Adaptasi Tidak Ditoleransi Stress

Sumber : Adnan (2008)

Gambar II.1 Nilai Ambang Batas (Nilai Tertinggi yang Masih Aman Bagi Pekerja) Batas toleransi ialah pada homeostatis dan yang tidak dapat ditoleransi adalah teknologi yang tidak sesuai dengan sumber daya manusia dan stress. Stress diakibatkan kurangnya karyawan beradaptasi dengan lingkungan kerja serta efek lanjut diakibatkan lingkungan kerja dan mengarah pada penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Efek Lanjut Pencemaran Lingkungan Kerja Penyakit akibat kerja dan Kecelakaan kerja


(48)

II.4.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan menelan biaya yang sangat banyak. Dari segi biaya saja dapatlah dipahami, bahwa kecelakaan harus dicegah. Manajemen sumber daya manusia, khususnya fungsi perawatan, perlu memperhatikan tindakan preventif agar kecelakaan kerja tidak terjadi.

Menurut Sastradipoera (2002) ada beberapa tindakan preventif yang dianjurkan, yaitu:

1. Perhatian ditujukan kepada setiap faktor keselamatan pada saat perencanaan pembangunan sistem keamanan.

2. Penelitian dan penganalisisan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan dan pengambilan prakarsa untuk mengurangi dan menghilangkannya.

3. Pembentukan rancangan perlengkapan dan pertimbangan keselamatan kerja dan penyediaan pakaian pengaman yang memenuhi standar.

4. Pembentukan dan pengembangan organisasi kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan keselamatan kerja dan metode untuk

menghindari kecelakaan yang teratur dan bersinambung.

6. Pendokumentasian dan perawatan warkat-warkat dan statistik dan sekaligus penentuan bagian-bagian yang berbahaya.

7. Pendokumentasian dan penganalisisan peristiwa-peristiwa kecelakaan kerja di organisasi-organisasi lain melalui jurnal-jurnal yang relevan dan hasil-hasil riset ilmiah mengenai hal yang sama.

8. Pengawasan yang teratur dengan cara memonitor setiap gerakan karyawan (khususnya yang dianggap berbahaya) dan mengoreksinya jika dianggap perlu.

II.5 Teori Tentang Produktivitas Kerja

II.5.1 Pengertian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Produktivitas berasal dari kata product yang berarti hasil. Hasil dari kegitan atau proses memproduksi sesuatu (the act of producing), dan Productive adalah kata sifat yang diberikan kepada sesuatu yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk memproduksi sesuatu.


(49)

Sedarmayanti (2004) menyatakan bahwa, “produktivitas berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang”.

Produktivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi kerja, diantaranya dapat diperhitungkan baik secara meterial dan non material yang dapat dinilai dengan uang. Disamping itu terdapat juga yang tidak dapat diukur karena hasilnya bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang.

Produktivitas bukan ukuran produksi ataupun yang diproduksi, tetapi produktivitas merupakan ukuran seberapa baik karyawan menggunakan sumber daya dalam mencapai hasil yang diinginkan. Hasil yang diperoleh berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai prestasi, sedangkan sumber daya yang dipergunakan berhubungan dengan efisiensi dalam mendapatkan hasil dengan menggunakan sumber daya minimal.

Umar (2005) menyatakan bahwa,”produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan (input) memiliki dua dimensi, Dimana dimensi pertama, adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Yang kedua, yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan”.

Untuk menentukan produktivitas, orang harus memperhatikan dua hal yaitu apakah hasil yang diinginkan telah dicapai (menyangkut hasil guna atau efektivitas), serta sumber apa yang digunakan untuk mencapai hasil-hasil tersebut (menyangkut


(50)

daya guna dan efisiensi). Hasil guna dihubungkan dengan hasil sedangkan daya guna dihubungkan dengan pemanfaatan sumber-sumber.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas itu beraneka ragam yang dapat dibedakan atas strata atau tingkatan, dimana produktivitas yang paling bawah adalah produktivitas individu (tenaga kerja). Akan tetapi strata ini memegang peranan paling penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

Perusahaan harus menetapkan peningkatan produktivitas disetiap fungsi sebagai satu kesatuan dari masing-masing bidang yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa produktivitas sangat diperlukan karena manfaat produktivitas dapat dirasakan oleh semua pihak baik pihak perusahaan maupun karyawan.

Menurut Simanjuntak dalam Ndraha (2007),“produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor : 1) kualitas dan kemampuan fisik karyawan; 2) sarana pendukung; 3) supra sarana“.

Kemampuan dan kualitas sumber daya manusia ini terangkum di dalam konsep human resource capability. Konsep capability mengandung capacity dan ability, capacity menyangkut competence, status dan peran. Orang yang berada dalam kondisi disable adalah orang yang kehilangan atau kekurangan kemampuan yang memerlukan sarana pendukung. Jadi dalam konsep ability terkandung kemampuan fisik dan sarana penunjang yang terdapat pada Tabel II.3.


(51)

Tabel II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Pembagian 1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan - Pendidikan Pelatihan

- Etos kerja - Motivasi kerja - Sikap mental - Kondisi fisik

2. Sarana pendukung - Lingkungan kerja

- Keselamatan kerja - Kesehatan kerja - Sarana Produksi - Teknologi - Upah/Gaji - Jamsostek - Sekuriti

3. Supra sarana - Kebijaksanaan Pemerintah

- Hubungan Industrial - Manajemen

Sumber : Simanjuntak dalam Ndraha (2007)

Siagian (2002) menyatakan masalah produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal inilah perlu adanya pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Perbaikan terus-menerus

Dalam hal ini diharapkan tidak adanya titik jenuh dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus-menerus.

b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan komponen perusahaan. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil untuk dianut oleh manajemen, dewasa ini lebih ditekankan lagi orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi

c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategik di dalam organisasi. Tidak ada pilihan lagi bagi manajemen kecuali menerima hal ini. Memberdayakan manusia dengan berbagai kiat seperti: mengangkat harkat dan martabat manusia, manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut. Suatu kiat yang terbukti ampuh dalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam


(52)

organisasi ialah penerapan gaya manajemen yang berpartisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi, dan pemerkayaan mutu kekaryaan.

II.5.2 Ukuran-Ukuran Produktivitas Kerja

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan lingkungan perusahan.

Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu, teknologi dan teknik-teknik manajemen. Produktivitas mengandung pola filosofi dan sikap mental yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk secara terus-menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang lebih baik.

Menurut Schuler dan Jackson (1996), beberapa ukuran dari produktivitas antara lain: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu penyelesaian tugas, kehadiran, dan kerjasama dengan yang lain.

Relevan dengan ukuran-ukuran di atas, Mangkunegara (2000) mengemukakan beberapa faktor ukuran produktivitas kerja, antara lain :

a. Kualitas kerja, yaitu : ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. b. Kuantitas kerja, yaitu : output, dan penyelesaian kerja dengan ekstra.

c. Keandalan, yaitu : mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hatian, dan kerajinan. d. Sikap, yaitu : sikap terhadap perusahaan dan pimpinan, sikap terhadap karyawan


(1)

Tidak puas sama sekali 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kepuasan tindakan perawatan dan penyembuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat puas 7 20.6 20.6 20.6

puas 15 44.1 44.1 64.7

Kurang puas 10 29.4 29.4 94.1

Tidak puas sama sekali 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kelengkapan peralatan K3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat lengkap sekali 1 2.9 2.9 2.9

Sangat lengkap 3 8.8 8.8 11.8

lengkap 17 50.0 50.0 61.8

Kurang lengkap 7 20.6 20.6 82.4

Tidak lengkap sama sekali 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pemahaman penggunaan alat keselamatan kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memahami 19 55.9 55.9 55.9

Kurang memahami 10 29.4 29.4 85.3

Tidak memahami sama sekali 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Keamanan yang dirasakan saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat aman 4 11.8 11.8 11.8

aman 16 47.1 47.1 58.8

Kurang aman 11 32.4 32.4 91.2

Tidak aman sama sekali 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kondisi penerangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 11 32.4 32.4 32.4

Kurang baik 14 41.2 41.2 73.5

Tidak baik sama sekali 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kesesuaian ruang gerak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat sesuai 4 11.8 11.8 11.8

sesuai 12 35.3 35.3 47.1

Kurang sesuai 15 44.1 44.1 91.2

Tidak sesuai sama sekali 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kesesuaian tata letak peralatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat sesuai 2 5.9 5.9 5.9

sesuai 16 47.1 47.1 52.9

Kurang sesuai 12 35.3 35.3 88.2

Tidak sesuai sama sekali 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

persediaan perlengkapan kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat lengkap 4 11.8 11.8 11.8

lengkap 15 44.1 44.1 55.9

Kurang lengkap 11 32.4 32.4 88.2

Tidak lengkap sama sekali 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kondisi suhu udara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat baik sekali 1 2.9 2.9 2.9

