terutama bagi guru untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran; 4 produk dapat
dipertanggungjawabkan baik
secara praktis
maupun keilmuan.
Pengembangan produk alat pewarnaan batik ini memodifikasi produk yang sudah ada yaitu alat pewarnaan batik wet on wet pada skala laboratorium dan industri.
Penelitian ini akan mengembangkan alat pewarnaan batik yang lebih variatif dan inovatif untuk diterapkan pada pembelajaran SBK di SD, sesuai materi
pembelajaran dan karakteristik siswa. Pengujian alat pewarnaan batik akan diuji oleh tim validator yaitu pakar
media dan pakar bidang materi untuk memberikan penilaian kelayakan media agar dapat digunakan oleh subyek penelitian pada pembelajaran SBK. Evaluasi media
dilakukan dengan menguji media pada uji coba produk kelompok kecil dan dilanjutkan dengan uji coba pemakaian media pada kelompok besar.
3.2. SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
Sistematika yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada langkah- langkah pengembangan menurut Sugiyono 2012: 409. Langkah-langkah
pengembangan ini terdiri dari 10 langkah yaitu: 1 potensi dan masalah; 2 pengumpulan data; 3 desain produk; 4 validasi desain; 5 revisi desain; 6 uji
coba produk; 7 revisi produk; 8 uji coba pemakaian; 9 revisi produk; 10 produk akhir.
Bagan 3.1: Langkah-Langkah Pengembangan
Sugiyono, 2012: 409
Potensi dan
Maslah Pengumpu
l-an Data Desain
Produk Validasi
Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Produk Massal
Revisi Produk
3.3. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian pengembangan alat pewarnaan batik untuk mendukung praktik membuat batik tulis pada pembelajaran SBK adalah:
Bagan 3.2: Prosedur Penelitian Pengembangan
Observasi awal: 1. Kurikulum SD
2. Siswa 3. Guru
4. Materi Teridentifikasi masalah:
Siswa sudah praktik membuat batik tulis namun kurang kreatif dan hasil
belajar membuat batik tulis rendah.
Pengumpulan data
Perancangan media alat pewarnaan batik
Validasi produk oleh pakar media dan materi
Revisi Produk
Revisi Produk Ujicoba Produk
kelompok kecil
Ujicoba Pemakaian kelompok besar
Produk Akhir
Pelaksanaan penelitian pengembangan diawali dengan tahap penelitian untuk mengetahui jenis media pembelajaran pada siswa kelas V di SD Negeri
Sendangrejo dan kebutuhan terhadap pengembangan media pembelajaran yaitu:
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan di kelas V SD Negeri Sendangrejo bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan data untuk menentukan
tujuan peneliti yang akan dicapai. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis pada beberapa bidang yaitu kurikulum, siswa, guru, dan materi pelajaran. Hasil
identifikasi masalah melalui observasi, wawancara dengan guru kelas V, dan pengumpulan data dokumen menunjukkan pembelajaran SBK pada praktik
membuat batik tulis, siswa sudah bisa membuat batik tulis namun kurang kreatif. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil belajar membuat batik tulis
yang masih rendah dengan rata-rata kelas 71. Permasalahan ini dapat diatasi dengan potensi yang dimiliki SD Negeri Sendangrejo yaitu mengembangkan
media berupa alat pewarnaan batik untuk membuat motif pewarnaan kain batik sehingga dapat mendukung kegiatan praktik membuat batik tulis. Dengan
penggunaan alat pewarnaan batik, diharapkan terbentuk suasana pembelajaran yang menyenangkan, berpusat pada siswa student center, mendorong siswa
aktif, mengembangkan potensi dan kekreatifan siswa untuk menghasilkan karya batik tulis dengan motif pewarnaan beragam.
2. Pengumpulan Data
Setelah menemukan potensi dan masalah di kelas V SD Negeri Sendangrejo, peneliti mengumpulkan beberapa informasi yang akan digunakan
sebagai bahan untuk merancang produk. Hasil analisis yang dilakukan pada beberapa bidang antara lain kurikulum, siswa, guru, sekolah, dan materi
pelajaran yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi data awal dari masalah yang ada untuk dipecahkan. Pengumpulan data dilakukan
sebagai dasar untuk pembuatan produk media.
