Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
berbeda. Kedua hal ini yang membuat pemaknaan setiap orang berbeda- beda.
Pandangan konstruktivis melihat realitas merupakan hasil bentukan manusia. Realitas adalah bentuk penafsiran manusia. Realitas ada di dalam
pikiran manusia, bukan diluar pikiran manusia. Sehingga disebut realitas subjektif.Dalam kajian media, konstruktivis tidak melihat media hanya
sebagai alat penyampaian pesan. Tetapi media merupakan alat mengkonstruksi pesan. Media bukan cermin yang merefleksikan peristiwa
begitu saja. Sehingga apa yang kita lihat dimedia merupakan realitas yang dibentuk. Dan realitas hasil bentukan itu dibuat sedemikian rupa agar
khalayak menyakini kebenarannya.
6
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam pelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ialah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.
7
Metodologi kualitatif ialah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundametal bergantung
pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan dalam peristilahannya.Kemudian, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
6
Dani Verdiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar Jakarta: Indeks, 2008, cet-2 h. 50.
7
Lexy J. Moloeong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, h. 9
ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
8
Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotik menurut Peirce merujuk kepada doktrin formal
tentang tanda-tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun
– sejauh terkait dengan pikiran manusia
– seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.
Dalam teorinya, Peirce membagi tanda kedalam tiga elemen utama yang disebut dengan teori segitiga makna triagel meaning, yang pertama,
objek yaitu konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda-tanda yang dirujuk tanda.
9
Kedua, interpretant yaitu setiap tanda yang dipahami oleh seseorang dalam membangkitkan atau berasosiasi dengan tanda lain di
dalam benaknya. Dan ketiga, representamen yaitu sesuatu yang bersifat indrawi atau material yang berfungsi sebagai tanda. Kemudian dalam
representamen, dibagi lagi menjadi tiga bagian, yang terdiri dariikon yaitu tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat dikenali oleh
para pemakainya, indeks yaitu tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau eksistensial diantara representamen dan objeknya, dan simbol yaitu
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, h. 72
9
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana, 2006, h. 267