Kebutuhan Gizi untuk Anak Umur 6-10 Tahun Pengukuran Lingkar Lengan Atas

2.2.1.4 Umur 9 Tahun

Mayoritas anak umur 9 tahun memiliki karakter sebagai berikut: 31 a. Anak mulai lebih penasaran tentang tubuh serta seksualitasnya, dan kesadaran terhadap lawan jenis mulai meningkat. Sebagian besar anak perempuan mengalami pubertas. b. Anak memiliki daya pikir yang cukup menonjol, pintar dalam mengelompokkan segala sesuatu, dan mampu menggunakan buku referensi dengan keterampilan yang semakin baik. c. Keterampilan sosial anak semakin maju dan menjadikan anak menjadi teman yang baik. d. Anak umur 9 tahun biasanya sudah mampu menjaga kebersihan diri.

2.2.1.5 Umur 10 Tahun

Mayoritas anak umur 10 tahun memiliki karakter sebagai berikut: 31

a. Pubertas pada anak laki-laki mulai berkembang.

b. Anak laki-laki biasanya mengalami penebalan otot, dan kadar lemak berkurang. c. Anak-anak pada umur 10 tahun mulai membandingkan diri dengan orang lain, sehingga sangatlah penting untuk mendorong kesadaran diri guna membangun rasa menghargai diri sendiri. d. Anak umur 10 tahun cenderung cerewet dan penuh dengan informasi. e. Pada umur 10 tahun, anak akan menyadari harga diri serta bakat, dan merasa menjadi bagian dari keluarga dan teman-teman. Peran anak di antara teman sebaya juga mulai terbentuk, bisa jadi seorang pemimpin, pelawak, dan sebagainya. f. Anak umur 10 tahun biasanya mengalami masalah alergi, misalnya alergi terhadap makanan.

2.3 Kebutuhan Gizi untuk Anak Umur 6-10 Tahun

Secara umum, kebutuhan gizi anak umur 6-10 tahun serupa dengan kebutuhan gizi pada periode kehidupan lain. Kebutuhan gizi anak umur 6-10 tahun yang berhubungan dengan kejadian penyakit tertentu seperti penyakit kekurangan energi dan protein, kekurangan vitamin A, kekurangan garam beryodium, obesita, dan lain- lain. Oleh sebab itu pemeriksaan terhadap tanda dan gejala suatu penyakit perlu diperhatikan. 32 Pada anak umur 6-10 tahun perlu dibedakan kebutuhan gizi antara anak laki- laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini biasanya anak perempuan memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya dikarenakan anak perempuan mengalami masa transisi menuju masa menstruasi dan pubertas. 33 Sarapan pagi bagi anak umur 6-10 tahun sangatlah penting, karena periode ini penuh aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Untuk sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari. Dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan telur; satu porsi bubur ayam; satu gelas susu dan buah; akan mendapatkan 300 kalori. Bila tidak sempat sarapan pagi sebaiknya anak dibekali dengan makanansnack yang berat bergizi lengkap dan seimbang misalnya: mie goreng atau roti isi daging. Makan siang biasanya menu makanannya lebih bervariasi karena waktu tidak terbatas. Makan malam merupakan saat makan yang menyenangkan karena bisa berkumpul dengan keluarga. 33

2.4 Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya. 34 Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan obesitas. 36 Status gizi kurang sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu. 37

2.4.1 Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang berisiko atau dengan status kurang. 38 Menurut Hartriyanti dan Triyanti, penilaian status gizi bertujuan untuk: 39 1. Memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status gizi. 2. Memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan dari masing- masing metode yang ada. 3. Memberikan gambaran singkat mengenai pengumpulan data, perencanaan, dan implementasi untuk penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri. 39

2.4.1.1 Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan defisiensi zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel superficial epithelial tissues seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 40 Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan secara fisik yaitu tanda sign dan gejala symptom atau riwayat penyakit. 40

2.4.1.2 Biokimia

Beberapa tahap perkembangan kekurangan gizi dapat diidentifikasi dengan cara biokimia dan lazim disebut cara laboratorium. Cara ini dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan defisiensi subklinis. Bersifat objektif, bebas dari faktor emosi dan subjektif lain. Metode ini mampu merefleksikan kadar zat gizi tubuh total atau besarnya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi sehingga disebut uji biokimia statis. 40 Cara lain untuk mengukur keadaan defisiensi subklinis adalah uji gangguan fungsional. Uji gangguan fungsional adalah pengukuran perubahan dalam aktivitas enzim spesifik atau kadar komponen darah spesifik tergantung zat gizi yang diberikan, pengukuran produksi metabolit abnormal, pengukuran fungsi fisiologi dan perilaku yang tergantung pada zat gizi spesifik. 40

