merupakan suatu rangkaian yang mandiri tapi berhubungan, tidak terpisah secara tajam.
c. Model Responsive Model Responsive dikembangkan oleh Stake. Model ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari model countenancenya, meskipun beberapa hal terdapat hal perbedaan yang prinsipil yaitu : 1 model contenance mempunyai
fokus yang lebih luas dibanding model responsive, dan 2 model countenance berdasarkan pengembangan kriteria fidelity, sedangkan model responsive
mengembangkan kriteria berdasarkan pendekatan proses. Model responsive tidak berbicara tentang pemakaian instrumen standar, tetapi memberikan perhatian yang
besar interaksi antara evaluator dengan pelaksanaan kurikulum.
2.4 Keterkaitan Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan Kawasan Teknologi Pendidikan
Secara historis definisi teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Kawasan dalam definisi 1994 dapat dianggap
sebagai kerangka teori dan praktik yang dikembangkan dalam rumusan yang sangat sempit, teknis, dan mendalam. Menurut Prawiradilaga 2012:47 kawasan
adalah “peta” kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh teknolog pembelajaran berdasarkan kekhususan tertentu, kawasan ini merujuk
lebih rinci landasan teori serta langkah-langkah penerapan dan praktik dari teori tersebut. Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pendidikan yang
berlandaskan definisi AECT 1994 dalam Prawiradilaga 2012:46, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.
Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi dan setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan
kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Setiap kawasan memiliki potensi dan tata kerja yang berbeda, namun
sebagaimana suatu sistem, seluruh kawasan berinteraksi dan saling mendukung satu sama lain. Berikut gambaran hubungan antar kawasan dalam definisi 1994
dalam prawiradilaga 2012:55:
Gambar 2.2. Hubungan Antarkawasan dalam Definisi 1994 Sumber : Prawiradilaga 2012:48
Kawasan desain meliputi penerapan berbagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan cara sistematis dan sistematik. Kawasan desain merupakan proses untuk menentukan kondisi belajar, meliputi desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan lain-lain.
Kawasan pengembangan berorientasi pada produksi media pembelajaran yang kisi-kisi modelnya dihasilkan dari kawasan desain. Kawasan pengembangan
mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan multimedia. Pengembangan bersifat progresif, karena
berpengaruh kemajuan teknologi perangkat keras yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Kawasan pemanfaatan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan strategi dan sumber belajar bertujuan untuk meningkatkan suasana
pembelajaran. Kawasan pemanfaatan mencakup pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan pelembagaan, kebijakan dan regulasi.
Kawasan pengelolaan dimulai dari administrasi pusat media, program media, dan pelayanan pemanfaatan media. Kawasan pengelolaan meliputi
pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, pengelolaan informasi.
Kawasan penilaian atau evaluasi adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu produk atau program. Perbaikan dilakukan dengan
mempertimbangkan informasi yang diterima. Gronlund dalam Prawiradilaga 2012:54 mengenalkan evaluasi untuk pengembangan produk, yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
Kawasan evaluasi meliputi analisis masalah, pengukuran acuan patokan criteria-referenced test, evaluasi formatif yang bermanfaat untuk pengembangan
program dan produk pembelajaran, serta evaluasi sumatif. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan menggunakan strategi pengumpulan infomasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran Acuan Patokan PAP meliputi teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran Acuan Patokan PAP yang sering berupa tes, juga dapat disebut acuan isi, acuan
tujuan, atau acuan kawasan. Sebab, kriteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran telah mencapai tujuan. Pengukuran
Acuan Patokan PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
Sedangkan, penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penekanan baik
untuk penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari pengembangan produk, maupun penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan perhatian
utama dari para teknolog pembelajaran.
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu .