commit to user 41
tes akhir Siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 8 siswa, semua mendapatkan nilai sesuai dengan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM. Tabel 6. Nilai Hasil Post Test Siklus II
No Inisial Siswa
Nilai Keterangan
1 FH
10 Tuntas
2 FN
7,0 Tuntas
3 GA
10 Tuntas
4 ID
8,0 Tuntas
5 MB
8,0 Tuntas
6 MJ
8,0 Tuntas
7 RS
7,0 Tuntas
8 RZ
6,5 Tuntas
Keterangan : Standar KKMnya adalah 6,5
F. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui evaluasi dalam bentuk tes dari kondisi awal siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan-
peningkatan terhadap hasil belajar, hasil tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 7. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II No
Inisial siswa
Nilai Pre Test
Nilai Post Test Siklus I
Nilai Post Test Siklus II
Keterangan 1.
FH 7,0
9,0 10
Meningkat 2.
FN 4,0
5,0 7,0
Meningkat 3.
GA 7,0
9,0 10
Meningkat 4.
ID 4,0
6,0 8,0
Meningkat 5.
MB 5,0
7,0 8,0
Meningkat 6.
MJ 5,0
7,0 8,0
Meningkat 7.
RS 4,0
5,0 7,0
Meningkat 8.
RZ 4,0
4,0 6,5
Meningkat Jumlah
40 52
64,5 Meningkat
Rata-Rata 5,0
6,5 8,06
Meningkat
commit to user 42
Evaluasi hasil belajar dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan kondisi akhir II dapat dilihat dalam diagram dibawah ini :
1 2
3 4
5 6
7 8
K.Awal SIKLUS I
SIKLUS II
Grafik I. Nilai rata-rata hasil Evaluasi Belajar dari kondisi awal sampai siklus II
Dari hasil evaluasi belajar pada subyek penelitian dari kondisi awal dengan rata-rata nilai 5,0 lima koma nol ke akhir siklus I mencapai nilai rata-rata
6,5 enam koma lima berarti mengalami kenaikan 1,5 satu koma lima, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil belajar 6,5 enam koma
lima menjadi 8,06 delapan koma nol enam. Dengan demikian dari kondisi awal ke kondisi akhir pada akhir siklus II dari rata-rata nilai 5,0 lima koma nol
menjadi 8,06 delapan koma nol enam jadi ada peningkatan yang signifikan.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian bila dikaitkan dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar masih relevan. Seperti pendapat para ahli di bawah
ini : Menurut Bimo Walgilo 1986:124, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah : 1.
Faktor anak atau individu yang belajar 2.
Faktor lingkungan anak 3.
Faktor bahan atau materi yang dipelajari
commit to user 43
Sedang menurut Sumardi Suryabrata 1993:249 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
1. Faktor non sosial dalam belajar
2. Faktor sosial dalam belajar
3. Faktor fisiologis dalam belajar
4. Faktor psikologis dalam belajar
Menurut Muhibbin Syah 2003:132 menyatakan secara global, faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga hal :
l. Faktor internal faktor dalam diri siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan
rohani siswa m.
Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
n. Faktor pendekata belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
Dengan demikian agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal guru harus memperhatikan hal-hal diatas terlebih harus mau mencoba
atau memilih strategi dan metode yang sesuai agar siswa dapat termotivasi dan tertarik dengan senang hati mau belajar tanpa ada paksaan. Sehingga hasil belajar
yang dicapai siswa dapat maksimal. Dari hasil hipotesa tindakan yang diajukan berbunyi : “ Dengan
pembelajaran matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu bilangan, ada peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian pada siswa
kelas V lima Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 2011 terbukti kebenarannya. Dari hasil penelitian tersebut,
penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran perkalian memiliki kelebihan yang dapat dijadikan pedoman yang baik untuk meningkatkan hasil belajar
matematika kelas V lima Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan, karena dengan menggunakan kartu bilangan anak Tunagrahita Ringan apat
berpikir kongkrit dan dapat mempermudah cara menghitung. Sebab anak Tunagrahita kesulitan berpikir abstrak dan kebanyakan dalam menghitung
bilangan tidak urut atau sering lompat, contoh setelah membilang 13 kemudian 15, 14 tidak diucapkan. Dengan menggunakan kartu bilangan terbukti dapat
mengatasi kesulitan – kesulitan di atas.
commit to user 44
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN