Letak dan Luas Topografi Geologi dan Tanah Iklim Vegetasi

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak dan Luas

Pulau Yamdena dengan luas 411.481,21 ha, secara geografis terletak pada posisi 131 15’ - 131 30’ lintang selatan dan 7 15’ - 8 00’ bujur timur dan dibatasi sebelah utara dan timur oleh laut Banda, sebelah selatan dan barat oleh laut Arafura. Secara administrasi pemerintahan areal penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan Wertamrian Kabupaten Maluku Tenggara Barat Propinsi Maluku dan merupakan kawasan hutan produksi.

3.2 Topografi

Areal penelitian termasuk daerah dataran rendah, dengan puncak-puncak bukit tertinggi hanya mencapai ketinggian 100-200 meter dari permukaan laut, merupakan daerah datar sampai curam. Pada pesisir timur laut mulai dari tepi pantai adalah merupakan daerah curam dengan batuan-batuan karang yang menonjol dan dapat mencapai ketinggian 100-200 meter, kemudian menurun ke arah sebelah barat. Pada umumnya puncak-puncak bukit tidak merupakan puncak yang terjal tetapi melandai, dengan kelas lereng tertinggi adalah 6-15.

3.3 Geologi dan Tanah

Menurut peta geologi Indonesia 1965, pulaukepulauan Maluku Tenggara Barat terbentuktersusun dari tanah dan batuan yang tercatat sebanyak 9 jenis tanah dimana 6 diantara berada di pulau Yamdena yaitu podzolik, aluvial hidromorfik, mediteran, brown foressoil, kambisol dan gleisol. 2 jenis batuan yang ada diantaranya kapur dan globeriro.

3.4 Iklim

Iklim pada areal penelitian termasuk ke dalam tipe hujan C agak basah mendekati tipe hujan D sedang menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson 1951 atau tipe iklim A menurut Koppen. Tinggi curah hujan bulanan rata-rata adalah sebesar 157,86 mmbulan, sedangkan jumlah hari hujan bulanan rata-rata adalah sebesar 12,83 hari hujanbulan. Temperatur bulanan rata-rata adalah sebesar 27,0 dengan penyinaran matahari bulanan rata-rata adalah sebesar 64,7.

3.5 Vegetasi

Fisiognomi hutan yang ada di pulau Yamdena memiliki 4 empat strata tajuk dengan tajuk-tajuk dominan pada strata A dimana ketinggian pohonnya dapat mencapai 40 meter. Bentuk pertumbuhan hutan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik tanah dan komponen meteorologi terutama radiasi sinar matahari, curah hujan dan angin Faperta 1995. Hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Universitas Pattimura Fakultas Pertanian tahun 1995 terhadap komposisi tegakan di hutan pulau Yamdena ditemukan sebanyak 58 jenis yang berasal dari 46 famili yang umumnya adalah vegetasi hutan hujan dataran rendah yang mendominasi 3 strata tajuk. Vegetasi penyusun yang dominan pada tiap strata adalah sebagai berikut : strata A 25-40 meter didominasi oleh jenis seperti kayu besi Intsia bijuga, kenari Canarium sp, gosale Eugenia sp, torem Manilkara kanosiensis, lenggua Pterocarpus indicus, dungun Heriteria littolaris, matoa Pometia tomentosa dan deriae Pysoniaum bollifera. Strata B 15-24 meter didominasi oleh ketapang Terminalia cattapa, kayu arang Dyospiros ferrea, Manilkara sp, Ley Cruidia balanci, pulai Alstonia scholaris, Podocarpus sphaeticus, Katimpe Lagerstonia sp. Strata C 3-15 meter didominasi oleh jenis gopasa Vitex cofasus, kamamase Albizia lebbeck, kayu merah Eugenis sp, ware Hibiscus tiliacens, natan Evodia elleryana, ndrimbin Avodia rosea, wawai Cerbera manghas. Strata D 0-3 meter merupakan lantai hutan yang terdiri dari semai dan sapihan tumbuh-tumbuhan penutup tanah ground cover.

IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN