Struktur Model Teknik Konseling Metafora “STAR KIDS”

Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8. Struktur Model Teknik Konseling Metafora untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Kelas 1 No Tahapan Konseling Kelompok Prosedur dalam Pelaksanaan Konseling Metafora Empati Dampak yang diharapkan 1. Tahap Permulaan beginning sessions a. Perkenalan antar anggota kelompok b. Mengintegrasikan tujuan kelompok dan individu c. Membentuk rasa aman d. Membangun kekuatan kelompok e. Mengidentifikasi sistem pemberian dukungan f. Pemberdayaan anggota kelompok a. Mengakrabkan seluruh anggota kelompok b. Menyamakan tujuan yang akan dicapai cd. Memberi rasa nyaman dan percaya pada setiap anggota kelompok e. Memperoleh pihak yang dapat mendukung perubahan anak f. Tercipta peer group counseling yang dapat saling membantu dan menguatkan satu sama lain 2. Tahap kerja working sessions a.Mengenalkan penggunaan konseling metafora a. Menarik perhatian anak b. Mendorong imajinasi anak c.Meningkatkan ingatan anak akan nilai yang ditanamkan d. Meningkatkan pemahaman anak tentang sebab-akibat atau pengalaman -konsekuensi dari suatu perlakuan b.Mengeksplorasi penggunaan metafora a. Menegaskan pemahaman anak tentang cerita b. Menguatkan pesan yang terkandung dalam cerita menekankan tanggung jawab yang terkandung dalam isi cerita c. Memunculkan empati d. Mengkaitkan dengan kondisi inner life anak sehari-hari c. Mentransformasi atau membingkai kembali metafora a. Mendorong anak melakukan perubahan makna metafora secara positif dengan nilai Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Struktur model tersebut menjabarkan secara rinci keterkaitan antara kegiatan konseling melalui metafora empati yang bertujuan meningkatkan nilai karakter tanggung jawab konseli melalui beberapa tahap, tahapan baik dalam prinsip konseling seting kelompok maupun dalam tahap pemaparan metafora language metaphor, pengeksplorasian penggunaan metafora visual metaphor, mentransformasi metafora dengan mendorong konseli melakukan perubahan makna metafora secara positif, menghubungkan metafora dengan dunia nyata, kemudian dikaitkan dengan nilai karakter tanggung jawab yang perlu dikembangkan anak selama proses konseling. 2 Kisi- kisi Modul Konseling Metafora “STAR KIDS” Penyusunan Modul Konseling Metafora “STAR KIDS” didasari oleh tujuan untuk mengembangkan tanggung jawab anak baik dalam dimensi pribadi maupun sosial. Studi literatur yang telah dilakukan terhadap beragam cerita metafora anak menghasilkan beberapa cerita yang sesuai dengan dimensi tanggung jawab yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Tema cerita yang sesuai dirangkum dalam kisi-kisi modul sebagai berikut. tanggung jawab yang harus dimiliki d. Menghubungkan metafora dengan dunia nyata a. Membantu anak menemukan beragam tanggung jawab yang perlu dikembangkan anak dalam kehidupan sehari-hari berdasar cerita yang dipaparkan 3 Tahap Akhir terminatio n a. Time frame a. Membahas perasaan yang dialami masing-masing konseli dan menyelesaikan konflik-konflik perasaan yang timbul antar anggota kelompok. Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9. Kisi-kisi Modul Konseling Metafora “STAR KIDS” SESI KONSE -LING TEMA METAFORA ASPEK TANGGUNG JAWAB PENUNJANG TEKNIS Sesi 1 Berdansa dengan Serigala Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas 3. Kertas dan krayon Sesi 2 Kisah si Keledai Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas Sesi 3 Kelinci dan Kura-kura Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas Sesi 4 Toples Sang Profesor Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaa n “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar prioritas 3. Toples, batu, kerikil, pasir, dan air Sesi 5 Si Induk Ayam Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar menggambar 3. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar rencana belajar dan Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan Sesi 6 Gagak yang Haus Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar menulis perilaku gagak Sesi 7 Semut dan Belalang Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar daftar tugas di rumah 3. Lembar rencana penyelesaian tugas sebelum waktunya. Sesi 8 Kuda Yang Hilang Dimensi Pribadi 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar evaluasi penyelesaian tugas Sesi 9 Lelaki yang Bijaksana Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar menggambar Sesi 10 Doki si Kodok Dimensi Pribadi dan sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu buku tugas lembar suara hati Sesi 11 Hadiah yang Cantik Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar bekerja sama