Diameter Tegakan dan Struktur Tegakan .1 Pengertian

maupun pada jenis pohon yang intoleran, sehingga akan terdapat hubungan fungsional antara kelas diameter dengan kerapatan pohonnya. Atas dasar ini maka struktur tegakan hutan akan dapat dipakai sebagai alat untuk menduga besarnya kerapatan pohon pada setiap kelas diameternya Suhendang 1985.

2.1.3 Diameter

Diameter pohon merupakan parameter utama yang dapat menggambarkan struktur tegakan. Diameter pohon dinyatakan sebagai panjang garis lurus yang menghubungkan dua buah titik pada garis lingkaran luar pohon dan melalui titik pusat penampang melintangnya. Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting karena : 1 dapat digunakan sebagai pengganti dimensi umur pada hutan alam Suhendang 1985, 2 sebagai data potensi hutan untuk keperluan pengelolaan Simon 2007 dan 3 sebagai parameter struktur tegakan hutan yang secara langsung menentukan besarnya riap dan potensi tegakan Wahjono dan Imanuddin 2007. Menurut Suhendang 1985, umur pohon pada hutan alam hujan tropika secara pasti tidak dapat ditentukan oleh karena tidak dapat diketahui kapan pohon tersebut mulai bertumbuh berkecambah. Atas dasar ini maka dalam setiap pembicaraan mengenai hutan alam hujan tropika, dimensi umur tidak pernah dipakai sebagai ciri. Diameter pohon biasanya dipakai untuk pengganti umur, walaupun tidak selamanya pohon dengan diameter kecil menunjukkan umur pohon yang masih rendah. Besarnya diameter ini dalam satu pohon akan bervariasi pada berbagai ketinggiannya dari permukaan tanah. Biasanya yang dimaksud diameter pohon adalah diameter pohon pada ketinggian setinggi dada dan disebut sebagai diameter setinggi dada Bruce dan Schumacher 1950 atau lebih dikenal dengan istilah diameter breast height dbh. Pada prakteknya, pengertian diameter setinggi dada ini menjadi berkembang dan dipakai ketinggian yang berbeda-beda di setiap negara. Menurut Loetsch, Zohrer dan Haller 1973, di negara-negara yang memakai satuan metrik termasuk Indonesia, pengertian diameter setinggi dada ini dibatasi sebagai diameter pada ketinggian 1,30 m di atas permukaan tanah, apabila pohon tidak berbanir sampai pada ketinggian tersebut. Apabila pohon berbanir sampai ketinggian tidak kurang dari 1,30 m dari permukaan tanah, diameter pohon diukur pada ketinggian 20 cm di atas ujung banir Ditjen Kehutanan Departemen Pertanian 1976. 2.1.4 Model dan Kegunaan Struktur Tegakan Hutan 2.1.4.1 Model Struktur Tegakan Hutan