lingkungan. Sistem pembuangan akhir TPAS menurut Sastrawijaya 2009 adalah sebagai berikut:
1.
Sistem Open Dumping pembuangan terbuka
Sistem open dumping adalah sistem yang tertua yang dikenal manusia dalam pembuangan sampah. Sampah hanya dibuangditimbun di suatu tempat tanpa adanya
perlakuan khusus sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Pembuangan sampah secara terbuka dapat menjadi sarangtempat perkembangan vektor penyakit lalat,
tikus, kecoa, menyebarkan bau, mencemari udara, air permukaan dan air tanah, bahaya
kebakaran dan menimbulkan asap tebal yang berkepanjangan.
Keuntungan menggunakan sistem ini antara lain: a.
Investasi awal paling murah dibandingkan dengan sistem lainnya b.
Biaya operasi rendah c.
Tidak memerlukan teknologi tinggi d.
Mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan volume sampah e.
Dapat menampung berbagai jenis sampah tanpa harus disortir terlebih dahulu, kecuali sampah yang diklasifikasikan berbahaya atau beracun.
Kerugian antara lain: a.
Potensi pencemarannya sangat tinggi sehingga lokasinya harus berjauhan dari wilayah pemukiman kota.
b. Memerlukan lahan yang relatif luas.
2. Sistem Controlled Landfill
Controlled landfill adalah sistem open dumping yang telah diperbaiki atau ditingkatkan dan peralihan teknik open dumping dan sanitary landfill. Pada sistem ini
penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPAS penuh dengan timbunan sampah yang dipadatkan atau setelah mencapai tahapperiode tertentu. Penutupan tanah ini
tidak dilakukan setiap hari, tetapi dengan periode waktu yang lebih panjang dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan adanya pencemaran, tetapi dengan biaya yang masih relatif
rendah. 3.
Sistem Sanitary Landfill Pada sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setiap hari, yaitu
pada setiap akhir operasi sehingga setelah operasi berakhir tidak akan terlihat adanya timbunan sampah. Dengan cara ini pengaruh timbunan sampah terhadap lingkungan akan
sangat kecil tergantung pada kondisi topografi lokasi. Sistem sanitary lanfill ini dapat dilaksanakan dengan sistem area, sistem trench, gabungan antara sistem area dan sistem
trench dan sistem progresif.
2.7. Pencemaran Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi dan komposisi campuran gas tersebut tidak konstan. Udara yang normal merupakan
campuran gas yang meliputi Nitrogen sebesar 77,5; Oksigen sebesar 20,94; Argon sebesar 0,93; dan Karbon dioksida sebesar 0,032. Udara di alam tidak pernah ditemukan
bersih tanpa polutan sama sekali Nugroho, 2005. Sebagian besar udara dalam lapisan troposfer selalu berputar-putar dan terus bergerak,
menjadi panas oleh sinar matahari, kemudian bergerak lagi diganti oleh udara dingin yang akan menjadi panas kembali, begitu seterusnya. Terjadinya pergerakan udara dalam lapisan
troposfer adalah proses fisik yang merupakan faktor utama untuk mendeteksi iklim dan cuaca di permukaan bumi dan juga dapat mendistribusikan bahan kimia tercemar dalam lapisan
troposfer Darmono, 2001. Menurut Chambers dan Masters dalam Mukono 2006, yang dimaksud dengan
pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu sehingga dapat dideteksi oleh
manusia atau yang dapat dihitung dan diukur serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material. Menurut U.S. Public Health Service dalam Dara 2004,
polusi udara dapat diartikan sebagai kehadiran kontaminan ataupun kombinasi dari beberapa kontaminan dalam jumlah besar dan waktu tertentu yang berbahaya bagi kehidupan manusia,
hewan dan tumbuhan. Keputusan Menteri Negara dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 1991 menyatakan bahwa pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta benda,
ekosistem, maupun iklim. Gangguan kesehatan seperti saluran pernafasan dan organ penglihatan pada umumnya adalah gangguan yang bisa terjadi akibat pencemaran udara.
Bronchitis dan emphysema adalah salah satu dampak kronis dari pencemaran uadara Mulia, 2005.
Beberapa macam komponen pencemar udara yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara, diantaranya adalah:
1. Karbon monoksida CO
2. Nitrogen oksida NO
x
3. Belerang oksida SO
x
4. Hidrokarbon HC
5. Partikel Fardiaz, 1992