commit to user 7
Definisi menurut American Association an Mental Deficiency AAMD dengan menyebutkan retardasi mental adalah :
“Yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata sub average, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual, muncul sebelum usia 16
tahun, dan menunjukkan hambatan pad a perilaku adaptif” Nurhadi, 2009:8.
Anak tunagrahita sebagai salah satu jenis penyandang cacat, dampak dari kecacatannya dapat berpengaruh dalam kehidupan termasuk dalam
pendidikan. Dalam proses belajar mengajar misalnya, tidak sedikit anak tunagrahita yang mengalami hambatan dalam beradaptasi, baik secara
akademis, sosial maupun psikologis Murniati Sulastri dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003.
“Prevalensi tunagrahita adalah 20 per 1000, ini berarti 2 dari populasi adalah tunagrahita Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No.
1 Juni 2003. Sedang angka kejadian retardasi mental berat sekitar 3 dari seluruh populasi, dan hampir 3 mempunyai IQ dibawah 70” Soetjiningsih
dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003. Menurut Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni
2003 : Sebanyak 86,7 anak tunagrahita adalah tunagrahita ringan, 10
tunagrahita sedang dan 3,3 tunagrahita berat. Dari sejumlah tunagrahita belum seluruhnya dapat ditampung oleh pendidikan formal. Di Surabaya
jumlah penyandang cacat usia sekolah yang sedang memperoleh layanan pendidikan formal sebanyak 1.586 anak dan hanya 328 anak yang
tunagrahita, selebihnya 474 anak tunanetra, 256 anak tuna runguwicara, 528 anak tuna daksa cacat fisik Dinas Sosial Kota Surabaya,
19992000.
Pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah rendahnya intelegensi IQ seseorang dibandingkan dengan
rata-rata anak pada umumnya. Anak tunagrahita memiliki hambatan-hambatan tertentu, maka mereka membutuhkan pendidikan dan bimbingan khusus serta
layanan khusus agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Pengklasifikasian anak
tunagrahita perlu
dilakukan untuk
memudahkan guru dalam menyusun program layananpendidikan secara tepat.
commit to user 8
Perlu diperhatikan bahwa perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat bervariasi, demikian juga dalam pengklasifikasi terdapat cara yang sangat
bervariasi tergantung dasar pandang dalam pengelompokkannya. Contoh cara pandang pengklasifikasian anak tunagrahita sebagai berikut :
1 Sistem klasifikasi yang berpandangan pendidikan, yang memandang
variasi anak tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan. Kalangan American Education Moh. Amin, dalam Mumpuniarti,
2007:15 mengelom pokkan menjadi “Educable mentally retarded,
Trainable mentally retarded dan Totally costudial dependent” yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : mampu didik, mampu latih, dan perlu rawat. Pengelompokkan tersebut sebagai berikut :
a Mampu didik, anak ini setingkat Mild, Borderline, Marginally
dependent, Moron dan debil. IQ mereka berkisar 5055 -7075. b
Mampu latih, setingkat dengan Morderate, semi dependent, imbesil, dan memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 2025
– 5055. c
Pelru rawat, mereka termasuk Totally dependent or profoundly mentally retarded, severe, idiot, dan tingkat kecerdasannya 05
– 2025.
2 Sistem klasifikasi yang berpandangan sosiologis yang memandang variasi
keterlambatan mental dalam kemampuannya mandiri di masyarakat, atau peran yang dapat dilakukan masyarakat.
Menurut AAMD Amin, dalam Mumpuniarti, 2007:15 klasifikasi itu sebagai berikut :
a Tunagrahita ringan; tingkat kecerdasan IQ mereka berkisar 50-
70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuakan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan
mampu melakukan pekerjaan setingkat semi terampil.
b Tunagrahita sedang; tingkat kecerdasan IQ mereka berkisar
antara 30-50; mampu melakukan keterampilan mengurus diri sendiri Self-helf; mampu mengadakan adaptasi sosial di
lingkungan terdekat; dan mampu mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di tempat kerja terlindung
sheltered work-shop.
c Tunagrahita berat dan sangat berat; mereka sepanjang
kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan orang lain. Ada yang masih mampu dilatih mengurus sendiri dan
berkomunikasi secara sederhana dalam batas tertentu, mereka memiliki tingkat kecerdasan IQ kurang dari 30.
commit to user 9
3 Sistem klasifikasi menurut kecerdasan IQ, dikemukakan oleh Grosman
Hallahan Kauffman, dalam Mumpuniarti, 2007:16-17 sebagai berikut : Tabel 1
Klasifikasi IQ menurut Grosman
TERM IQ RANGE FOR
LEVEL Mild Mental Retardation
Moderate Mental Retardation Severe Mental Retardation
Profound Mental Retardation 55-70 Aprox, 70
35-40 to 50-55 20-25 to 35-40
Bellow 20 or 25
Klasifikasi penyandang tunagrahita dari berbagai pandangan tersebut jika dipadukan akan membentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 2 Klasifikasi Tunagrahita dari berbagai pandangan
Kemampuan dalam pendidikan
Sosiologis Tingkat
Kecacatan Tingkat
Kecerdasan IQ Mampu didik
Ringan, mild, marginally,
dependent, moron
Debil 55-70 to Aproc 70
Mampu latih Sedang,
moderate, semi
dependent Imbesil
35-40 to 50-55
Perlu rawat Berat, severe,
totally dependent,
profound Idiot
20-25 to 35-40 bellow 20 or 25
Dari pendapat beberapa ahli tersebut di atas peneliti dapat simpulkan : beberapa sistem pengklasifikasian tunagrahita tersebut di
muka memberi manfaat secara masing-masing. Sistem klasifikasi atas dasar pendidikan berguna untuk predisi
program pendidikan, sistem klasifikasi atas dasar kemampuan kemandirian di
masyarakat berfungsi
sebagai dasar
mengarahkan bentuk
kemandiriannya; serta sistem klasifikasi tingkat kecerdasan berguna dalam
commit to user 10
menentukan kondisi kemampuan mental yang dapat dicapai oleh penyandang tunagrahita.
c. Karakteristik Anak Tunagrahita