1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah yang timbul yaitu:
1. Bagaimana status gizi pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi?
2. Berapa persentase insiden keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi?
3. Berapa prevalensi keilitis angularis sesuai dengan tipe keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi?
4. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan insiden keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi?
5. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan tipe keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirangkum, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui status gizi anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi.
2. Mengetahui persentase insiden keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi.
3. Mengetahui prevalensi penderita keilitis angularis sesuai dengan tipe keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih
Abadi. 4. Mengetahui hubungan status gizi dengan insiden keilitis angularis pada
anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi. 5. Mengetahui hubungan status gizi dengan tipe keilitis angularis pada anak-
anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara status gizi dengan insiden keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi.
2. Terdapat hubungan antara status gizi dengan tipe keilitis angularis pada anak-anak umur 6-10 tahun di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi Departemen Ilmu Penyakit Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara mengenai hubungan antara status gizi dengan insiden keilitis angularis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada instansi kesehatan dan tenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kualitas
nutrisigizi pada anak-anak terkait dengan insiden keilitis angularis. 3. Dapat menjadi data awal bagi penelitian selanjutnya dalam melihat
hubungan antara status gizi dengan insiden keilitis angularis.
1.5.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi tim kesehatan sehingga tenaga kesehatan dapat mempertahankan gizi yang seimbang pada anak
untuk mencegah terjadinya keilitis angularis.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi
Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan serta merupakan hasil akhir dari semua interaksi antara organisme dan
makanan yang dikonsumsi. Nutrisi atau disebut juga dengan zat gizi memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan tubuh pada umumnya, dan kesehatan
rongga mulut pada khususnya, diperlukan untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal, serta diperlukan dalam perbaikan jaringan.
15,25
Nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi serta pemeliharaan jaringan rongga mulut.
15
2.1.1 Gizi Makro
Gizi makro terdiri dari karbohidrat serta protein.
26
2.1.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Karbohidrat menyuplai hampir 40 dari total energi tubuh yang digunakan saat istirahat dengan 15-20 digunakan
oleh otot. Selama aktivitas yang dilakukan tidak membutuhkan energi yang besar, lemak menjadi sumber energi utama, namun ketika aktivitas yang dilakukan
membutuhkan energi besar, karbohidrat digunakan sebagai sumber energi mencapai 50.
26
2.1.1.2 Protein
Protein secara umum dikenal sebagai zat pembangun dan pemicu reaksi
kimiawi. Pengertian protein dalam ranah gizi adalah kelompok makronutrisi berupa
senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme. Zat ini tidak bisa dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali lewat
makanan. Fungsi protein sangat beragam dan vital bagi tubuh manusia. Selain
sebagai zat pembangun, protein adalah penyokong berbagai aktifitas organ tubuh dan metabolisme. Berikut adalah beberapa fungsi utama protein:
27
Protein merupakan sumber energi selain karbohidrat. Selain berfungsi sebagai asupan energi cadangan, protein juga bisa menjadi asupan energi utama
ketika sedang menjalani diet rendah gula.
Asam amino merupakan enzim pembangun sehingga sangat baik bagi olahragawan yang membutuhkan massa otot yang memadai sekaligus mempercepat
proses perbaikan jaringan yang rusak.
Protein merupakan enzim yang mendorong reaksi kimiawi dalam tubuh, sehingga fungsinya sangat besar dalam mendorong metabolisme dan kerja jaringan
yang sehat.
Protein membantu anak-anak dan remaja melalui masa pertumbuhan yang sehat karena sel-sel tubuh mendapat asupan zat pembangun yang cukup.
Sumber protein terdiri dari dua jenis, yaitu sumber protein nabati dan hewani. Sumber makanan yang kaya akan protein nabati contohnya adalah kacang-kacangan
kedelai, kacang mede, kacang hazel, almond, kacang merah, kacang hijau, biji bunga matahari, jintan dan biji labu. Sumber protein hewani adalah daging merah,
ikan, telur, daging unggas, dan produk susu. Protein juga bisa ditemukan dalam suplemen tambahan, misalnya minuman serbuk protein yang biasanya dijadikan
menu produk diet atau minuman atlet.
27
2.1.2 Gizi mikro
Gizi mikro merupakan zat gizi pendukung yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi mikro terdiri atas mineral serta vitamin.
26
2.1.2.1 Mineral
Mineral adalah elemen anorganik yang ditemukan di alam dan kebanyakan dari elemen tersebut berbentuk padat. Zat besi memiliki fungsi utama dalam tubuh
sebagai alat transportasi dan utilisasi atau metabolisme oksigen di dalam tubuh,
kekebalan, perkembangan kognitif, pengaturan suhu, metabolisme energi, dan performa kerja.
26
Tembaga memiliki fungsi sebagai metaloenzim enzim yang terdiri dari unsur logam dan selalu terisolasi dengan protein. Logam disini berfungsi untuk transfer
elektron dan bekerja secara berdekatan dengan zat besi dalam metabolisme oksigen.
26
Magnesium memainkan peranan penting dalam berbagai proses fisiologis, di antaranya adalah aktivitas fisik seseorang, termasuk di dalamnya neuromuskular,
kardiovaskular, dan fungsi hormonal.
26
2.1.2.2 Vitamin
Vitamin merupakan salah satu bentuk gizi mikro. Vitamin adalah sekelompok komponen organik kompleks dan ditemukan dalam jumlah sedikit dalam tubuh.
Vitamin sangat penting untuk dapat berfungsi secara optimal dari banyak proses fisiologis dalam tubuh. Salah satu vitamin adalah vitamin B kompleks.
26
2.1.2.2.1 Vitamin B
Vitamin B dapat dibedakan antara lain menjadi vitamin B
1
yang ditemukan oleh Williams pada tahun 1936, vitamin B
2
yang ditemukan oleh Gyorgy dan Khun pada tahun 1933, niacin, B
6,
B
7
, B
11
, B
12
, folat, biotin, dan asam pantotenat. Efek defisiensi beberapa vitamin ini dapat tercatat selama 2-4 minggu, seringkali
mengurangi kapasitas aktivitas fisik.
26,28
Vitamin B
1
banyak terdapat pada ragi, kecambah, kulit beras, wortel, hati, telur, susu, ginjal, margarine, apel, bit, ketimun, kol, dan daging. Fungsi vitamin B
1
untuk oksidasi karbohidrat dalam tubuh.
29
Vitamin B
2
terdapat dalam buah-buahan segar, sayuran, susu, ragi, telur, hati, mentega, ginjal, otak, saledri, dan kacang-kacangan. Fungsinya untuk membantu
pembebasan energi dari bahan makanan, pertumbuhan, dan mempercepat pemindahan rangsang sinar ke saraf mata. Kekurangan vitamin B
2
menyebabkan terjadinya keilosis, yaitu luka-luka di sudut mulut.
29
Vitamin B
3
terdapat pada hati, daging, ragi, kentang, roti, ikan, dan beras. Fungsi vitamin B
3
untuk membantu pembebasan energi dari makanan dan sintesis hormon. Kekurangan vitamin B
3
menyebabkan pellagra, penyakit kulit, dan diare.
29
Vitamin B
6
terdapat pada ikan, hati, daging, dan sayuran. Fungsi vitamin B
6
membantu proses metabolisme lemak dan pembuatan darah. Kekurangan vitamin B
6
menyebabkan pellagra, anemia, dan obstipasi.
29
Vitamin B
7
diperlukan dalam sintesis karbohidrat, pertumbuhan, dan metabolisme sel. Kekurangan vitamin B
7
menyebabkan pellagra, penyakit kulit, dan diare. Vitamin B
7
dapat ditemukan pada susu, hati, kedelai, ragi, daun salada, bawang, nanas, dan bayam.
29
Vitamin B
11
berperan dalam pembentukan eritrosit. Kekurangan vitamin B
11
menyebabkan anemia pernisiosa. Sumber vitamin B
11
terutama pada hati, ginjal, lobak, tomat, bayam, dan selada air.
29
Vitamin B
12
penting untuk sintesis asam amino dan pembentukan eritrosit. Kekurangan vitamin B
12
menimbulkan anemia pernisiosa, yaitu eritrosit berjumlah sedikit, rapuh, dan mudah rusak. Vitamin B
12
banyak terkandung dalam berbagai macam bahan makanan, seperti hati, ikan, susu, dan ragi, dan tidak terdapat pada
sayuran.
29
2.2 Perkembangan Anak Umur 6-10 Tahun
Anak umur 6-10 tahun lebih mandiri dan aktif secara fisik dibandingkan anak-anak dibawah umur 6-10 tahun. Anak umur 6-10 tahun juga lebih terlibat
dengan teman-teman dan belajar untuk berpikir dengan cara yang lebih kompleks.
30
Perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosial terjadi secara bertahap, tapi perkembangan anak dari satu tahun ke tahun berikutnya dapat meningkat lebih
pesat.
30
Perkembangan anak umur 6-10 tahun yaitu sebagai berikut:
30
1. Perkembangan Fisik Kekuatan dan koordinasi otot meningkatkan pesat dalam beberapa tahun ini.
Banyak anak-anak belajar untuk melempar, memukul bola bisbol atau menendang
bola. Beberapa anak bahkan dapat mengembangkan keterampilan dalam kegiatan yang lebih kompleks, seperti bermain basket atau menari.
2. Perkembangan Intelektual Pada umur 6-10 tahun, anak berpikir lebih matang dan lebih logis. Anak umur
6-10 tahun secara bertahap menjadi mampu memecahkan suatu masalah atau membaca situasi. Meskipun pemikiran anak-anak umur 6-10 tahun menjadi lebih
kompleks, anak-anak dalam kelompok umur 6-10 tahun masih berpikir secara konkret. Ini berarti mereka lebih peduli dengan hal-hal yang nyata daripada
khayalan belaka, yaitu sesuatu yang dapat diidentifikasi dengan indera. Misalnya, benar-benar menyentuh bulu lembut kelinci lebih bermakna bagi anak daripada
menjelaskan kepada anak tentang bulu lembut kelinci dengan maksud agar anak dapat membayangkannya.
3. Perkembangan Emosional dan Sosialisasi Ketika anak-anak masuk sekolah, mereka meninggalkan keamanan rumah dan
keluarga. Anak-anak menjadi pemain di panggung yang lebih besar dari sekolah dan teman-teman. Di sini, anak-anak belajar beberapa keterampilan. Anak umur 6-10
tahun masih labil, terkadang mereka merasa dewasa dan penuh tanggung jawab atas tugas-tugas sekolah mereka, dan terkadang menjadi seperti balita yang kekanak-
kanakan, semua itu tergantung situasi dan kondisi di sekitar mereka.
2.2.1 Karakter Anak Sesuai Umur 2.2.1.1 Umur 6 Tahun
Mayoritas anak umur 6 tahun memiliki karakter sebagai berikut:
31
a. Pertumbuhan anak sering kali berlangsung dengan cepat, namun secara keseluruhan laju pertumbuhan biasanya berkisar 4-6 cm setiap tahun.
b. Keterampilan fisik anak berkembang dan mampu bermain dalam permainan tim yang lebih kompleks, seperti sepakbola.
c. Perkembangan otot-otot kecil berkembang dengan cukup baik, anak umur 6 tahun biasanya sudah mahir menggunakan gunting dan peralatan kecil lain
seperti pensil. Anak umur 6 tahun sudah mampu menulis huruf dan angka.
d. Anak umur 6 tahun sudah mulai menegaskan diri, menentukan kesukaan dan ketidaksukaannya, lalu mengungkapkannya dengan jelas.
e. Anak umur 6 tahun biasanya mengalami masalah kulit dan bibir yang kering.
2.2.1.2 Umur 7 Tahun
Mayoritas anak umur 7 tahun memiliki karakter sebagai berikut:
31
a. Anak umur 7 tahun memiliki energi yang tinggi sehingga membutuhkan gaya hidup sehat, yaitu pola makan seimbang, banyak berolahraga, dan rutinitas yang
baik. b. Anak umur 7 tahun menikmati berbagai tantangan yang menguji
ketangkasan serta kekuatan, seperti memanjat. c. Perubahan-perubahan pada tubuh anak terjadi sangat pesat yang disertai
peningkatan serta ketahanannya. d. Anak umur 7 tahun sudah mampu berkonsentrasi lebih lama dan berpikir
lebih logis. e. Anak semakin memahami dan mampu mengontrol emosi.
f. Anak biasanya mengalami masalah nafsu makan.
2.2.1.3 Umur 8 Tahun
Mayoritas anak umur 8 tahun memiliki karakter sebagai berikut:
31
a. Stamina anak umur 8 tahun semakin menigkat seiring dengan jiwa kompetitifnya dan ia akan mendapat manfaat yang besar dari berbagai permainan
fisik. b. Berat badan anak meningkat, dari yang tadinya kurus bisa menjadi lebih
padat. c. Anak umur 8 tahun terlihat lebih dewasa dan tertib.
d. Anak umur 8 tahun memiliki imajinasi yang luar biasa. e. Anak umur 8 tahun lebih mandiri dalam sebagian besar perawatan diri,
seperti mandi dan berpakaian.
2.2.1.4 Umur 9 Tahun
Mayoritas anak umur 9 tahun memiliki karakter sebagai berikut:
31
a. Anak mulai lebih penasaran tentang tubuh serta seksualitasnya, dan kesadaran terhadap lawan jenis mulai meningkat. Sebagian besar anak perempuan
mengalami pubertas. b. Anak memiliki daya pikir yang cukup menonjol, pintar dalam
mengelompokkan segala sesuatu, dan mampu menggunakan buku referensi dengan keterampilan yang semakin baik.
c. Keterampilan sosial anak semakin maju dan menjadikan anak menjadi teman yang baik.
d. Anak umur 9 tahun biasanya sudah mampu menjaga kebersihan diri.
2.2.1.5 Umur 10 Tahun
Mayoritas anak umur 10 tahun memiliki karakter sebagai berikut:
31
a. Pubertas pada anak laki-laki mulai berkembang.
b. Anak laki-laki biasanya mengalami penebalan otot, dan kadar lemak
berkurang.
c. Anak-anak pada umur 10 tahun mulai membandingkan diri dengan orang lain, sehingga sangatlah penting untuk mendorong kesadaran diri guna membangun
rasa menghargai diri sendiri. d. Anak umur 10 tahun cenderung cerewet dan penuh dengan informasi.
e. Pada umur 10 tahun, anak akan menyadari harga diri serta bakat, dan merasa menjadi bagian dari keluarga dan teman-teman. Peran anak di antara teman
sebaya juga mulai terbentuk, bisa jadi seorang pemimpin, pelawak, dan sebagainya.
f. Anak umur 10 tahun biasanya mengalami masalah alergi, misalnya alergi
terhadap makanan.
2.3 Kebutuhan Gizi untuk Anak Umur 6-10 Tahun