16
Dapat disimpulkan bahwa CSR adalah aktivitas bisnis yang tidak hanya mencari keuntungan untuk bisnisnya saja tapi juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi suatu lingkungan yang menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Sejarah
Sejarah keberadaan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Sosial Responsibility sebenarnya telah ada sejalan dengan perkembangan
aktvitas bisnis perdagangan itu sendiri, meskipun pada saat itu tidak terdapat konsep baku mengenai hal tersebut. Bahkan dalam kode
Hammurabi 1700-an SM yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau
menyebabkan kematian bagi pelanggannya.
18
Terjadinya industrialisasi menyebabkan perubahan besar terhadap masyarakat dan lingkungan.
19
Dampak dari industrialisasi adalah pada abad ke-19, para pekerja mengalami eksploitasi secara sistemik dimana
mereka memperoleh upah yang rendah, lingkungan kerja seadanya dan sangat tidak manusiawi, harus bekerja dengan disiplin militer,
diberhentikan dan mengalami pengangguran. Para pemberi kerja sampai tahun 1920-an berkeinginan untuk melupakan atau mengangkat eksploitasi
tersebut dengan meningkatkan keadaaan kerja yang lebih baik dan manusiawi.
20
18
Anonim.”Sejarah dan Evolusi Tanggung Jawab sosial Perusahaan CSR”. Artikel diakses
pada 23
september 2014
dari http:repository.usu.ac.idbitstream1234567
89407093Chapter20II.pdf.
19
Ibid
20
Sutan Remy Sjahdeni, “Corporate Social Responsibility”, Jurnal Hukum Bisnis.Vol.26,No.32007: h.60.
17
Gema CSR semakin terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula
terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Beberapa kalangan bahkan menyebutkan bahwa buku yang bertajuk Social
Responsibility of the Businessman karya Howard R. Bowen yang ditulis pada tahun 1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah
modern CSR. Dan karena karyanya itu Howard R. Bowen diganjar dengan sebutan bapak CSR.
21
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep filantropisnya
kearah Community
Development CD.
Kegiatan kedermawanan
berkembang kearah
pemberdayaan masayarakat.
Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diawali dengan beragam pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun
pendekatan civil
society. Beragam
pendekatan tersebut
telah mempengaruhi Community Development. Community Development
menjadi suatu aktivitas yang lintas sektor karena mencakup baik aktivitas produktif maupun sosial dan juga lintas pelaku konsekuensi
berkembangnya keterlibatan berbagai pihak.
22
Pengenalan konsep sustainability development memberi dampak besar kepada perkembangan konsep CSR selanjutnya. Beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-an
21
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h.4
22
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h.6.
18
sampai saat ini ialah diperkenalkannya konsep sustainable development yang mendorong munculnya sustainability report dengan menggunakan
metode triple bottom line yang dikembangkan oleh Elkington. Konsep tersebut mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain
maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan hanya profit yag diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan
ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Konsep Triple Bottom Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable development
yang secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggungjawab, baik kepada shareholder maupun stakeholder.
23
Konsep triple bottom line nampaknya cukup banyak direspon oleh banyak kalangan karena mengandung strategi internal dengan memadukan
antara social motive dan economic motive. Gambar 1 mengilustrasikan keterkaitan gugus tanggung jawab perusahaan yang secara intergral
memberikan basics ideas kristalisasi motive grounds dan pragmatice ground social motive dan economics motive bagi perusahaan.
Gambar 2.1 Triple Bottom Line
23
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility,cet.I, Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2011, h.56.
19
Gambar di atas mengisyaratkan bahwa terjadi konektisitas secara integral
antara keperdulian
masyarakat, menjaga
keseimbangan lingkungan dan upaya mencapai laba perusahaan.
Profit. Perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang. Meskipun, dengan berjalannya waktu menuai protes banyak kalangan yang tidak relevan, menjadi dasar strategi operasional
perusahaan. Mana mungkin perubahaan tanpa didukung oleh kemampuan
mencetak keuntungan
yang memadai
mampu menjamin
dan mempertahankan. Peningkatan kesejahteraan personil dalam perusahaan,
meningkatkan tingkat
kesejahteraan personil
dalam perusahaan,
meningkatkan kesejahteraan
pemilik shareholder,
peningkatan kontribusi bagi masyarakat lewat pembayaran pajak, melakukan ekspansi
usaha dan kapasitas produksi membutuhkan sumber dana, yang hal itu bisa dilakukan manakala didukung kemampuan mencipta keuntungan profit
perusahaan.
24
People. Perusahaan
harus memiliki
kepedulian terhadap
kesejahteraan terhadap manusia, beberapa perusahaan mengembangkan program tanggung jawab sosial perusahaan, seperti pemberian beasiswa
bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan ekonomi lokal dan bahkan ada perusahaan yang
merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.
24
Ibid.,h.57.
20
Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program tanggung jawab sosial
perusahaan yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup penyediaan sarana air bersih perbaikan pemukiman dan
pengembangan parawisata.
B. Model dan Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social