2.7. Hubungan Keamanan dan Produktivitas Kerja Karyawan
Sinungan 2008 menyatakan bahwa ada dua kelompok syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi yaitu:
a. Yang pertama sedikitnya meliputi : 1. Tingkat pendidikan dan keahlian
2. Jenis teknologi dan hasil produksi 3. Kondisi kerja
4. Kesehatan, kemampuan fisik dan mental b. Kelompok kedua mencakup :
1. Sikap terhadap tugas, teman sejawat dan pengawas 2. Keanekaragaman tugas
3. Sistem insentif 4. Kepuasan kerja
5. Keamanan kerja 6. Kepastian pekerjaan
7. Perspektif dari ambisi dan promosi Masing – masing syarat faktor tersebut berlaku dalam cara yang berbeda –
beda dengan pengaruh yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda. Misalnya dinegara berkembang yang tingkat penganggurannya tinggi, faktor utamanya
mungkin keamanan dan kepastian kerja, sedangkan dinegara maju, mungkin yang lebih penting adalah kepuasan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang sangat diinginkan oleh para pekerja tetap untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka sumber: Majalah Manajer, Edisi April
1986 1. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan.
Yang dimaksud penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan adalah bila seorang pekerja tetap telah tahu kegunaan dari pekerjaannya bagi umum, dan juga
sudah tahu betapa sangat pentingnya pekerjaan dia, sehingga dalam mengerjakan pekerjaannya itu sipekerja tadi akan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.
Cara untuk menanamkan rasa penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan adalah dengan memberitahukan si pekerja akan kegunaan dari hasil produk yang
dia kerjakan, baik dengan cara langsung menunjukkan kegunaannya ataupun dengan cara mengambil sample. Jadi prinsip utama dari keinginan para pekerja
tetap adalah tentang penghayatan atas pekerjaannya itu sendiri. Hal ini tentulah dengan bantuan para manajerpimpinan untuk menerapkannya pada pekerja tadi.
2. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Dengan adanya rasa keterlibatan dalam organisasi di mana para pekerja tetap itu
bekerja, si pekerja tadi merasakan bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dalam perusahaan, merasakan memiliki perusahaan. Dengan timbulnya kecintaan dalam
dirinya terhadap perusahaan maka si pekerja tetap tadi akan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya, karena jika dia bermalas-malasan maka produktivitas
kerja dia akan turun dan mengakibatkan kerugian pada perusahaan; dengan ruginya perusahaan seakan-akan rugi pula dirinya. Jadi para manajer hendaknya
Universitas Sumatera Utara
menanamkan rasa sifat yang demikian terhadap bawahannya agar perusahaan dapat lebih baik.
3. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi. Seseorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan bawahannya sampai
pada urusan pribadinya. Dengan demikian para pekerja tadi merasakan bahwa dirinya diberi perhatian besar oleh pimpinannya. Hal ini mendorong motivasinya
untuk bekerja lebih giat lagi, karena pendekatannya secara kekeluargaan atau dari hati-kehati.
4. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan. Biasanya dalam melakukan pekerjaan kita merasakan suatu kekhawatiran bila kita
gagal dalam melaksanakannya; karenanya kita selalu hati-hati. Tetapi bila melakukan pekerjaan itu terlampau hati-hati maka akibatnyapun akan sama bila
kita berhati-hati. Yang dimaksud keamanan dan perlindungan dalam pekerja itu, bekerja pada pekerjaan yang memerlukan perlindungan tubuh, ataupun juga
memberikan training sebelumnya untuk pekerjaan akan dilakukannya. Dengan terpenuhinya jaminan atas pekerjaan, maka dalam bekerja tidak lagi merasa was-
was atau ragu-ragu lagi. 5. Upah yang baik
Pada dasarnya seorang yang bekerja mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekerjaannya maka
akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. Karena dengan terpenuhinya upah yang baik atau dengan kata lain upah yang tak ditangguh-
Universitas Sumatera Utara
tangguhkan oleh para manajer pimpinan, maka rasa kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya akan semakin terasa,
bahwa perusahaan di mana dia bekerja benar-benar membutuhkannya; dan dia membutuhkan pekerjaan itu sehingga ada rasa timbal-balik yang selaras.
6. Pekerjaan yang menarik Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau
menarik bagi dirinya maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan pekerjaan yang tidak dia senangi. Demikian pula apabila kita
akan memberikan migas pada seseorang maka alangkah baiknya bila kita mengetahui apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan
kita berikan. Hal ini agar kita mendapatkan suatu hasil yang lebih memuaskan. Jadi rasa senang dengan sesuatu pekerjaan juga merupakan hal yang sangat
penting dalam meningkatkan mutu dari hasil produksi. 7. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan
perusahaan. Seseorang pekerja akan merasa bangga bila perusahaan di mana dia bekerja
mengalami kemajuan yang pesat, apalagi sampai terkenal di mata masyarakat. Hal ini pulalah yang mengangkat derajat kebanggaan pada diri si pekerja akan
pekerjaannya. Timbulnya rasa bangga itu merupakan juga keuntungan bagi perusahaan, karena secara langsung atau tidak, si pekerja tadi membawa promosi
perusahaan dan menjaga citra perusahaan agar tetap baik di mata masya-rakat. Untuk hal itulah maka para pemimpinmanajer harus tahu menghargai perasaan si
Universitas Sumatera Utara
pekerja agar tetap menjaga citra baik di dalam perusahaan atau di luar pekerjaannya.
8. Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja. Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja merupakan juga dasar rasa kepercayaan
pekerja terhadap perusahaan di mana dia bekerja. Kesetiaan pimpinan ini merupakan juga suatu wibawa dari perusahaan, karena bila si pimpinan hanya
mengobral janji-janji akan melakukan sesuatu, tapi kenyataannya tidak maka hal ini akan menimbulkan suatu rasa yang tak baik dalam diri si pekerja. Akibatnya si
pekerja akan merasakan sikap seorang atasannya itu bukan seorang pimpinan yang baik dan jika ini dibiarkan terus maka kehancuran perusahaan akan
terancam. Oleh karenanya, jika menjanjikan sesuatu pada para pekerja harus sesuai dan harus ditepati, agar citra sebagai pimpinanmanajer tetap dipandang
baik oleh bawahannyapekerja. 9. Lingkungan atau suasana kerja yang baik.
Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, baik pada para pekerja, pimpinan ataupun pada hasil pekerjaannya.
Misalkan para pekerja diharuskan bekerja pada suatu ketenangan untuk mendapatkan hasil yang baik, akan tetapi lingkungan kerjanya tidak sesuai karena
kebisinganpengap udaranya. Maka mungkin hasil yang baik itu tercapai. Jadi jelaslah penyesuaian atas suasana lingkungan kerja sangat berpengaruh besar.
Oleh karenanya para pimpinanmanajer harus tahu dengan pasti bagaimana menyesuaikan tempat kerja untuk para pekerja.
Universitas Sumatera Utara
10. Disiplin kerja yang keras. Kita sebagai manusia biasanya mempunyai rasa sifat ego yang tinggi, antara lain
tak ingin dikekang oleh suatu peraturan atau suatu tata tertib yang ketat. Demikian pula dengan para pekerja, biasanya mereka akan merasa enggan akan disiplin
kerja yang keras dari perusahaan dimana dia bekerja. Karena hal ini akan membuat si pekerja merasa terkekang. Biasanya para pekerja tak mau diatur
dengan ketat keinginannya masuk kerja sesukanya, kerja sembarangan atau pulang pada jam-jam yang belum waktunya. Tapi bila dibiarkan, maka disiplin
dari perusahaan akan hancur dan inipun merupakan ancaman yang tak boleh dianggap ringan dalam perusahaan tersebut. Oleh karenanya para
pimpinanmanajer untuk menerapkan disiplin agar para pekerja dapat dengan senang hati menuruti disiplin yang kita buat harus diadakan musyawarah bersama
dengan utusan para pekerja. Jadi sistem demokrasi kita terpaksa terapkan dalam pengambilan ke-putusan bersama, agar antara kedua belah pihak pimpinan dan
pekerja dapat saling memberi dan mengisi. Jadi jelaslah dari uraian 10 keinginan para pekerja tetap, itu bukan hanya upah yang merupakan nomor satu.
Menurut Rachmawati 2008, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yaitu:
1. Pengaturan jam kerja Jam kerja normal adalah 40 jam seminggu. Tidak semua pekerjaan memiliki jam
kerja yang sama. Pekerjaan yang berbahaya dan beresiko tinggi, seperti pelaut dan pekerja di industri kimia, tentu memiliki jam kerja yang berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan yang tidak banyak menanggung risiko, seperti pegawai administrasi kantor. Perusahaan paling tidak harus memikirkan pengaturan jam kerja yang
tepat dan meminimalkan risiko, terutama untuk pekerjaan yang berisiko tinggi. Apabila jam kerja bisa berkurang, terutama untuk pekerjaan yang berbahaya dan
menanggung risiko, maka tenaga kerja akan merasa lebih puas dan nyaman. Hal ini mencerminkan bahwa istirahat mingguan atau hari libur diakui sebagai suatu
yang penting untuk kesejahteraan karyawan. Kaitan antara jam kerja dengan produktivitas kerja adalah bahwa kondisi
karyawan dapat dipengaruhi oleh kurangnya istirahat yang memadai sehingga mengakibatkan kondisi psikis dan mental menurun. Contohnya karyawan yang
dipekerjakan dalam shift sewajarnya menerima fasilitas khusus seperti gaji ekstra, bonus dan sebagainya.
2. Kemudahan menghemat waktu dan efisiensi kerja Setiap karyawan mengetahui spesifikasi jabatan dan deskripsi jabatan yang
apabila dikaji dengan standar untuk kerja dan volume pekerjaan akan diperoleh suatu jam kerja yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, telah diadakan berbagai
upaya pengurangan jam kerja untuk waktu istirahat dan libur sebagai kompensasinya
a. Sistem shift yang didukung oleh model upah shift Contoh sistem ini adalah pengaturan waktu senggang pada pekerja disektor
yang memakai alat-alat optik, alat yang mengandung radio aktif, bidang konstruksi, penyelaman, dan sebagainya. Organisasi sebaiknya mengatur hal-
Universitas Sumatera Utara
hal tersebut dalam kesepakatan bersama berdasar peraturan organisasi sehingga mutu dan kemampuan fisik pekerja dapat terjamin. Biasanya
pengaturan jam kerja yang efisien diikuti dengan tingkat upah yang berbeda menurut jenis pekerjaannya.
b. Kenyamanan kerja Kenyamanan kerja perlu diupayakan di semua sektor mengingat jenis
pekerjaan disetiap sektor masing-masing memiliki kerawanan yang berbeda- beda. Contoh:
i. Komunikasi menggunakan bahasa asing dan label dalam bahasa asing yang dapat disalahtafsirkan.
ii. Perbedaan model instrumen dan alat pengaman yang tidak sesuai dengan kondisi fisik bangsa tertentu. Misalnya, alat pengaman untuk orang Eropa
belum tentu cocok bila digunakan oleh orang Asia yang fisiknya cenderung lebih kecil.
