commit to user Bhaskaran dan Smith 1990 berpendapat bahwa efektifitas zat
pengatur tumbuh auksin eksogen bergantung pada konsentrasi hormon endogen dalam jaringan tanaman. Penambahan hormon IBA pada masing-
masing perlakuan menunjukkan hasil yang kurang efektif pada rerata kemunculan kalus, pendugaan terjadi karena adanya perbedaan tingkat
konsentrasi pada batang yang digunakan sebagai bahan cangkok pada setiap perlakuan.
3. Persentase Pertumbuhan Kalus di luar bidang sayatan
Salah satu indikator adanya pertumbuhan dalam cangkok adalah munculnya kalus pada cangkok. Kalus pertama kali muncul dari bagian
jaringan tertentu yang selanjutnya berkembang membentuk gumpalan jaringan yang belum mengalami diferensiasi Widyarso, 2010.
Pengamatan pertumbuhan kalus di luar bidang sayatan dilakukan setiap satu minggu sekali, lalu dihitung persentasenya.
Persentase pertumbuhan kalus di luar bidang sayatan pada perlakuan spagnum I dan IBA 100 ppm, spagnum I dan IBA 150 ppm,
spagnum I dan IBA 200 ppm, dan spagnum II dan IBA 200 ppm mengalami peningkatan pada setiap minggu. Peningkatan persentase
pertumbuhan kalus tersebut berhubungan dengan penggunaan media spagnum I lampiran 3 yang mampu menjaga kelembapan dengan baik
sehingga pertumbuhan kalus mengalami peningkatan hingga 8 MST. Perlakuan spagnum II dan IBA 100 ppm menunjukkan peningkatan
persentase pertumbuhan kalus tetapi pada minggu ke-7 mengalami penurunan. Perlakuan spagnum II dan IBA 150 ppm, moss dan IBA 100
ppm, moss dan IBA 150 ppm, dan moss dan IBA 200 ppm belum menunjukkan peningkatan perkembangan kalus gambar 4. Penambahan
hormon IBA pada seluruh konsentrasi memberikan peran positif dalam pertumbuhan dan perkembangan kalus. Hal ini ditunjukkan bahwa setiap
perlakuan dapat menumbuhkan kalus, walaupun pada beberapa perlakuan terlihat belum menunjukkan perkembangan kalus yang telah tumbuh pada
commit to user batang cangkok yang akibat pengaruh hormon endogen dalam tanaman
induk. Efektifitas zat pengatur tumbuh auksin eksogen bergantung pada konsentrasi hormon endogen dalam jaringan tanaman Bhaskaran dan
Smith, 1990.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
5 6
7 8
Minggu ke-... P
e rs
e n
ta s
e
M1H1 M1H2
M1H3 M2H1
M2H2 M2H3
M3H1 M3H2
M3H3 Keterangan : M1H1 = Spagnum I dan IBA 100 ppm; M1H2 = Spagnum I dan IBA 150
ppm; M1H3 = Spagnum I dan IBA 200 ppm; M2H1 = Spagnum II dan IBA 100 ppm; M2H2 = Spagnum II dan IBA 150 ppm; M2H3 = Spagnum II dan
IBA 200 ppm; M3H1 = Moss dan IBA 100 ppm; M3H2 = Moss dan IBA 150 ppm; M3H3 = Moss dan IBA 200 ppm.
Gambar 4. Grafik pertumbuhan kalus di luar bidang sayatan dengan berbagai macam media dan konsentrasi IBA
C. Akar