2.4.1.3 Biofisika

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 40

2.4.1.4 Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 40

2.4.2 Metode Pengukuran Antropometri

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Macam- macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan adalah sebagai berikut: 40 a. Berat badan BB Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang, untuk menilai status gizi biasanya BB dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan. b. Tinggi badan TB Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi atau panjang yang diukur secara rutin. c. Panjang badan PB Dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu pengumpulan data TB. d. Lingkar kepala Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti hydrocephalus ukuran kepala besar atau microcephaly ukuran kepala kecil. e. Lingkar dada Lingkar dada berkembang dengan pesat sampai anak berumur tiga tahun sehingga bisa digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. f. Lingkar lengan atas LILA Biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur. Pengukuran LILA dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat. g. Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran TB dan BB yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

2.4.3 Indeks Antropometri

Indeks antropometri yaitu sebagai berikut: 39,40 1. Berat Badan Menurut Umur BU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi, mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini. 2. Tinggi Badan Menurut Umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. 3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini. 4. Indeks Massa Tubuh IMT Masalah kekurangan gizi merupakan masalah yang penting, karena mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan, salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal dengan menggunakan metode Indeks Massa Tubuh IMT. IMT menggunakan rumus perhitungan yaitu sebagai berikut: IMT = Berat badan kg Tinggi badan m x Tinggi badan m 5. Lingkar Lengan Atas Terhadap Umur LILAU Indeks antropometri ini dapat mengidentifikasikan KEP kekurangan energi dan protein pada balita, membutuhkan alat ukur yang murah dan pengukuran cepat.

2.5 Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan. Ada tujuh urutan pengukuran LILA, yaitu: 40 1. Tetapkan posisi bahu dan siku 2. Letakkan pita antara bahu dan siku, lalu tentukan titik tengah lengan 3. Lingkarkan pita LILA pada titik tengah lengan 4. Pita dilingkarkan secara pas sesuai dengan ukuran lengan atas pasien 5. Cara pembacaan skala yang benar Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA yaitu pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata. 40 Parameter dalam pengukuran lingkar lengan atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 35 Tabel 1. Parameter pengukuran lingkar lengan atas Usia thn Lingkaran lengan cm Baku 90 Baku 80 Baku 70 Baku 60 Baku ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ 6 17.3 17.3 15.6 15.5 13.8 13.8 12.1 12.1 10.4 10.4 7 17.8 17.8 16.0 16.0 14.2 14.2 12.5 12.5 10.7 10.7 8 18.4 18.4 16.5 16.6 14.7 14.7 12.9 12.9 11.0 11.1 9 19.0 19.1 17.1 17.2 15.2 15.3 13.3 13.4 11.4 11.5 10 19.7 19.9 17.7 17.9 15.8 15.9 13.8 13.9 11.8 11.9 11 20.4 20.7 18.4 18.6 16.3 16.7 14.3 14.5 12.2 12.4 12 21.2 21.5 19.1 19.3 16.9 17.2 14.8 15.0 12.7 12.9 13 22.2 22.4 20.0 20.2 17.7 17.9 15.5 15.7 13.3 13.4 14 23.2 23.2 20.9 20.9 18.6 18.5 16.3 16.2 13.9 13.9 15 25.0 24.4 22.5 20.0 20.0 19.5 17.5 17.1 15.0 14.6 16 26.0 24.7 23.4 22.2 20.8 19.7 18.2 17.3 15.6 14.8 17 26.8 24.9 24.1 22.3 21.4 19.9 18.8 17.4 16.1 15.5 Nilai pada kolom baku dan 90 baku merupakan parameter LLA yang dimana menunjukkan status gizi yang baik. Nilai pada kolom 80 baku, 70 baku, 60 baku menunjukkan status kekurangan gizi. Kolom 80 baku merupakan kekurangan nutrisi cukup. Kolom 70 baku merupakan kekurangan nutrisi sedang dan kolom 60 baku merupakan parameter kekurangan nutrisi buruk. Pada setiap tingkatan status gizi tersebut dibedakan ukuran untuk anak laki-laki dan perempuan. 35

2.6 Masalah Gizi Kurang