iii. Perbedaan selera interior lingkungan kerja. Interior sangat mempengaruhi kejiwaan karyawan, terutama dalam hal warna, luas ruangan, desain, dan
sebagainya. Orang Eropa menyukai warna cerah, sedangkan orang Asia lebih menyukai waran kuning, emas, dan merah terutama etnis Cina. Hal
ini berpengaruh pada daya tahan mata yang tentu saja akan mempengaruhi produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
iv. Budaya terhadap produktivitas. Sebagai contoh, orang Indonesia lebih menyukai atasan dari kultur yang mayoritas sama dengan bawahan. Hal
ini akan berpengaruh pada kelancaran komunikasi antara atasan – bawahan.
c. Keamanan kerja Keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan ditandai adanya kesempurnaan
dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang dikendalikan oleh sebuah sistem manajemen yang baik. Rasa keamanan dalam bekerja menjadi
hal yang sangat vital bagi pekerja untuk memperbarui motivasi dalam menjalankan pekerjaan.
Sebagai contoh: i. Terdapat alat – alat berat dan berisiko, terutama pada industri yang rawan
bahaya. ii. Bahan baku yang dapat menyebar partikel penyakit.
iii. Olahan limbah yang tidak terencana dengan baik sehingga mengakibatkan hal yang fatal bagi lingkungan sekitar.
iv. Penerapan sistem manajemen yang dapat mempengaruhi sistem kerja. d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Gaya Baru K3GB
Pola K3 pada masa lalu masih bersifat konvensional dan pasif terhadap teknologi. Jadi teknologi industri diciptakan terlebih dahulu, baru disusul
dengan teknologi keselamatan dan kesehatan kerja. Dukungan K3 pada
Universitas Sumatera Utara
peralatan yang ada bersifat suplemen sehingga aktifitas K3 cenderung lamban dalam mengikuti suatu teknologi baru.
Dalam K3GB ini setiap teknologi harus merupakan paket utuh built-in dengan teknologiyang dipakai dalam semua sektor. Oleh karena itu, paket
utuh tersebut dirancang dari awal sehingga keselamatan dan kesehatan kerja dapat terjamin. Bagi negara – negara yang belum banyak menerpakan
teknologi tersebut, hal-hal berikut dapat dijadikan pedomana yang nantinya akan disepakati:
i. Kontribusi biaya 0,5 - 1 dari biaya produksi Biaya dalam paket yang utuh built – in antara teknologi canggih dan
teknologi K3 merupakan perpaduan dalam biaya produksi yang menjamin peningkatan mutu barang sebesar 0,5 untuk teknologi yang sederhana
dan 1 untuk teknologi yang mahal. Kontribusi biaya tersebut digunakan untuk pengujian dan pemeriksaan, baik dilaboraturium ataupun uji coba
teknologi. Biaya 0,5 dan 1 dari biaya produksi digunakan untuk memperluas aktivitas penelitian dan pengembangan untuk mencegah
kecelakaan kerja. Seperti kasus pada Bhopal Unit Carbides India yang harus mengeluarkan 477 juta untuk kecelakaan kerja dan kerugian yang
dialami.
Universitas Sumatera Utara
ii. Teknologi K3 yang telah teruji Syarat dari K3GB adalah ditandai oleh teknologi K3 yang teruji seperti:
a. Penggunaan bahan label menurut waktu. b. Daya kerja suatu instrumen yang terkendali
c. Penempatan instrumen pada tempat yang aman d. Keterampilan kerja telah teruji
e. Menetapkan standar kerja baru f. Asuransi bagi pekerja
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sinar Oleochemical Internasional SOCI MAS jalan Pulau Irian 2 KIM Medan. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan
April 2010 sampai dengan Desember 2010.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei, Singarimbun dan Effendi 1995 menyatakan bahwa, “Survei merupakan penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik”.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menguraikan, menggambarkan tentang sifat-sifat karakteristik dari suatu keadaan
atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian menggunakan statistik Djarwanto, 1996.
Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan deskriptif explanatory yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya
dengan variabel yang lain Sugiono, 2005.
Universitas Sumatera Utara