Sesi 12 Gratis Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar kertas surat buat ayah Sesi 13 Batu Besar Sang Raja Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar suara hati buat ibu Sesi 14 Kera dan Lumba-lumba Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar pertolonganku Sesi 15 Gembala dan Serigala Dimensi Sosial 1. Buku modul pelaksanaan “STAR KIDS” 2. Lembar kegiatan harian anak dalam buku tugas lembar kesalahanku Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 . Validasi Modul Teknik Konseling Metafora “STAR KIDS” Penyusunan Mode l Konseling Metafora “STAR KIDS” didukung dengan adanya uji validasi model untuk meningkatkan validasi rasional dan validasi empirik modul. Uji validasi model bertujuan untuk memperoleh kelayakan model untuk diterapkan sebagai modul konseling dalam pemberian perlakuan penelitian, sehingga modul konseling ini dapat dinyatakan teruji secara efektif. Proses validasi diawali dengan penyusunan skala penilaian model dan modul pelaksanaan konseling berupa lembar validasi yang berfungsi sebagai alat ukur modul. Skala penilaian dikembangkan berdasar komponen-komponen yang terdapat di dalam model, yang meliputi komponen rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program, rencana operasional, satuan layanan bimbingan dan konseling, pengembangan tematopik, kualifikasi konselor, dan evaluasi program. Adapun isi modul lebih difokuskan sebagai panduan atau pedoman pelaksanaan model yang berisi SKLBK Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling dan materi cerita serta tahapan konseling yang akan dilakukan konselor dan konseli. Lembar validasi dilengkapi dengan skala penilaian bertingkat menurut tingkat kelayakan, yaitu tidak memadai, kurang memadai, cukup memadai, memadai, dan sangat memadai. Pelaksanaan validasi model melibatkan 3 tiga orang pakar, dua pakar dalam bidang bimbingan dan konseling BK, serta satu pakar dalam bidang psikologi anak. Dua bidang kepakaran dipilih karena modul konseling metafora bagi anak merupakan modul yang mengembangkan proses konseling sehingga perlu melibatkan pakar BK, sedangkan subjek penelitian dan ranah kajian tanggung jawab anak usia dini memiliki karakteristik khusus sehingga memerlukan kajian khusus dari sisi perkembangan anak. Hal tersebut membutuhkan keterlibatan psikolog anak untuk memberikan penilaian mengenai modul yang dikembangkan. Berikut ini identitas para pakar: a Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd sebagai Guru Besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b Dr. Ipah Saripah. M.Pd., selaku pakar Bimbingan dan Konseling anak di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. c Dr. Medina Chotidjah, M.Si.,Psi, selaku pakar psikologi perkembangan di Universitas Islam Negeri Bandung. Berdasar validasi yang telah dilakukan oleh para pakar dapat disimpulkan bahwa para pakar memberi penilaian layak untuk digunakan dengan beberapa perbaikan. Beberapa masukan yang diberikan dapat disimpulkan sebagai berikut. Tabel 3.10. Hasil Validasi Model Konseling Metafora “STAR KIDS” dan Perbaikan yang Dilakukan Dimensi Model dan Modul Kategori Saran Struktur Modul Judul Memadai Judul model menarik Sistematika Memadai Buat urutan dalam model sesuai dengan urutan dalam skala penilaian Keterbacaan dan bahasa Memadai Tata bahasa dan pengetikan perlu lebih diperhatikan Isi Modul Rasional Memadai Tegaskan mengapa tanggung jawab penting dan mengapa menggunakan konseling metafora Visi dan Misi BK Kurang memadai Pencantuman visi dan misi BK upayakan untuk tidak seolah-olah fokus hanya pada bimbingan belajar Deskripsi Kebutuhan Kurang memadai Dicermati agar tidak tumpah tindih dengan rasional Tujuan Model Memadai Didasarkan dari deskripsi kebutuhan Asumsi Model Kurang memadai 1. Perbaiki struktur kalimat dalam memaparkan asumsi penelitian 2. Asumsi memuat urutan dari tingkat filosofis sampai teknis. Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Target Intervensi Sangat memadai Sesuai Rancangan Model Sangat memadai Logis dan tepat Tahapan Model Memadai Fokus pada tahapan pelaksanaan konseling Rencana Operasional Memadai Kata “STAR KIDS” perlu dimunculkan sejak awal pemaparan model Kompetensi Konselor Memadai Sesuai Evaluasi dan Indikator Keberhasilan Memadai Perlu penjelasan evaluasi dalam proses konseling dan evaluasi hasil akhir konseling. Bedakan keberhasilan proses dan produkhasil. Gunakan cara evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi proses dan produk. Isi Modul Pelaksanaan Konseling Pengantar Memadai Sesuai Tujuan Memadai Sesuai Peran Konselor dan Siswa Peran Konselor dan Siswa Usahakan peran konselor dapat muncul di setiap tahap konseling Nilai Karakter Tanggung Jawab Nilai karakter tanggung jawab Sesuai Langkah-langkah Konseling Metafora Empati “STAR KIDS” Memadai Uraikan secara rinci pertahapan mengenai bagaimana cara menggunakan dan proses yang berlangsung pertahapan konseling. SKLBK Memadai Tambahkan uraian tentang langkah konseling secara lebih detail Materi setiap sesi Memadai Sesuaikan dengan alat dan bahan yang digunakan Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah uji validasi rasional dilakukan, peneliti melakukan perbaikan model dan modul pelaksanaan konseling sesuai masukan dan saran dari para pakar. Usai proses uji validasi dilanjutkan dengan uji validasi empirik dengan mengujicobakan modul pelaksanaan secara terbatas. Uji validasi empirik ini dilakukan oleh peneliti, didampingi dengan satu asisten peneliti yang akan terlibat sebagai ko-konselor, dan dua siswa kelas satu dan dua SD sebagai subjek dalam uji empirik. Berdasar hasil uji validasi empirik diperoleh beberapa perubahan, yaitu: 1. Waktu pelaksanaan konseling yang semula hanya dijadwalkan 30-45 menit diubah menjadi 45-60 menit. 2. Pelaksanaan konseling yang semula direncanakan dapat ditangani oleh satu konselor dan satu ko-konselor perlu ditambah, mengingat anak-anak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan saat kegiatan konseling berlangsung, untuk mengantisipasi kemampuan konselor dalam merespon semua konseli dengan baik maka jumlah konselor untuk pelaksanaan eksperimen perlu ditambah, dengan perbandingan 1 konselor : 7 konseli. Dengan demikian akan dibutuhkan minimal tiga konselor 3. Materi cerita metafora perlu disajikan tidak hanya melalui proses dibacakan, tetapi perlu dengan alat peraga atau ekspresi yang dramatis untuk menarik perhatian anak-anak. 4. Lembar kerja perlu disiapkan sepenuhnya oleh konselor mengingat tidak semua anak siap dengan alat tulis dan pewarna. 5. Untuk lebih meningkatkan ketertarikan anak, diawal proses konseling begining session perlu diberikan ice-breaking atau permainan-permainan yang dapat mengkondisikan anak agar lebih siap melangsungkan proses konseling. Hal ini juga mengingat proses konseling yang dilakukan di pagi hari, sehingga kondisi anak dari rumah belum selalu siap fokus terhadap suatu kegiatan, serta masih banyaknya cadangan energi di dalam diri anak. Ice-breaking yang Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diterapkan dapat berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan oleh fisik dan merangsang emosi positif anak. 6. Dalam pelaksanaan tahap mengeksplorasi penggunaan metafora, membingkai kembali, dan menghubungkan dengan dunia nyata, perlu disediakan reinforcement bagi anak yang dapat menunjukkan pemahaman yang baik, hal ini diharapkan dapat meningkatkan keseriusan dan minat anak dalam menjalani proses konseling. Reinforcement dapat diberikan dalam bentuk token ekonomi yang dibagikan di akhir sesi konseling. Hasil revisi model setelah uji validasi rasional dan empirik Model Konseling Metafora “STAR KIDS” menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan perlakuan dalam penelitian eksperimen. Pada tahap akhir penelitian, validasi model penelitian dilakukan pula oleh guru dan orangtua dalam social validity, yakni proses mengetahui validasi model konseling berdasar efektivitas pelaksanaan konseling menurut pendapat guru dan orangtua.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang akan diraih dalam penelitian ini maka pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan tersebut terdiri dari tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian; dan tahap purna penelitian. Berikut ini uraian mengenai masing-masing tahap prosedur penelitian: a Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan meliputi beberapa langkah penelitian yang terdiri dari penyusunan Checklist dan Pedoman Observasi, Pedoman Wawancara, Model dan Modul Konseling Metafora “STAR KIDS”, uji coba, dan evaluasi modul pelatihan, seleksi subjek penelitian, persiapan ko-fasilitator, dan observer. Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap pretest Pretest dilakukan dengan melakukan observasi nilai karakter tanggung jawab subjek penelitian baik yang di kelompok kontrol maupun eksperimen. Observasi dilakukan oleh 10 observer. Observer tidak mengetahui apakah subjek yang mereka observasi termasuk dalam kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bias dalam diri para observer. Proses observasi dilakukan selama satu minggu dengan teknik time-sampling dalam seting alamiah, sesuai dengan aktivitas subjek sehari-hari di sekolah. Pelaksanaan pretest berlangsung dari tanggal 26 April s.d 01 Mei 2014. 2. Tahap pemberian perlakuan Perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen yang terdiri dari 25 subjek yang berasal dari lima kelas. Sebelum perlakuan dimulai terlebih dulu peneliti melakukan koordinasi eksternal dengan kepala sekolah, guru kelas masing-masing subjek, wali murid subjek penelitian, dan koordinasi internal bersama para ko-konselor. Kegiatan koordinasi bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang prosedur penerapan konseling metafora “STAR KIDS” dan mengkoordinasikan ketentuan-ketentuan yang akan diberlakukan bagi subjek penelitian. Pelaksanaan konseling bertempat di ruang perpustakaan dan dilakukan setiap pagi hari pukul 6.30 s.d 7.30 mulai tanggal 02 Mei s.d 10 Juni 2014. Setiap sesi konseling menggunakan alokasi waktu sekitar 60 menit dalam 17 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan untuk perkenalan awal dan mensosialisasikan pelaksanaan konseling kepada para subjek penelitian disertai dengan pemberian lembar kesediaan sebagai subjek penelitian yang diisi oleh orang tua di rumah. Pertemuan ke-2 s.d ke-16 merupakan proses inti dalam pelaksanaan sesi konseling metafora ‘STAR KIDS”, dan hari ke-17 merupakan hari pemberian kenang-kenangan dan penguatan bagi para subjek penelitian mengenai akhir pelaksanaan proses konseling. Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelaksanaan teknik konseling metafora “STAR KIDS” untuk meningkatkan tanggung jawab anak usia dini dikembangkan sesuai dengan analisis kebutuhan berdasar hasil observasi perilaku tanggung jawab anak, survey, dan FGD terhadap para guru kelas satu SD Mutual yang telah dilakukan. Berdasar seting konseling kelompok yang digunakan dalam model konseling metafora “STAR KIDS” maka pelaksanaan konseling dilakukan dengan terlebih dulu membentuk kelompok dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana yang diungkapka oleh Brown 1994, 63-77, sebagai berikut: a Menentukan tujuan kelompok. Tujuan konseling dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembentukan nilai karakter tanggung jawab anak usia dini. b Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan konseling. Waktu yang disepakati antara peneliti, kepala sekolah, koordinator kesiswaan, penanggung jawab BK, dan guru adalah pukul 6.30 . Waktu ini merupakan waktu sebelum siswa masuk kegiatan pembelajaran inti yang biasa diisi dengan kegiatan mengaji. Pelaksanaan dilakukan di ruang perpustakaan yang relatif luas, nyaman, tenang, dan kondusif. c Penyaringan anggota kelompok dilakukan dengan mengobservasi siswa sehingga diperoleh siswa-siswa yang perilaku tanggung jawab di sekolah rendah, dipertegas dari hasil FGD guru-guru kelas satu dan dokumen guru mengenai siswa yang memiliki tanggung jawab rendah. Hasil observasi dan FGD guru akan ditindaklanjuti dengan meminta kesediaan orangtua atau wali murid untuk menyetujui keterlibatan anak dalam sesi konseling kelompok metafora. d Mencegah munculnya perilaku bermasalah yang sering terjadi dalam proses konseling kelompok yakni inappropriate atau ineffective communications mengintrupsi, membuat komentar yang tidak tepat, memanggil-manggil nama, keheningan, monopoli, dan memberi sebutan-sebutan yang bodoh pada anggota kelompok dan physical distractions memukul, tidak dapat duduk diam di tempat duduk, kecemasan yang mengganggu, serta perilaku Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nonverbal yang menunjukkan kecenderungan menarik diri. Pencegahan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan menyebutkan harapan konselor akan keikutsertaan peserta secara aktif dan saling terhubung antara anggota satu dengan yang lain. e Membuat perencanaan kelompok dengan menentukan tujuan dan harapan para peserta kelompok. f Menegakkan aturan kelompok. g Mengevaluasi kelompok. Pelaksanaan prosedur konseling metafora dilakukan dengan urutan beginning session, working session, dan termination. Tahap awalbeginning session diperlukan untuk memberi kesempatan pada para anggota kelompok saling menyesuaikan diri; tahap inti atau kerja adalah tahap diterapkan konseling metafora melalui bahasa dan visual; dan tahap terakhir dilakukan dengan mengadakan refleksi umum dan tindak lanjut atau evaluasi. Pelaksanaan konseling kelompok dalam tahap inti yakni working session merupakan tahap yang direncanakan untuk menerapkan konseling metafora. Pelaksanaan konseling metafora sendiri dilakukan dengan prosedur: i. Mengenalkan penggunaan teknik konseling metafora. ii. Mengeksplorasi penggunaan metafora. iii. Mentransformasi atau membingkai kembali metafora dengan mendorong konseli melakukan perubahan makna metafora secara positif. iv. Menghubungkan metafora dengan dunia nyata.

c. Tahap posttest

Kegiatan posttest dilakukan mulai tanggal 08 Juli s.d 15 Juli 2014. Kegiatan ini dilakukan dengan mengobservasi tanggung jawab subjek penelitian secara alamiah dalam seting sekolah sehari-hari dengan menggunakan checklist dan pedoman observasi tanggung jawab yang telah disediakan. Setelah selesai observasi para observer yang melakukan proses pengamatan mengumpulkan hasil pengamatan setiap harinya kepada peneliti dan dilanjutkan dengan diskusi

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR DENGAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL BERBASIS SELF MANAGEMENT PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2013 2014

9 52 280

Pemurnian Mono-Diasilgliserol Hasil Esterifikasi Palm Fatty Acid Distillate Dan Gliserol Dengan Ekstraksi Pelarut – Saponifikasi Dan Destilasi Molekuler

1 8 63

BAB 1 PENDAHULUAN Pembinaan Karakter Mandiri Dan Tanggung Jawab Siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan Tahun Ajaran 2016 / 2017.

0 3 4

TEKNIK KONSELING ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB PRIBADI SISWA DI SMP NEGERI 1 BATUJAJAR : Studi Quasi Eksperimen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 52

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DENGAN KULTUR KEMUHAMMADIYAHAN DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG.

0 0 21

PENGGUNAAN METODE DEBAT AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF MAGELANG.

0 1 181

Kinetika Reaksi Esterifikasi Palm Fatty Acid Distilate (PFAD) menjadi Biodiesel dengan Katalis Zeolit-Zirkonia Tersulfatasi | Masduki | Jurnal Rekayasa Proses 4953 8588 1 PB

0 0 6

Teknik Konseling Metafora untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa 6-7 Tahun di Kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang - repository UPI D BP 1008954 Title

0 0 4

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Crude Coconut Acid (CNO) dan Coconut Fatty Acid Distillate (CFAD) di PT Palmcoco Laboratories Dengan Metode Titrasi

0 0 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM TERPADU SISTEM FULL DAY SCHOOL (STUDI MULTI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG, SDIT IHSANUL FIKRI KOTA MAGELANG DAN SD TERPADU MA’ARIF GUNUNGPRING MAGELANG)

0 5 290