PT INTEGRA INDOCABINET TBK DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 30 Juni 2017 Dan Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Rupiah Indonesia, Kecuali Dinyatakan Lain
8
1. UMUM Lanjutan
c. Entitas Anak Lanjutan
PT Intera Indonesia
Berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati, S.H., M.Kn., No. 11 tanggal 30 Juni 2016, para pemegang saham INT menyetujui untuk meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor dari Rp 10,2 miliar menjadi Rp
11,3 miliar.
PT Integriya Dekorindo
Berdasarkan akta notaris Siti Nurul Yuliami, S.H., M.Kn., No. 75 tanggal 27 April 2015, para pemegang saham ITD menyetujui untuk meningkatkan modal dasar yang semula berjumlah Rp 200 juta menjadi Rp 20,2 miliar,
meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 50 juta menjadi Rp 20,2 miliar atau sebanyak 202.000 lembar saham. Peningkatan tersebut telah disetor oleh Perusahaan sebesar Rp 19.948.500.000.
Berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati, S.H., M.Kn. No. 6 tanggal 21 Juni 2017, mengenai peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan Perseroan semula sebesar Rp 20.200.000.000 menjadiRp 100.200.000.000
terbagi atas PT. Integra Indo Lestari Rp 202.000.000 dan PT. Integra Indocabinet Tbk., Rp 99.998.000.000 atau sebanyak 2.020 lembar saham dan 999.980 lembar saham. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-0014238.AH.01.02. Tahun 2017 tanggal 12 Juli 2017.
PT Inter Kayu Mandiri
IKM didirikan berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati, S.H., M.Kn., No. 5 tanggal 19 Agustus 2015 dengan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 16,56 miliar.
PT WoodOne Integra Indonesia
Berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati S.H., M.Kn., No. 1 tanggal 1 Oktober 2015, para pemegang saham WII menyetujui peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500 juta menjadi Rp 16,56 miliar
yang disetor penuh oleh Perusahaan sebesar Rp 8,03 miliar dan IKM sebesar Rp 8,03 miliar. Berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati S.H., M.Kn., No. 8 tanggal 6 Oktober 2015, para pemegang saham
WII menyetujui pengesahan jual beli saham dari Perusahaan kepada IKM sebanyak 8.113 lembar saham. Berdasarkan akta notaris Dyah Ayu Ambarwati, S.H., M.Kn., No. 10 tanggal 28 Desember 2015, para pemegang
saham WII menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 33,36 miliar yang disetor sebesar 50 oleh IKM.
d. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada
tanggal 21 Juli 2017.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian dan Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia “SAK”, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan “PSAK” dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan “ISAK” yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik
yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan “OJK”.
PT INTEGRA INDOCABINET TBK DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 30 Juni 2017 Dan Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Rupiah Indonesia, Kecuali Dinyatakan Lain
9
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian dan Pernyataan Kepatuhan Lanjutan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan “PSAK” No. 1 Revisi 2013, “Penyajian Laporan Keuangan”.
Kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan
menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan
dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata
uang fungsional dan penyajian Kelompok Usaha.
b. Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Baru Beserta Revisi yang Berlaku Efektif pada Tahun
2016 Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
DSAK yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2016 adalah:
• PSAK No. 4 Revisi 2015: Laporan Keuangan Tersendiri tentang metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri. Amandemen ini memperkenankan penggunaan metode ekuitas sebagai salah satu metode pencatatan investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri entitas tersebut.
• PSAK No. 5 Revisi 2015: Segmen Operasi. PSAK ini menambahkan pengungkapan deskripsi singkat segmen
operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang memiliki karakteristik yang serupa. •
PSAK No. 7 Revisi 2015: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa entitas manajemen entitas yang menyediakan jasa personil manajemen kunci adalah pihak berelasi yang dikenakan
pengungkapan pihak berelasi dan entitas yang memakai entitas manajemen mengungkapkan biaya yang terjadi untuk jasa manajemennya.
• PSAK No. 16 Revisi 2015: Aset Tetap. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK No. 16 dan PSAK
No. 19 aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan
antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.
• PSAK No. 22 Revisi 2015: Kombinasi Bisnis. Penyesuaian ini memberikan klarifikasi ruang lingkup dan
kewajiban membayar imbalan kontinjensi yang memenuhi definisi instrumen keuangan diakui sebagai liabilitas keuangan atau ekuitas.
• PSAK No. 24 Revisi 2015: Imbalan Kerja. PSAK No. 24 meminta entitas untuk memperhatikan iuran dari
pekerja atau pihak ketiga ketika memperhitungkan program manfaat pasti. Ketika iuran tersebut sehubungan dengan jasa, harus diatribusikan pada periode jasa sebagai imbalan negatif. Amandemen ini mengklarifikasi
bahwa, jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, entitas diperbolehkan untuk mengakui iuran tersebut sebagai pengurang dari biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan, daripada alokasi
iuran tersebut pada periode jasa.
• PSAK No. 25 Revisi 2015: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
Penyesuaian ini memberikan koreksi editorial pada PSAK 25 paragraf 27. •
PSAK No. 68 Revisi 2015: Pengukuran Nilai Wajar. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pengecualian portofolio dalam PSAK 68 dapat diterapkan tidak hanya kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan,
tetapi juga diterapkan pada kontrak lain dalam ruang lingkup PSAK 55.