3. Perancangan Media Pembelajaran
Peneliti merancang desain media yang akan dikembangkan berupa alat pewarnaan batik. Media dirancang sesuai SK, KD, indikator, dan tujuan yang
ingin dicapai, disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa SD, dan kemudahan untuk digunakan. Desain produk diwujudkan dalam bentuk gambar
untuk dikonsultasikan dengan pakar media sehingga dapat digunakan sebagai
acuan dalam menilai dan membuat produk tersebut. 4. Validasi pakar media dan materi
Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai produk secara rasional sebelum digunakan pada penelitian di sekolah. Pada tahap ini,
penilaian bersifat rasional karena penilaian produk berdasarkan pemikiran rasional belum melihat keefektifan penggunaan produk di lapangan. Produk
divalidasi oleh pakar media dan materi menggunakan instrumen validasi penilaian pada setiap aspek. Aspek kelayakan media alat pewarnaan batik pada
pembelajaran SBK dinilai oleh pakar materi yaitu Dr. Ir. Rodia Syamwil, M.
Pd. dosen pengampu bidang tekstil, Prodi Teknologi Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Aspek kelayakan media alat pewarnaan
batik pada pembelajaran SBK dari segi materi dinilai oleh pakar materi yaitu Dra. Yuyarti, M. Pd. dosen pengampu mata kuliah keterampilan, Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
5. Revisi
Setelah produk divalidasi oleh pakar media dan materi berdasarkan validasi penilaian pada setiap aspek, produk direvisi sesuai arahan pakar dan
produk diserahkan kembali pada pakar materi dan media. Produk
pengembangan berupa media alat pewarnaan batik. 6. Uji coba produk kelompok kecil
Proses uji coba produk ini dimaksudkan untuk mencoba sejauh mana keefektifan produk yang dibuat pada kelompok kecil terlebih dahulu. Uji coba
produk dilakukan pada 8 siswa kelas V SD Negeri Sendangrejo, pengambilan sampel siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah sesuai anjuran
dari guru kelas untuk melihat keefektifan produk dapat bermanfaat dan digunakan oleh semua siswa tanpa terkecuali. Uji coba dilakukan dengan
memberi dan mengajarkan penggunaan alat pewarnaan batik pada siswa, kemudian mengumpulkan data melalui angket tanggapan siswa, angket
tanggapan guru, mengamati aktivitas siswa, dan hasil karya batik yang dibuat untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. Dalam tahap ini juga dilakukan
penelitian.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba produk kelompok kecil terdapat kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki berdasarkan hasil
evaluasi angket tanggapan siswa dan guru, sehingga sebelum diujicobakan pada skala yang lebih luas produk perlu diperbaiki agar produk layak
digunakan dalam pembelajaran. 8. Uji coba pemakaian kelompok besar
Media yang sudah direvisi berdasarkan uji coba produk skala kelompok kecil kemudian diujicobakan pada skala yang lebih luas. Subyek penelitian
diambil dari seluruh populasi sebanyak 30 siswa kelas V SD Negeri Sendangrejo. Pada penelitian ini, desain rancangan pembelajaran menggunakan
desain eksperimen Pre-Experimental Design nondesigns model One-Shot
Case Study yang digambarkan seperti bagan berikut:
Bagan 3.3: Model One-Shot Case Study
Sugiyono, 2012: 110
Keterangan: X = treatment yang diberikan variabel independen
O = hasil variabel dependen Tedapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan, selanjutnya
diobservasi hasilnya, treatment sebagai variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen Sugiyono, 2012: 110.
X O
Pada tahap ini alur penelitian dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Melaksanakan
pembelajaran berdasarkan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP yang telah disusun dengan memberikan treatment berupa penggunaan media alat pewarnaan batik untuk praktik membuat
batik tulis. b. Melakukan evaluasi hasil karya siswa menggunakan instrumen rubrik
penilaian. c. Mengambil data penggunan media alat pewarnaan batik yang diterapkan
dalam pembelajaran berupa angket tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan media, penilaian aktivitas siswa dengan melakukan
pengamatan selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi.
9. Revisi Produk
Berdasarkan angket tanggapan siswa dan guru yang diperoleh setelah dilakukan uji coba pemakaian, kemudian dilakukan penyempurnaan produk
atau media. Jika pada kegiatan pembelajaran telah berlangsung dengan baik, maka tidak perlu dilakukan revisi lebih lanjut.
10. Produk Akhir
Setelah dilakukan berbagai uji coba di lapangan dan revisi, media alat pewarnaan batik dinyatakan layak dan efektif untuk diterapkan dan digunakan
dalam pembelajaran SBK pada praktik membuat batik tulis. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan produksi massal seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono 2012 mengenai penelitian pengembangan, namun peneliti
melakukan modifikasi menjadi tahap akhir atau hasil akhir produk yang dikembangkan.
3.4. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian