Kawasan evaluasi meliputi analisis masalah, pengukuran acuan patokan criteria-referenced test, evaluasi formatif yang bermanfaat untuk pengembangan
program dan produk pembelajaran, serta evaluasi sumatif. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan menggunakan strategi pengumpulan infomasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran Acuan Patokan PAP meliputi teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran Acuan Patokan PAP yang sering berupa tes, juga dapat disebut acuan isi, acuan
tujuan, atau acuan kawasan. Sebab, kriteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran telah mencapai tujuan. Pengukuran
Acuan Patokan PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
Sedangkan, penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penekanan baik
untuk penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari pengembangan produk, maupun penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan perhatian
utama dari para teknolog pembelajaran.
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu .
Euis Tria. 2014. Studi Deskriptif Pengelolaan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Di Kelas IV SDN 81 Kota Bengkulu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1 guru tidak melaksanakan tahap
perencanaan dikarenakan guru hanya berpedoman pada buku guru yang telah disiapkan oleh pemerintah sehingga menyebabkan guru merasa tidak perlu lagi
untuk membuat silabus dan RPP untuk proses pembelajaran; 2 guru belum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific; 3 pada proses
pembelajaran guru belum melakukan penilaian sesuai kurikulum 2013; 4 guru belum melaksanakan pemberian tindak lanjut kepada siswa. Kesimpulannya
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan scientific belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
Resmitha Nidya Viantari. 2014. Pembelajaran Tematik Integratif di SD Negeri 1 Kalipuncangwetan Jepara. Hasil penelitian ini menunjukan 1
pemahaman guru tentang konsep pembelajaran tematik sudah baik, guru sudah memahami pengertian pembelajaran tematik integratif, karakteristik pembelajaran
tematik, prosedur-prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik, dan guru memahami pendekatan scientific; 2 pelaksanaan pembelajaran menggunakan
tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup; 3 pendekatan scientific yang guru terapkan dalam pelaksanaan pembelajaran
meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Dwi Indah Pratiwi. 2014. Evaluasi Model Stake Terhadap Buku Tematik Kelas IV SD Negeri Kedungori 1 Dempet, Dempet. Berdasarkan Kurikulum
2013, hasil penelitian menunjukan bahwa buku tematik kelas IV SD Kedungori 1 Dempet dari semua Tema bisa dikatakan cukup layak untuk dijadikan sebagai
sumber bahan ajar untuk siswa.
Umar Ghani. 2014. Evaluasi Pelatihan Instuktur Nasional Kurikulum 2013 Jenjang Sekolah Dasar Angkatan IX Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan instruktur nasional kurikulum 2013 jenjang Sekolah Dasar angkatan IX di LPMP Jawa Tengah
adalah sebagai berikut : hasil evaluasi context dari proses pelatihan menunjukan kategori baik, dikarenakan kebutuhan peserta tercapai dan tujuan pelatihan sesuai.
Evaluasi input meliputi anggaran, widyaiswara, fasilitas menunjukan kategori baik, evaluasi process meliputi reaksi , peserta metode, materi ada kategori baik
dan evaluasi
product meliputi
mempelajari hal
baru dan
mampu mengimplemenasikan pada kategori baik.
2.6 Kerangka Berfikir