Observasi Komponen Rumah PEMBAHASAN

tidak memiliki jendela kamar tidur sebesar 9,38. Pada suatu ruang rumah, sekurang- kurangnya harus terdapat satu atau lebih jendela yang berhubungan dengan udara bebas. Sedangkan kondisi jendela ruang keluarga dan tamu penduduk Dusun III Desa Baru berdasarkan hasil observasi ditemukan sebesar 6,25 yang tidak memiliki jendela ruang keluarga dan tamu. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap ventilasi rumah penduduk di Dusun III Desa Baru yang menjadi sampel, ternyata ada ditemukan rumah yang tidak memiliki ventilasi sebesar 9,38. Dalam penilaian rumah sehat menurut Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal PPM PL Tahun 2002, ventilasi menjadi salah satu parameter yang dinilai. Dikatakan rumah sehat yang memenuhi syarat diantaranya adalah memiliki ventilasi tetap dengan ukuran lebih dari 20 dari luas lantai rumah. Adapun fungsi ventilasi ini adalah sebagai lubang tempat udara dapat keluar masuk secara bebas dalam rumah. Selain langit-langit atau plafon, konstruksi dinding, jendela kamar tidur, dan jendela ruang keluarga ruang tamu, ventilasi, dan sarana pembuangan asap dapur juga menjadi salah satu komponen rumah yang diobservasi. Berdasarkan tabel 4.9 yang telah disajikan dapat dilihat bahwa penduduk Dusun III Desa Baru yang tidak memiliki sarana pembuangan asap dapur sebesar 84,37. Di Dusun III Desa Baru masih banyak persyaratan yang belum dipenuhi sehingga kemungkinan pencemaran yang dapat menurunkan kualitas udara akan meningkat. 5.2. Hasil Pengukuran Jarak Rumah Dari Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Namo Bintang Tahun 2012 Pengukuran kualitas udara Sulfur dioksida dilakukan pada 32 rumah penduduk di Dusun III Desa Baru karena kondisi rumah penduduk tersebut tersebar di sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Namo Bintang. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan GPS Global Positioning System Garmin Map 76CSx, diperoleh bahwa jarak terdekat antara Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Namo Bintang dengan rumah penduduk Dusun III Desa Baru adalah 25,91 meter dan yang terjauh pada jarak 291,57 meter. Sesuai dengan Petunjuk Pelaksana dan Pengendalian Dampak Sampah yang telah diterbitkan oleh Depkes RI Dirjen PPM dan PLP 1996 dalam Ompusunggu 2009 yang menerapkan bahwa lokasi TPA harus memenuhi syarat teknis yaitu : 1. Jarak TPA terhadap pemukiman adalah minimal 2 km, hal ini mengingat jarak terbang lalat mencapai 2 km, bau yang ditimbulkan oleh sampah akibat pembusukan sampah yang terbawa angin, debu, dan suara bising yang ditimbulkan sewaktu pembongkaran sampah. 2. Jarak sumber air bersih mata air, sumur, sungai, danau minimal 200 m, hal ini mengingat bahwa hasil dekomposisi sampah dapat meresap melalui lapisan tanah dan menimbulkan pencemaran terhadap sumber air bersih tersebut. 3. Jarak tepi paling dekat jalan besarumum sedikitnya 200 m, hal ini mengingat alasan estetika.

5.3. Hasil Pengukuran SO

2 Hasil pengukuran SO Sulfur dioksida Dalam Rumah 2 Sulfur dioksida dalam rumah penduduk di Dusun III Desa Baru diperoleh bahwa kadar SO 2 Sulfur dioksida terendah pada 0,06 ppm dan tertinggi pada 0,08 ppm. Sedangkan rata-rata kadar SO 2 Diperoleh hasil bahwa dari 32 rumah yang menjadi sampel pengukuran SO Sulfur dioksida yang ditemukan adalah sebesar 0,07 ppm. 2 Sulfur dioksida dalam rumah penduduk Dusun III Desa Baru, seluruhnya ditemukan SO 2 Sulfur dioksida dengan kadar yang berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan, yakni 0,1 ppm berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Hal ini disebabkan karena penghasil utama gas SO 2 adalah sepertiganya hasil dari pembakaran bahan bakar dan sepertiganya lagi adalah hasil aktivitas gunung berapi sedangkan hasil pembusukan sampah hanya menghasilkan sedikit gas SO 2 . Selain itu, ada juga faktor lain yang mendukung dalam hal menghasilkan gas SO 2 Menurut Slamet 1994, Sulfur dioksida SO dalam rumah yaitu perilaku merokok dalam ruang rumah dan penggunaan bahan bakar berupa kayu untuk memasak. 2 dikenal sebagai gas yang tidak berwarna bersifat iritan kuat terhadap kulit dan selaput lendir pada konsentarasi 6-12 ppm. Sulfur dioksida adalah senyawa yang mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas tidak lebih dalam dari larynx. Apabila kadar SO 2 Selain berpengaruh terhadap kesehatan, SO semakin tinggi maka akan mengakibatkan peradangan yang hebat pada selaput lendir dan bila pemaparan terjadi berulang-ulang pada konsentrasi yang rendah 6-12 ppm maka dapat menyebabkan terjadinya hyperplasia dan metaplasia sel-sel epitel. Metaplasia ini dicurigai dapat berubah menjadi kanker Soemirat, 2009. 2 Sulfur dioksida juga berpengaruh terhadap hewan dan tanaman. Pada hewan, pengaruh SO 2 Sulfur dioksida sangat menyerupai efek SO 2 Sulfur dioksida pada manusia. Pada tanaman, konsentrasi dan kontak SO 2 dapat mempengaruhi kerusakan tanaman. Ini bisa terjadi apabila kontak yang dilakukan oleh SO 2 SO pada konsentrasi yang tinggi dengan waktu yang singkat, gejala yang tampak pada tanaman adalah menjadi kering dan mati, serta warna yang tampak memucat. Jika kontak yang terjadi berlangsung dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan kronis, yang ditandai dengan menguningnya warna daun akibat terhambatnya mekanisme pembentukan khlorofil. 2 Sulfur dioksida juga dapat memberikan dampak yang buruk terhadap harta benda, diantaranya adalah benda-benda yang terbuat dari karet dan terbuat dari seng maupun baja. Benda-benda yang terbuat dari karet misalnya, ban motor bila terkena SO 2 Sulfur

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perumahan dan Lingkungan - Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 20

TAHUN 2012 DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14