menengah adalah term loan dan lease financing. 3 Utang jangka panjang long- term debt yaitu utang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Utang
jangka panjang ini digunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Bentuk utama dari utang jangka panjang adalah pinjaman obligasi bonds-payable dan
pinjaman hipotik mortage.
2.3.1 Debt Maturity
Debt maturity dapat didefinisikan sebagai komposisi dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam struktur modal utang dalam perusahaan.
Hubungan proporsional antara instrument hutang dengan variasi maturitas dalam modal utang disebut debt maturity Thottekat, 2013. Utang jangka pendek utang
lancar adalah utang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun atau maksimal satu tahun. Sedangkan utang jangka panjang adalah utang yang
memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Definisi dari debt maturity masih isu yang kontroversial dalam literatur debt maturity karena ada perbedaan yang
signifikan antara penelitian-penelitian selama penelitian debt maturity. Namun, pendekatan neraca adalah metode yang disukai untuk mengukur debt maturity
diantara penelitian keuangan Rahmawati, 2014.
2.4 Pajak
Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian diapkai untuk menyediakan barang dan jasa publik. Besar pajak
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Secara administratif pungutan pajak dapat dikelompokan menjadi pajak langsung direct
tax dan pajak tidak langsung indirect tax. Dari aliran sumber daya flows of
resources pajak dapat dipungut dari aliran masuknya income atau aliran keluarnya sumber daya expenditure.
Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba profit margin, sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mengurangi rate of return investment.
Status perusahaan yang go public atau belum akan mempengaruhi kebijakan pembagian deviden. Perusahaan yang sudah go public umumnya akan cenderung
high profile daripada perusahaan yang belum go public. Agar harga pasar sahamnya meningkat, manajer perusahaan go public akan berusaha tampil sebaik
mungkin, sukses dan membagi deviden yang besar. Demikian juga dengan pembayaran pajaknya akan diusahakan sebaik mungkin. Namun, apapun
asumsinya, secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Dalam praktik
bisnis, umumnya pengusaha mengidentikan pembayaran pajak sebagai beban sehingga
akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan daya saing
manager wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula dengan kewajiban membayar pajak, karena biaya pajak akan menurunkan after tax profit,
rate of return, dan cash flow Suandy, 2003. Meminimalisi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang
masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan. Upaya untuk meminimalisi pajak secara eufimisme sering disebut
dengan “perencanaan pajak” tax planning atau tax sheltering. Umumnya perencaan pajak merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib