commit to user Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 g buah belimbing manis
hanya memberikan sedikit energi 35 Kal, protein 0,5 g, lemak 0,7 g, karbohidrat 7,7 g, serat 0,9 g. Belimbing manis merupakan sumber vitamin C
yang baik, juga zat besi dan zat kapur. Kadar vitamin A, B1, B2, C dan niasin berturut-turut 18 RE, 0,03 mg, 0,02 mg, 33 mg dan 0,4 g. Kadar kalsium,
fosfor dan besi berturut-turut 8 mg, 22 mg dan 0,80 mg. Di Indonesia buah ini sudah banyak dikenal sebagai obat tradisional. Buah belimbing digunakan
untuk pencegahan bahkan terapi berbagai macam penyakit, antara lain menurunkan tekanan darah, anti kanker, memperlancar pencernaan,
menurunkan kolesterol, dan membersihkan usus. Belimbing juga kaya anti oksidan yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas pemicu
pembentukan sel kanker Anin, 2010. Belimbing manis mempunyai varietas yang cukup banyak, diantaranya
adalah demak kapur, demak kunir, pasar minggu, dewi, wulan, bangkok, sembiring, dan lain-lain. Varietas-varietas ini merupakan seleksi yang tumbuh
secara alamiah dan beberapa diantaranya adalah hasil pemuliaan melalui persilangan Prahasta, 2009. Belimbing dewi merupakan salah satu tanaman
buah varietas unggul nasional dan menjadi tanaman unggulan dari kota Depok. Bentuk buah bulat agak lonjong dengan panjang 15 cm dan diameter
10 cm. Warna buah kuning agak kemerahan dan mengkilap. Keunggulan belimbing ini terletak pada rasa buahnya yang lebih manis dan kandungan
airnya lebih banyak dibanding dengan belimbing manis lainnya. Karena kadar airnya yang tinggi, buah belimbing dewi memiliki bobot yang lebih berat,
yaitu satu buah belimbing dewi bisa mencapai 250 – 500 g Anonim, 2010c.
B. Cangkok Pucuk
Perbanyakan tanaman berarti pengulangan dan penggandaan jenis yang diwujudkan pada terciptanya generasi baru. Tanaman dapat diperbanyak
dengan dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Perbedaan dua metode tersebut terletak pada bahan yang dipergunakan untuk perbanyakan.
Perbanyakan tanaman secara generatif menggunakan biji sebagai bahan
commit to user tanam. Sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan bahan
tanam selain biji Sumeru, 1995. Perbanyakan vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun,
umbi, dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang terdapat pada bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang
memiliki akar, batang, dan daun sekaligus Anonim, 2007. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu cutting setek, layering cangkok dan runduk, budding okulasi, dan grafting sambungan Soerianegara dan Djamhuri, 1979 cit
Rioderiza, 2010. Menurut Rochiman dan Harjadi 1974 stimulasi buatan dari akar dan tunas adventif perlu dilakukan agar bagian vegetatif tanaman mampu
berkembang menjadi suatu tanaman yang sempurna. Proses kejadian ini disebut layerage cangkok atau bumbun bila stimulasi akar tunas baru
tersebut dilakukan pada saat bagian vegetatif masih bersatu dengan tanaman; dan disebut cuttage atau setek bila stimulasi dilakukan setelah bagian vegetatif
dipisahkan dari tanaman asalnya. Keunggulan tanaman hasil cangkok yaitu memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya, namun kelemahan
tanaman hasil cangkok yaitu sistem perakaran yang tidak kuat karena tidak memiliki akar tunggang Anonim, 2007.
Perbanyakan vegetatif yang dilakukan dengan metode cangkok pucuk ini merupakan sebuah metode baru yang diperkenalkan oleh Ir. Trijono D.S.,
MP selaku dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Cangkok konvensional yang biasa dilakukan yaitu dengan mengerat lingkar
batang dahan tanaman pada jarak 3 – 4 cm, kemudian melepaskan kulit kayu antara keratan. Lalu luka dibersihkan dari lendirnya dan ditutup dengan media
serta selalu dijaga kelembapannya Ashari, 1995. Namun, cara yang dilakukan pada cangkok pucuk ini mempunyai sedikit perbedaan yaitu dengan
cara menyayat batang secara miring dari bagian pangkal ke ujung batang hingga ¾ bagian, namun batang yang disayat tersebut tidak sampai putus. Lalu
ditengah sayatan diberi sedikit media dan ditutup dengan media.
commit to user Cabang yang akan dicangkok dipilih yang kuat dan sehat. Cabang
cangkok berasal dari pohon buah-buahan yang sehat dan kuat serta telah memiliki sifat yang menguntungkan seperti buah lebat, lezat, daging buah
tebal, sedikit biji, dan sebagainya Ashari, 1995. Waktu yang baik untuk mencangkok adalah saat permulaan musim hujan. Cangkok yang telah cukup
berakar dapat dipotong dari pohon induk dan ditanam dalam bedeng sampai permulaan musim hujan berikutnya. Kemudian hasil cangkok tersebut dapat
dipindah tanam ke kebun yang tetap Anonim, 1981.
C. Media Tanam