Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian dan Pernyataan Kepatuhan

PT INTEGRA INDOCABINET TBK DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 Juni 2017 Dan Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Rupiah Indonesia, Kecuali Dinyatakan Lain 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan b.

Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Baru Beserta Revisi yang Berlaku Efektif pada Tahun 2016 Lanjutan • ISAK No. 30: ISAK ini merupakan interpretasi atas PSAK No. 57: Provisi, Liabilitias, Kontinjensi dan Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 46: Pajak Penghasilan serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan kepada Pemerintah.

c. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari laporan keuangan Kelompok Usaha seperti dijelaskan pada Catatan 1c. Pengendalian diperoleh ketika Kelompok Usaha terekspos, atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Secara khusus, Kelompok Usaha mengendalikan investee jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha memiliki seluruh hal berikut ini: a. Kekuasaan atas investee misal, hak yang ada memberi kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan investee; b. Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Ketika Kelompok Usaha memiliki kurang dari hak suara mayoritas, Kelompok Usaha dapat mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan dalam menilai apakah memiliki kekuasaan atas investee, termasuk: a. pengaturan kontraktual dengan pemegang hak suara lainnya pada investee; b. hak-hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; c. hak suara yang dimiliki Kelompok Usaha dan hak suara potensial. Kelompok Usaha menilai kembali apakah investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian. Konsolidasi atas entitas anak dimulai ketika Kelompok Usaha memiliki pengendalian atas entitas anak dan berhenti ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian atas entitas anak perusahaan. Aset, liabilitas, pendapatan, dan beban atas entitas anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Kelompok Usaha menghentikan pengendalian atas entitas anak. Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Kelompok Usaha dan kepentingan non-pengendali KNP, meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Jika anggota Kelompok Usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antara Perusahaan dengan entitas anak telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil dari operasi Kelompok Usaha sebagai satu kesatuan bisnis. Perubahan dalam bagian kepemilikan Kelompok Usaha pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset termasuk goodwill, liabilitas, KNP dan komponen ekuitas lainnya serta mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian. Saldo investasi yang masih dimiliki diakui pada nilai wajarnya. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba PT INTEGRA INDOCABINET TBK DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 Juni 2017 Dan Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Rupiah Indonesia, Kecuali Dinyatakan Lain 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan

c. Prinsip-prinsip Konsolidasian Lanjutan

rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

d. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan, dimana selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dengan jumlah tercatat atas neto entitas yang diakuisisi diakui sebagai bagian dari akun “Tambahan modal disetor” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Dalam menerapkan metode penyatuan kepentingan tersebut, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung disajikan seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian.

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk periode yang bersangkutan, dan laba atau rugi selisih kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan. Pada tanggal 30 Juni 2017, nilai tukar yang digunakan adalah sebagai berikut

f. Instrumen Keuangan

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

i. Aset Keuangan

Pengakuan awal Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif. Pengklasifikasian ini tergantung pada hakekat dan tujuan aset keuangan diperoleh dan ditetapkan pada saat pengakuan awal. Tidak terdapat klasifikasi aset keuangan Kelompok Usaha sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang dimiliki hingga jatuh tempo HTM dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diakui pada nilai wajar melalui laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan Kelompok Usaha yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang mencakup kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Mata Uang JUNI 2017 2016 US 1 13,319 13,436 Euro 1 14,875 14,162 Sin 1 9,591 9,299 RMB 1 1,953 1,937