commit to user 21
3 Biaya untuk latihan-latihan dapat dikurangi dengan adanya Media
Kartu Bilangan 4
Media Kartu Bilangan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki.
5 Media Kartu Bilangan dapat digunakan hampir di semua bidang
pelajaran.
c. Kelemahan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita
Menurut John D. Putuheru M.P dalam Ponijan 2000: 23 mengemukakan bahwa kelemahan media kartu bilangan sebagai berikut :
1 Ketepatgunaan efektifitas belajar dengan melalui Media Kartu
Bilangan tergantung dari materi yang dipilih secara khusus serta bagaimana memanfaatkannya.
2 Poenggunaan bahan untuk Media Kartu Bilangan biasanya
memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus bila ada siswa yang sudah melakukan biasanya mengganggumenghambat
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3 Bahan Media Kartu Bilangan mungkin sekedar membutuhkan
biaya yang cukup besar serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
4 Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah pelajaran Media
Kartu Bilangan ini dilaksanakan demi keberhasilan pembelajaran tersebut.
5 Waktu dalam hal ini merupakan suatu rintangan yang sangat
berarti belajar secara induktif memang membutuhkan waktu jika dibanding dengan mengajar secara langsung.
B. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya penelitian tindakan kelas ini agar tidak menyimpang dari pokok-pokok
permasalahan, maka kerangka berpikir di atas dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
commit to user 22
Adapun skema itu adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir
Di dalam penerapan pembelajaran perkalian dengan alat bantu kartu bilangan akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi perkalian terhadap
anak tunagrahita ringan dan memudahkan anak tunagrahita ringan untuk memahami perkalian.
1. Siswa mengalami kesulitan
mengerjakan perkalian 2.
Metode pembelajaran yang biasa diterapkan guru adalah metode
pembelajaran umum untuk anak normal
3. Guru belum menemukan metodealat
bantu pembelajaran
1. Guru menggunakan metodealat bantu
pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa
2. Guru menerapkan metodealat bantu
pembelajaran perkalian dengan kartu bilangan
Hasil belajar siswa mata pelajaran matematika bidang perkalian meningkat
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
commit to user 23
Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika bidang perkalian.
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut : “Dengan pembelajaran
matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu bilangan, ada peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian siswa kelas V lima
tunagrahita ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 20102011”.
commit to user 24
BAB III METODE PENELITIAN
d. Seting Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Adapun pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli sebagai berikut :
“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. I.G.A.K. Wardani, 2004: 4.
Menurut John Eliot dalam Sarwiji Suwandi 2009: 9 mengemukakan : Penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan
memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memperoleh penilaian prkatis dalam
situasi konkret. Oleh sebab itu, kesahihan teori atau hipotesis tidak terlalu tergantung pada tes kebenaran ilmiah, melainkan pada manfaatnya dalam
membantu masyarakat agar mereka dapat berperilaku secara lebih cerdas dan terampil. Teori divalidasi melalui tindakan praktis.
Sementara itu, menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sarwiji Suwandi
2009: 9-10 mengemukakan : Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri
sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian ini
mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini dapat
dilakukan guru secara perorangan untuk kepentingan perbaikan pengajarannya di kelas atau dilakukan oleh sekelompok atau seluruh guru
untuk memperbaiki keadaan di sekolah. Suharsimi Arikunto dalam Sarwiji Suwandi 2009: 10 menjelaskan :
Frasa penelitian tindakan kelas dari unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu pada suatu kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas