Teknik Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

kerja. Kebisingan ditempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah atau dihilangkan karena dapat mengakibatkan kerusakan.

2.3.6. Teknik Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Menurut Rivai 2004 tehnik – tehnik yang dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain : a. Memantau tingkat insiden. Indeks keamanan industri yang paling eksplisit adalah tingkat insiden yang menggambarkan jumlah kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun b. Memantau tingkat frekuensi. Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta jam kerja, bukan dalam setahun seperti dalam tingkat insiden. c. Memantau tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan menggambarkan jam kerja yang hilang karena kecelakaan atau penyakit. d. Mengendalikan kecelakaan. Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja barangkali adalah dengan merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga kecelakaan tidak akan terjadi. Diantara bentuk – bentuk keselamatan kerja yang dapat dirancang di dalam lingkungan fisik perusahaan adalah menempatkan penjaga dekat mesin – mesin, pegangan pada tangga, kacamata dan helm pelindung, lampu peringatan, mekanisme perbaikan diri, dan penghentian pekerjaan secara otomatis. Sampai sejauh ini usaha – usaha Universitas Sumatera Utara tersebut benar – benar dapat mengurangi kecelakaan tergantung kepada penerimaan dan penggunaannya oleh pekerja. e. Ergonomis. Cara lain untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan itu sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan, melalui ergonomis. Ergonomis mempertimbangkan perubahan – perubahan dalam lingkungan pekerjaan sehubungan dengan kemampuan – kemampuan fisik dan fisiologis serta keterbatasan – keterbatasan pekerja. f. Divisi keselamatan kerja. Strategi lain dalam rangka mencegah kecelakaan adalah pemanfaatan divisi – divisi keselamatan kerja. Departemen SDM dapat berfungsi sebagai koordinator panitia yang terdiri dari beberapa orang wakil pekerja. Bila ada serikat buruh di perusahaan, divisi ini juga harus mempunyai anggota yang mewakili serikat buruh. Umumnya, perusahaan memiliki beberapa anggota divisi keselamatan kerja pada tingkat departemen untuk implementasi dan administrasi, dan divisi yang lebih besar pada tingkat perusahaan untuk merumuskan kebijakan. g. Pengubahan tingkah laku. Mendorong dilaksanakannya kebiasaan kerja yang dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan juga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil. Untuk mengubah perilaku pekerja dapat dipakai imbalan yang bukan berbentuk uang, seperti umpan balik yang positif, berbentuk aktivitas seperti libur kerja, imbalan materi perusahaan membelikan kue donat selama waktu istirahat, sampai kepada yang berbentuk uang seperti bonus bila pekerja dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan tingkat keselamatan kerja yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara h. Mengurangi timbulnya penyakit. Penyakit- penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih memakan biaya dan berbahaya bagi perusahaan dan para pekerja dibandingkan dengan kecelakaan kerja. Karena hubungan sebab akibat antara lingkungan fisik dengan penyakit – penyakit tersebut sering kabur, umumnya perusahaan sulit mengembangkan strategi untuk mengurangi timbulnya penyakit – penyakit. i. Penyimpangan catatan. Mewajibkan perusahaan untuk setidak – tidaknya melakukan pemeriksaaan terhadap kadar bahan kimia yang terdapat dalam lingkungan pekerjaaan, dan menympan catatan – catatan mengenai informasi yang terinci tersebut. j. Memantau kontak langsung. Pendekatan yang pertama dalam mengendalikan penyakit – penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan adalah membebaskan tempat pekerjaan dan bahan kimia dan racun, satu pendekatan alternatif lainnya adalah dengan memantau dan membatasi kontak langsung terhadap zat – zat yang berbahaya. k. Penyaringan genetik; yaitu pendekatan untuk mengendalikan terhadap penyakit – penyakit yang paling ekstrem sehingga sangat kontroversial. Susunan genetik individu dapat membuat seseorang lebih atau tidak begitu mudah terserang penyakit tertentu. Universitas Sumatera Utara

2.3.7. Dasar Yuridis Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan

31 176 154

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Coca Cola Amatil Medan

16 139 163

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA (STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT SEMEN BATURAJA (PESRSERO) PABRIK PANJANG)

13 87 110

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEKERJA.

0 6 13

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Persepsi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

1 2 7

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. GAMATEX CIMAHI.

1 3 58

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10