Sangat baik 15 44.1 44.1 47.1

Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008


(2)

Baik 15 44.1 44.1 91.2

Kurang baik 2 5.9 5.9 97.1

Tidak baik sama sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pengaruh kebisingan dan getaran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat berpengaruh 4 11.8 11.8 11.8

berpengaruh 15 44.1 44.1 55.9

Kurang berpengaruh 11 32.4 32.4 88.2

Tidak berpengaruh sama sekali 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pengaruh radiasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat berpengaruh sekali 5 14.7 14.7 14.7

Sangat berpengaruh 10 29.4 29.4 44.1

berpengaruh 15 44.1 44.1 88.2

Kurang berpengaruh 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kepedulian dalam menghindari kecelakaan kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat peduli 1 2.9 2.9 2.9

peduli 10 29.4 29.4 32.4

Kurang peduli 18 52.9 52.9 85.3

Tidak peduli sama sekali 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pelaksanaan komunikasi antar karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat terlaksana 1 2.9 2.9 2.9

terlaksana 16 47.1 47.1 50.0

Kurang terlaksana 9 26.5 26.5 76.5

Tidak terlaksana sama sekali 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kondisi mesin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat baik 1 2.9 2.9 2.9

Baik 18 52.9 52.9 55.9

Kurang baik 11 32.4 32.4 88.2

Tidak baik sama sekali 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kepuasan atas hasil kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat puas 2 5.9 5.9 5.9

Puas 18 52.9 52.9 58.8

Kurang puas 8 23.5 23.5 82.4

Tidak puas sama sekali 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Ketepatan menghasilkan jumlah output

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat sering 1 2.9 2.9 2.9

Sering 15 44.1 44.1 47.1

Jarang 8 23.5 23.5 70.6

Sangat jarang sekali 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Ketepatan waktu menghasilkan produk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat sering 1 2.9 2.9 2.9


(3)

Jarang 16 47.1 47.1 82.4

Sangat jarang sekali 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Ketelitian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid teliti 12 35.3 35.3 35.3

Kurang teliti 12 35.3 35.3 70.6

Tidak teliti sama sekali 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan untuk tidak melakukan banyak kesalahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid mampu 15 44.1 44.1 44.1

Kurang mampu 11 32.4 32.4 76.5

Tidak mampu sama sekali 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pemanfaatan waktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid memanfaatkan 12 35.3 35.3 35.3

Kurang memanfaatkan 14 41.2 41.2 76.5

Tidak memanfaatkan sama sekali 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Penyelesaian pekerjaan di luar jam kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bersedia 9 26.5 26.5 26.5

Kurang bersedia 15 44.1 44.1 70.6

Tidak bersedia sama sekali 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kesediaan masuk dan keluar kerja tepat waktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid bersedia 7 20.6 20.6 20.6

Kurang bersedia 16 47.1 47.1 67.6

Tidak bersedia sama sekali 11 32.4 32.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kesediaan untuk tidak absen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat bersediasekali 1 2.9 2.9 2.9

Bersedia 10 29.4 29.4 32.4

Kurang bersedia 15 44.1 44.1 76.5

Tidak bersedia ama sekali 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pelaksanaan komunikasi antar pimpinan dengan karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat terlaksana 2 5.9 5.9 5.9

terlaksana 19 55.9 55.9 61.8

Kurang terlaksana 9 26.5 26.5 88.2

Tidak terlaksana sama sekali 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan mengkomunikasikan peraturan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid mampu 20 58.8 58.8 58.8

Kurang mampu 14 41.2 41.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan mengkomunikasikan visi, misi k3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu sekali 2 5.9 5.9 5.9

Sangat mampu 4 11.8 11.8 17.6

Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008


(4)

mampu 12 35.3 35.3 52.9

Kurang mampu 14 41.2 41.2 94.1

Tidak mampu sama sekali 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan mengkomunikasikan tujuan k3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu sekali 1 2.9 2.9 2.9

Sangat mampu 2 5.9 5.9 8.8

mampu 16 47.1 47.1 55.9

Kurang mampu 15 44.1 44.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan menetapkan K3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu 8 23.5 23.5 23.5

Mampu 16 47.1 47.1 70.6

Kurang mampu 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan meninjau K3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu sekali 1 2.9 2.9 2.9

Sangat mampu 14 41.2 41.2 44.1

Mampu 14 41.2 41.2 85.3

Kurang mampu 5 14.7 14.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan menetapkan kebijakan menciptakan ling. kerja yang sehat dan aman

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu sekali 1 2.9 2.9 2.9

Sangat mampu 8 23.5 23.5 26.5

Mampu 16 47.1 47.1 73.5

Kurang mampu 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kemampuan pimpinan memberi sanksi kepada karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat mampu 2 5.9 5.9 5.9

Mampu 15 44.1 44.1 50.0

Kurang mampu 16 47.1 47.1 97.1

Tidak mampu sama sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kepentingan memberi penghargaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat penting 8 23.5 23.5 23.5

penting 18 52.9 52.9 76.5

Kurang penting 7 20.6 20.6 97.1

Tidak penting sama sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Tingkat pembinaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat membina 6 17.6 17.6 17.6

Membina 16 47.1 47.1 64.7

Kurang membina 11 32.4 32.4 97.1

Tidak membina sama sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0


(5)

DATA KECELAKAAN KERJA PT  SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA MEDAN 

TAHUN 

 

 

Tabel Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Tahun 2005

TANGGAL TEMPAT

Januari Op. Washer Prod. & PEM 03-01-05 Ruang Produksi 1 Mata kemasukan pecahan botol kaca halus.

Februari Selektor Prod. & PEM 18-02-05 Ruang Produksi 1 Kaki luka memar akibat terjepit palet.

Maret - - -

-April Selektor Prod. & PEM 11-04-05 Ruang Produksi 1 Kepala memar akibat terbentur plat stainless steel support conveyer

Mei Pet. GD. PI PB/PI 07-04-05 Gudang 1 Kaki memar dan retak akibat terjepit hand pallet

Juni - - -

-Juli MT Prod. & PEM 19-07-05 Ruang Produksi 1 Kepala luka sobek, akibat terbentur plat stainless steel Support conveyer

Agustus - - -

-September Cleaner Prod. & PEM 27-09-05 Lingkungan Pabrik 1 Kaki luka akibat terlindas roda hand pallet

Oktober - - -

-Nopember Spv. Produksi Prod. & PEM 20-11-2005 Gudang 1 Kepala terbentur garpu forklift

Desember 1. Spv. Produksi 1. Prod. & PEM 1. 20-12-2005 1. Gudang 1. Kepala terbentur garpu forklift

2. Selektor 2. PB/PI 2. 30-12-2005 2. Lingkungan Pabrik 2. Kaki luka terinjak paku

KETERANGAN

Total 9

2

BULAN JABATAN BAGIAN KECELAKAAN KERJA JLH

Tabel Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Tahun 2006

TANGGAL TEMPAT

Januari 1. Selektor 1. Gudang 1. 03-01-06 1. Lingkungan Pabrik 1. Kaki luka sobek terkena pecahan botol

2. Operator 2. Prod. & PEM 2. 12-01-06 2. Lingkungan Pabrik 2. Jari tangan luka akibat terjepit motor conveyor Februari 1. Selektor 1. Produksi 1. 13-02-06 1. Ruang Produksi 1. Jari tangan luka sobek akibat terkena botol pecah

2. Selektor 2. Gudang 2. 18-02-06 2. Teras Gudang 2. Kaki luka terinjak paku

3. Ass. Operator 3. Prod. & PEM 3. 21-02-06 3. Lingkungan Pabrik 3. Dahi luka sobek terkena pecahan botol 4. Selektor 4. Prod. & PEM 4. 27-02-06 4. Ruang Produksi 4. Jari tangan luka sobek akibat terkena botol pecah

Maret Operator Prod 15-03-06 Ruang Kerja Jari tangan sobek terkena serpihan dinding kaca

April - - -

-Mei Ast. Op. BW Prod. & PEM 06-05-06 Ruang Produksi Pergelangan tangan luka sobek tertimpa ujung poket

Juni 1. Selektor 1. AMDK 1. 05-06-06 1. Ruang Produksi 1. Kaki memar terlindas hand pallet

2. Elektrik PEM 2. Prod. & PEM 2. 07-06-06 2. Ruang Produksi 2. Hidung Luka dalam akibat tertimpa krat TBS 3. ST 3. Prod. & PEM 3. 25-06-06 3. Lingkungan Pabrik 3. Kaki luka sobek terkena pecahan botol Juli 1. Cleaner 1. Prod. & PEM 1. 20-07-06 1. Ruang Produksi 1. Jari tangan luka sobek terjepit mesin filling

2. Operator 2. Prod. & PEM 2. 24-07-06 2. Lingkungan Pabrik 2. Telapak tangan luka lecet karena terjatuh dari sepeda motor Agustus 1. Selektor 1. Prod. & PEM 1. 18-08-06 1. Ruang Produksi 1. Bibir luka sobek terkena pukul kunci pipa

2. Ast. Op 2. Prod. & PEM 2. 26-08-06 2. Ruang Produksi 2. Seluruh wajah luka bakar karena tersiraam air panas yang tumpah September 1. Operator 1. Prod. & PEM 1. 03-09-06 1. Ruang Produksi 1. Bola mata terkena serpihan mesin gerenda

2. Operator 2. QC 2. 20-09-06 2. Ruang Produksi 2. Pergelangan tangan luka sobek terkena seng

3. Selektor 3. QC 3. 28-09-06 3. Ruang Produksi 3. Kaki memar terlindas roda ban forklift

4. Operator 4. Prod. & PEM 4. 30-09-06 4. Ruang Produksi 4. Punggung badan cedera tertimpa trakker reducer yang jatuh

Oktober Op. Kitchen Prod. & PEM 14-10-06 Ruang Produksi 1 Wajah dan mata tersiram air panas

Nopember - - -

-Desember Operator Prod. & PEM 19-12-06 Ruang Kitchen 1 Tangan luka sobek akibat terjatuh dari tangga

BULAN JABATAN BAGIAN KECELAKAAN KERJA JLH KETERANGAN

2 4 3 2 2 4 Total 19

Tabel Data Kecelakaan Kerja PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Tahun 2007

TANGGAL TEMPAT

Januari - - -

-Februari Pet. Sortir PB/PI 02-02-07 Lingkungan Pabrik 1 Jari dan kepala luka akibat tertimpa pintu besi truk

Maret 1. Ast. Operator 1. Produksi 1. 15-03-07 1. Ruang Produksi 1. jari Luka dan memar akibat tertimpa besi 2. Pet. Sortir 2. PB/PI 2. 15-03-07 2. Lingkungan Pabrik 2. Jari luka sobek terkena pagar seng

April - - -

-Mei - - -

-Juni 1. Ast. Operator 1. P & M 1. 03-06-07 1. Lingkungan Pabrik 1. Jari luka karena terjepit infeed pusher bottle washer 2. Ast. Operator 2. P & M 1. 11-06-07 2. Lingkungan Pabrik 2. Jari luka karena terjepit infeed pusher bottle washer

Juli Op. Decrater P & M 21-07-07 Lingkungan Pabrik Jari luka sobek terkena pecahan botol

Agustus 1. Selektor 1. P & M 1. 16-08-07 1. Lingkungan Pabrik 1. Kaki terkena percikan air panas 2. Operator 2. P & M 2. 20-08-07 2. Lingkungan Pabrik 2. Tangan terjepit Infeed Pusher.

September - - -

-Oktober - - -

-Nopember - - -

-Desember - - -

-Total 7

2

2

2

BULAN JABATAN BAGIAN KECELAKAAN KERJA JLH KETERANGAN

Yuis Nurmalinda : Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan, 2008

 

 


(6)

PERJANJIAN KERJA SAMA PT  SINAR SOSRO CAB  DELI SERDANG MEDAN 

DENGAN FEDERASI SERIKAT PEKERJA 


Dokumen yang terkait

Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

13 109 127

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Coca Cola Amatil Indonesia

8 98 127

Analisis Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) Kuala Tanjung

7 64 144

Pengaruh Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Keamanan Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Sinar Oleochemichal Internasional (SOCI) Mas Medan

11 143 212

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Coca Cola Amatil Medan

16 139 163

Pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada PT. Medan Daihatsu

3 79 129

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

5 31 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

2 4 17

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) - PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3), LINGKUNGAN KERJA, SERTA BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT

0 1 27