penunjukan  denotative  kaitan  dan  kesan  yang  ditimbulkan  dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda.
Sebagai  metode  kajian,  semiotika  memperlihatkan  kekuatannya  di dalam  berbagai  bidang  seperti,  antropologi,  sosiologi  politik,  kajian
keagamaan,  media  studies,  dan  culture  studies.  Sebagai  media  penciptaan, semiotika  mempunyai  pengaruh  pula  pada  bidang-bidang  seni  rupa,  seni
tari, seni film, desain produk, arsitektur, termasuk desain komunikasi visual. Pada  dasarnya  penjelasan  semiotik  sebagai  sebuah  kajian  kedalam
berbagai  cabang  keilmuan  dimungkinkan  karena  adanya  kecenderungan untuk  memandang  berbagai  wacana  sosial  sebagai  fenomena  bahasa.
Dengan  kata  lain,  bahasa  dijadikan  model  dalam  berbagai  wacana  sosial. Berdasarkan pandangan semiotik, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap
sebagai  fenomena  bahasa,  maka  semuanya  dapat  pula  dipandang  sebagai sebagai  tanda-tanda. Hal ini di mungkinkan karena luasnya pengertian dari
tanda itu sendiri.
2. Semiotika Charles Sanders Peirce
Charles  Sanders  Peirce  ialah  seorang  ahli  matematika  dari  Amerika Serikat  yang  sangat  tertarik  pada  persoalan  lambang-lambang.  Peirce  lahir
pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat dan meninggal pada 19 April 1914 di Milford, Pennsylvania Amerika Serikat. Ia
terkenal  karena  teori  tandanya.  Dilingkup  semiotika,  ia  sering  kali mengulang-ngulang  bahwa  secara  umum  tanda  adalah  yang  mewakili
sesuatu bagi seseorang.
Sebuah tanda atau representament menurut Peirce adalah sesuatu yang bagi  seseorang  mewakili  sesuatu  yang  lain  dalam  beberapa  hal  dan
kapasitas.  Sesuatu  yang  lain  itu  disebut  interpretant.
5
Menurutnya,  dalam pengertian  tanda  terdapat  dua  prinsip,  yaitu  penanda  signifier  atau  yang
menandai dan petanda signified atau yang merupakan arti tanda. Semiotika memiliki tiga wilayah kajian:
1.
Tanda. Wilayah ini meliputi kajian mengenai jenis tanda yang berbeda,
cara-cara  berbeda  dari  tanda-tanda  di  dalam  menghasilkan  makna,  dan cara tanda tersebut berhubungan dengan orang yang menggunakannya.
2.
Kode-kode atau sistem di mana tanda-tanda diorganisasi.
3.
Budaya tempat di mana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi.
Peirce  merujuk  bagan  tiga  dimensi  ini  sebagai  ke-pertamaan,  ke- duaan,  dan  ke-tigaan.  Tanda  mulai  sebagai  struktur  sensorik,  yaitu  sebagai
sesuatu  yang  dibuat  untuk  mensimulasi  objek  dalam  kerangka  properti sensoriknya.  Kemudian  tanda  digunakan  oleh  pengguna  tanda  untuk
membangun koneksi dengan objek, bahkan jika objek aktualnya tidak hadir untuk dipersepsi indera =ke-duaan. Dan terakhir, tanda itu sendiri menjadi
sumber pengetahuan mengenai dunia, saat ia memasuki dunia budaya dan di distribusikan untuk penggunaan umum =ke-tigaan.
6
Peirce menandaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan medium tanda.  Manusia  hanya  dapat  berkomunikasi  lewat  sarana  tanda.  Ia  dikenal
dengan  grand  teory,  karena  gagasan  Peirce  bersifat  menyeluruh,  deskripsi struktural  dari  semua  sistem  panandaan.  Peirce  mengidentifikasi  partikel
5
Indiwan  Seto  Wahyu  Wibowo,  Semiotika  Komunikasi:  Aplikasi  Praktis  Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Jakarta: Mitra Wacana Media,  2013,  h. 18
6
John Fiske,  Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta: Rajagrafindo Persada,  2012,  h.66
dasar  dari  tanda  dan  menggabungkan  kembali  semua  komponen  dalam struktur tunggal.
7
Upaya  klasifikasi  yang  dikerjakan  oleh  Peirce  terhadap  tanda-tanda sungguh  tidak  bisa  dibilang  sederhana,  melainkan  sangatlah  rumit.
Meskipun demikian, pembedaan tipe-tipe tanda yang agaknya paling simpel dan  fundamental  adalah  diantara  ikon  ikon,  indeks  index,  dan  simbol
symbol yang didasarkan atas relasi diantara representament dan objeknya.
Ikon
adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat  dikenali  oleh  para  pemakainya.  Di  dalam  ikon,  hubungan  antara
representamen  dan  objeknya  terwujud  sebagai  “kesamaan  dalam  berbagai kualitas”.  Suatu  peta  atau  lukisan  misalnya,  memiliki  hubungan  ikonik
dengan objeknya sejauh keduanya terdapat keserupaan.
Indeks yaitu  tanda  yang  memiliki  keterikatan  fenomenal  atau
eksistensial  diantara  representamen  dan  objeknya.  Di  dalam  indeks hubungan  antara  tanda  dan  objeknya  bersifat  konkret,  aktual,  dan  biasanya
melalui  suatu  cara  yang  sekuensial  atau  kausal  sebab  akibat.  Misalnya, jejak kaki dipermukaan tanah, merupakan indeks dari seseorang  yang telah
lewat disana.
Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbriter dan konvensional
sesuai  kesepakan  atau  konvensi  sejumlah  orang  atau  masyarakat.  Tanda- tanda  seperti  kebahasaan  pada  umumnya  adalah  simbol-simbol.  Simbol
biasa  diartikan  sebagai  suatu  lambang  yang  ditentukan  oleh  objek dinamisnya dalam arti ia harus benar-benar diinterpretasi. Interpretasi  yang
7
Indiwan  Seto  Wahyu  Wibowo,  Semiotika  Komunikasi:  Aplikasi  Praktis  Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Jakarta: Mitra Wacana Media,  2013,  h. 13