107
belum mengikuti diklat operator komunikasi. Jumlah personil yang memiliki kualifikasi poin ini sebesar 0.
4 Mampu mengatur alarm sistem kebakaran dari instansi dan atau unit kerja
lainnya dan masyarakat dengan pos komandopusat pengendalian operasi. Nilai dari masing-masing poin apabila terpenuhi adalah 20.
Kualifikasi mampu mengatur alarm sistem kebakaran dari instansi dan atau unit kerja lainnya dan masyarakat dengan pos komandopusat
pengendalian operasi termuat dalam materi diklat operator komunikasi. Terdapat 3 operator komunikasi di Dinas Kebakaran Kota Semarang dan
masing-masing belum mengikuti diklat operator komunikasi. Jumlah personil yang memiliki kualifikasi poin ini sebesar 0.
5 Mampu menyusun laporan pelaksanaan tugas secara rinci dan jelas.
Nilai dari masing-masing poin apabila terpenuhi adalah 20. Kualifikasi mampu menyusun laporan pelaksanaan tugas secara rinci dan
jelas termuat dalam materi diklat operator komunikasi. Terdapat 3 operator komunikasi di Dinas Kebakaran Kota Semarang dan masing-
masing belum mengikuti diklat operator komunikasi. Jumlah personil yang memiliki kualifikasi poin ini sebesar 0.
5.1.2.2 Analisis Jabatan Struktural Pemadam
Pembahasan kualifikasi jabatan struktural pemadam berdasarkan Permendagri No 16 Tahun 2009 terdiri dari Jabatan struktural pemadam terdiri
dari komandan pleton, wakil komandan pleton, komandan regu, driver dan anggota. Adapun pembahasan analisis kualifikasi jabatan fungsional pemadam
sebagai berikut:
108
5.1.2.2.1 Komandan Pleton
Analisis jabatan komandan pleton terdiri dari 1 poin analisis yaitu pada Permendagri No. 16 Tahun 2009 personil yang menduduki jabatan komandan
pleton harus tersertifikasi pemadam 3. Dari 1 poin analisis sebesar 100 tidak sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa di Dinas Kebakaran Kota
Semarang terdiri dari 4 orang komandan pleton dan masing-masing belum tersertifikasi pemadam 3.
Hasil wawancara menjelaskan bahwa tidak sesuainya jabatan terhadap sertifikasi dan kualifikasi disebabkan oleh sistem penempatan jabatan didasarkan
pada tingkat kepangkatan. Personil yang dapat menduduki jabatan tinggi harus memiliki kepangkatan yang tinggi.
Urgensi apabila personil memiliki pangkat yang tinggi tetapi tidak memiliki kualifikasi sesuai dengan bidangnya hal tersebut dapat berdampak pada
kinerjanya. Menurut NFPA 1001 persyaratan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan kualifikasi jabatan.
Idealnya setiap jabatan selain berdasarkan kepangkatan tetapi juga harus didasarkan pada kualifikasi yang dimiliki. Seperti yang termuat dalam
Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa yang dapat menduduki jabatan komandan pleton adalah personil yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi pemadam 3.
5.1.2.2.2 Wakil Komandan Pleton
Analisis jabatan wakil komandan pleton terdiri dari 1 poin analisis yaitu pada Permendagri No. 16 Tahun 2009 personil yang menduduki jabatan wakil
109
komandan pleton harus tersertifikasi pemadam 3. Dari 1 poin analisis sebesar 100 tidak sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa di Dinas
Kebakaran Kota Semarang terdiri dari 4 orang wakil komandan pleton dan masing-masing belum tersertifikasi pemadam 3.
Hasil wawancara menjelaskan bahwa tidak sesuainya jabatan terhadap sertifikasi dan kualifikasi disebabkan oleh sistem penempatan jabatan didasarkan
pada tingkat kepangkatan. Personil yang dapat menduduki jabatan tinggi harus memiliki kepangkatan yang tinggi.
Urgensi apabila personil memiliki pangkat yang tinggi tetapi tidak memiliki kualifikasi sesuai dengan bidangnya hal tersebut dapat berdampak pada
kinerjanya. Menurut NFPA 1001 persyaratan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan kualifikasi jabatan.
Idealnya setiap jabatan selain berdasarkan kepangkatan tetapi juga harus didasarkan pada kualifikasi yang dimiliki. Seperti yang termuat dalam
Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa yang dapat menduduki jabatan wakil komandan pleton adalah personil yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi
pemadam 3.
5.1.2.2.3 Komandan Regu
Analisis jabatan komandan regu terdiri dari 1 poin analisis yaitu pada Permendagri No. 16 Tahun 2009 personil yang menduduki jabatan komandan
regu harus tersertifikasi pemadam 2. Dari 1 poin analisis sebesar 5 sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa di Dinas Kebakaran Kota
Semarang terdiri dari 20 orang komandan dan hanya terdapat 1 komandan regu
110
yang telah tersertifikasi pemadam 2. Sedangkan sebanyak 19 komandan regu 95 tidak sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009. Hal itu karena 19
komandan regu tersebut belum memiliki sertifikasi dan kualifikasi pemadam 2. Hasil wawancara menjelaskan bahwa minimnya jumlah komandan regu
yang tersertifikasi pemadam 2 karena personil yang diikutkan diklat adalah pemadam 1. Alasan pernyataan tersebut karena diklat pemadam 2 lebih
mengeluarkan banyak dana dibandingkan diklat pemadam 1. Hal tersebut disebabkan target dari dinas adalah mengikutkan diklatdengan biaya yang
minimal dengan jumlah personil yang ikut banyak daripada mengikutkan diklat yang sesuai jabatan pemadam 2 dengan biaya yang lebih mahal dan jumlah
personil yang sedikit. Urgensi apabila personil tidak memiliki kualifikasi sesuai dengan
bidangnya hal tersebut dapat berdampak pada kinerjanya. Menurut NFPA 1001 persyaratan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan kualifikasi
jabatan. Idealnya setiap personil yang menduduki jabatan tertentu harus memiliki
kualifikasi sesuai dengan jabatannya. Seperti yang termuat dalam Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa setiap aparatur pemadam kebakaran harus memiliki
kualifikasi sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
5.1.2.2.4 Operator Mobil Driver
Analisis jabatan operator mobil terdiri dari 1 poin analisis yaitu pada Permendagri No. 16 Tahun 2009 personil yang menduduki jabatan operator mobil
111
harus tersertifikasi operator mobil. Dari 1 poin analisis sebesar 5,63 sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa di Dinas Kebakaran Kota
Semarang terdiri dari 71 personil operator mobil dan hanya terdapat 4 operator mobil yang telah tersertifikasi operator mobil. Sedangkan sebanyak 67 operator
mobil 94,37 tidak sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009. Hal itu karena 67 operator mobil tersebut belum memiliki sertifikasi dan kualifikasi
operator mobil. Hasil wawancara dengan kepala operasional dan pengendalian
menjelaskan bahwa minimnya jumlah operator mobil yang tersertifikasi operator mobil karena personil yang diikutkan diklat adalah pemadam 1. Alasan
pernyataan tersebut karena sebelum adanya penambahan personil baru, jumlah personil operator mobil hanya sedikit sehingga apabila banyak yang diikutkan
diklat, tidak terdapat operator mobil yang berjaga di Dinas Kebakaran Kota Semarang. Dengan adanya penambahan jumlah personil pada tahun 2016 ini,
pihak dinas Kebakaran Kota Semarang telah siap dari segi pendanaan dan sumber daya manusia untuk mengikutkan diklat.
Urgensi apabila personil tidak memiliki kualifikasi sesuai dengan bidangnya hal tersebut dapat berdampak pada kinerjanya. Menurut NFPA 1001
persyaratan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan kualifikasi jabatan.
Idealnya setiap personil yang menduduki jabatan tertentu harus memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatannya. Seperti yang termuat dalam Permendagri
112
No. 16 Tahun 2009 bahwa setiap aparatur pemadam kebakaran harus memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
5.1.2.2.5 Anggota
Analisis jabatan anggota terdiri dari 1 poin analisis yaitu pada Permendagri No. 16 Tahun 2009 personil yang menduduki jabatan anggota harus
tersertifikasi pemadam 1. Dari 1 poin analisis sebesar 6,61 sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa di Dinas Kebakaran Kota Semarang
terdiri dari 242 anggota dan hanya terdapat 16 anggota yang telah tersertifikasi pemadam 1. Sedangkan sebanyak 226 anggota 93,39 tidak sesuai dengan
Permendagri No. 16 Tahun 2009. Hasil wawancara dengan kepala operasional dan pengendalian
menjelaskan bahwa jumlah anggota yang telah diikutkan diklat pemadam 1 adalah personil PNS sedangkan semua personil non PNS belum ada yang diikutkan diklat
pemadam 1. Alasan pernyataan tersebut karena semua personil non PNS merupakan personil belum tetap sehingga yang menjadi prioritas untuk diikutkan
pelatihan adalah personil PNS. Urgensi apabila personil tidak memiliki kualifikasi sesuai dengan
bidangnya hal tersebut dapat berdampak pada kinerjanya. Menurut NFPA 1001 persyaratan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan kualifikasi
jabatan. Idealnya setiap personil yang menduduki jabatan tertentu harus memiliki
kualifikasi sesuai dengan jabatannya. Seperti yang termuat dalam Permendagri No. 16 Tahun 2009 bahwa setiap aparatur pemadam kebakaran harus memiliki
kualifikasi sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
113
Berdasarkan hasil analisis jabatan struktural secara keseluruhan didapatkan hasil presentase rata-rata sebesar 3,44 sesuai dengan Permendagri No. 16 Tahun
2009 tentang Standar Kualifikasi Aparatur Pemadam Di Daerah.
5.1.3 Analisis Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia
Analisis perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia di Dinas Kebakaran Kota Semarang dibandingkan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 20PRTM2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
25PRTM2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran. Komponen pembahasan perencanaan dan pengadaan sumber
daya manusia meliputi perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia. Adapun pembahasan komponen-komponennya sebagai berikut:
5.1.3.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Analisis perencanaan sumber daya manusia terdiri dari 3 poin analisis, sebesar 66,67 2 poin sesuai dengan Permen PU No. 20PRTM2009 dan
Permen PU No. 25PRTM2008 yaitu setiap unit kerja proteksi kebakaran diperkotaan membuat persencanaan sumber daya manusia, dan perencanaan yang
dimaksud terdiri dari rencana kebutuhan pegawai. Sedangkan 33,33 1 poin tidak sesuai dengan Permen PU No. 20PRTM2009 dan Permen PU No.
25PRTM2008 yaitu perencanaan sumber daya manusia yang dimaksud tidak terdiri dari pengembangan jenjang karir. Adappun pembahasan poin yang
termasuk dalam perencanaan sumber daya manusia sebagai berikut: