Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kepada anak mengenai identitas sebagai laki-laki atau perempuan sejak dilahirkan. Jenis kelamin dalam penelitian ini diketahui dari data dokumentasi sekolah dan
ciri-ciri fisik yang dapat diamati sesuai seragam sekolah yang dikenakan siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data, Pengembangan Instrumen, dan Tahap Penelitian 1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis pengumpulan data, yakni pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif dikumpulkan dengan melakukan observasi terstruktur menggunakan lembar pedoman checklist observasi. Instrumen yang disusun dalam penelitian ini
berupa checklist observasi perilaku tanggung jawab anak di sekolah yang dilengkapi dengan pedoman observasi. Lembar checklist digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif mengenai perilaku tanggung jawab anak sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh berupa jumlah frekuensi perilaku yang dimunculkan
anak selama proses pengamatan berlangsung yang akan dikonversi ke dalam skor interval.
Selain data kuantitatif, dilakukan pula pengumpulan data kualitatif sebagai pendukung dengan menggunakan lembar pedoman FGD Focus Group Disscusion
dan wawancara semi terstruktur, serta lembar survey sebagai validasi sosial teknik konseling metafora. FGD dan wawancara setelah perlakuan dimaksudkan untuk
memperoleh data mengenai dampak perlakuan terhadap perilaku tanggung jawab anak selama di sekolah yang dirasakan guru setelah anak memperoleh perlakuan.
FGD juga dilakukan terhadap para wali murid orang tua di kelompok eksperimen. Pelaksanaan FGD dan wawancara menggunakan teknik semi terstruktur yang telah
dilengkapi dengan pedoman wawancara. Data kualitatif setelah perlakuan hanya dilakukan terhadap kelompok
eksperimen mengingat data kualitatif hanya sebagai pendukung data kuantitatif setelah subjek menerima perlakuan. Selain itu, pengumpulan data kualitatif bagi
semua responden tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Penyusunan Checklist dan Pedoman Observasi Tanggung Jawab
Dalam penelitian ini teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data utama yang digunakan untuk mengamati perilaku karakter tanggung jawab anak.
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terutama mata.
Observasi merupakan alat utama yang digunakan oleh peneliti dan ahli klinis yang digunakan dalam asesmen masalah-masalah perilaku, sosial, dan emosi anak.
Pelaksanaan observasi perilaku secara langsung direct behavioral observation merupakan suatu prosedur dimana observer mengembangkan target perilaku yang
diamati sesuai dengan definisi operasional yang dikembangkan, mengamati subjek, dan mencatat secara sistematis perilaku tersebut Merrel, 2003. Proses observasi
dapat difokuskan pada frekuensi, kenampakan, dan kesiapan perilaku tersebut muncul untuk dapat diamati Miller, 1998.
Observasi digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa alasan, sebagai berikut: a anak sebagai subjek penelitian belum
memiliki kemampuan untuk melakukan retrospeksi secara mendalam; b. anak usia 6-7 tahun di kelas satu SD masih berada dalam tahap perkembangan berpikir
tingkat operasional konkrit Piaget dalam Santrock, 2002, hal ini menyebabkan anak belum mampu berpikir abstrak dan mampu menjawab pertanyaan atau
menuliskan jawaban tentang nilai-nilai karakter yang ada dalam diri mereka dengan gamblang. Pernyataan-pernyataan tentang nilai karakter relatif bersifat abstrak dan
sulit untuk dipahami anak-anak, sehingga kemungkinan untuk melakukan pengumpulan data melalui proses wawancara dan angket terhadap anak kurang
efisien; c. tanggung jawab tercermin dalam berbagai indikator perilaku yang dapat diamati. Kondisi ini mendukung metode pengamatan sebagai salah satu teknik
pengumpulan data yang tepat untuk digunakan. Berdasar seting pengamatan yang dilakukan, penelitian ini menggunakan
pengamatan langsung dalam seting alamiah naturalistic observation. Seting alamiah ditandai dengan adanya pencatatan perilaku yang diamati dalam seting
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
alamiah Merrell, 2003. Proses pengamatan perilaku dilakukan dalam seting lingkungan sekolah baik saat anak berada di dalam kelas, di halaman sekolah,
masjid, perpustakaan, dan tempat-tempat di sekitar sekolah. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku tanggung jawab anak baik saat anak sendiri maupun selama anak
berinteraksi dengan teman, guru, dan semua pihak yang berada di sekolah. Guna mengatasi kemungkinan subjek penelitian menunjukkan perilaku berbeda karena
merasa diobservasi, observer akan dikenalkan terlebih dahulu sebelum pengamatan dimulai dan terlibat secara langsung dalam kegiatan anak selama di sekolah.
Keikutsertaan observer dalam setting untuk mengobservasi disebut sebagai observasi partisipan Miller, 1998.
Cara pengumpulan data observasi dilakukan dengan pencatatan checklist yaitu suatu pencatatan dengan menggunakan daftar aspek perilaku yang telah
dipilih untuk diobservasi sehingga pengamat dapat mencatat dengan mudah perilaku yang tampak Irwin dan Bushnell, 1980. Prosedur pencatatan selama
proses pengamatan dilakukan dengan pendekatan time sampling yaitu pengamatan yang dilakukan dengan memfokuskan pada sedikit perilaku khusus yang telah
didefinisikan dengan baik dengan menggunakan checklist atau coding system, kemudian observer melakukan pengamatan dalam setiap periode waktu tertentu
yang dipisahkan dalam unit-unit waktu Miller, 1998; Beaty, 2008. Selain checklist, observer juga diberi pedoman observasi untuk
memudahkan pemahaman mengenai daftar perilaku yang tercantum di dalam checklist. Penilaian terhadap tanggung jawab anak dilakukan secara langsung dari
hasil total frekuensi perilaku tanggung jawab anak yang muncul dari hasil pengamatan.
Observasi sebagai prosedur yang sistematis mensyaratkan adanya pencatatan selama proses pengamatan. Peneliti mengembangkan metode pencatatan dengan
menggunakan daftar centang checklist sebagai metode pencatatan hasil observasi. Menurut Beaty 2008 checklist merupakan daftar sifat atau perilaku spesifik
yang ditata dalam urutan logis. Pengamat harus memberi tanda ada atau tidak ada perilaku saat pengamatan. Checklist dipandang efisien dalam pencatatan observasi