Persentase Cangkok Hidup HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan faktor macam media dan konsentrasi IBA. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu persentase cangkok hidup, saat muncul kalus pada bidang sayatan, saat muncul kalus di luar bidang sayatan, persentase pertumbuhan kalus di luar bidang sayatan, persentase cangkok tumbuh akar, jumlah akar, dan panjang akar. Hasil dan pembahasan dari masing-masing variabel pengamatan dapat dijelaskan sebagai berikut.

A. Persentase Cangkok Hidup

Persentase cangkok hidup dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dalam perbanyakan vegetatif dengan metode cangkok. Persentase keberhasilan cangkok hidup adalah sebesar 50 yaitu berjumlah 18 unit cangkok dari 36 unit lampiran 1. Indikator bahwa cangkok tersebut hidup adalah pucuk cabang cangkok masih terdapat daun dan terlihat segar hingga akhir pengamatan. Cangkok yang mati disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, kelembapan, genetik, dan organisme pengganggu tanaman OPT. Pengamatan penelitian ini dilakukan setiap satu minggu sekali dan dalam setiap pengamatan dilakukan pembukaan pada media cangkok untuk mengetahui kemunculan kalus dan akar, pembukaan media mempengaruhi kondisi lingkungan cangkok sehingga jaringan yang luka pada sayatan belum mampu memperbaiki luka tersebut atau terkontaminasi, namun kondisi lingkungan terus berubah pada setiap minggunya dan menyebabkan kematian pada cangkok. Cangkok pucuk pada penelitian ini berbeda dengan cangkok konvensional yang biasa digunakan pada pembiakan vegetatif yaitu dengan mengerat lingkar batang dan membuang kulitnya. Cangkok pucuk dilakukan dengan menyayat batang secara miring hingga ¾ bagian dan pada bagian tersebut rentan terhadap perubahan posisi sehingga pada beberapa perlakuan, hal ini menyebabkan batang cangkok patah dan mati. 14 commit to user Kelembapan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan pada perbanyakan vegetatif dengan metode cangkok pucuk. Ashari 1995 menyebutkan bahwa keadaan yang gelap dan lembap akan menyebabkan akar dapat tumbuh dengan cepat. Namun, hal ini akan berakibat sebaliknya jika kelembapan yang diperlukan untuk cangkok tumbuh optimal sangat tinggi. Kelembapan yang tinggi menyebabkan kebusukan pada bagian sayatan atau pelukaan sehingga cangkok akan mudah mati. Faktor genetik atau karakteristik dari belimbing manis Averrhoa carambola L. menjadi salah satu faktor kematian cangkok. Karakteristik pada batang belimbing dengan kulit tipis memungkinkan kambium yang terdapat di dalam batang menjadi mudah kering saat terjadi luka dan hal ini menyebabkan kematian cangkok. Keberadaan OPT seperti jamur pada batang cangkok dapat mematikan cangkok tersebut bahkan jika tidak dikendalikan dengan segera dapat menyebabkan kematian pada tanaman induk.

B. Kalus