Sehingga luas bidang dasar tegakan total adalah :
2 1
. 4
p i
i i
D x
N π
=
=
∑
m
2
ha
Dimana p = jumlah kelas diameter pohon untuk masing-masing klasifikasi tebaran data yang diamati.
3. Penentuan volume tegakan
Volume tegakan kelas diameter ke-i ditentukan dengan rumus :
.
i i
i
V v N
=
m
3
ha Dimana : V
i
= volume tegakan kelas diameter ke-i. N
i
= kerapatan pohon tegakan pada kelas diameter ke-i. v
i
= tabel volume lokal untuk jenis pohon torem dibuat berdasarkan data hasil penelitian dengan menggunakan
persamaan regresi sederhana berbentuk non linier, yaitu
1
b
V b D
= Husch et al. 2003.
Sehingga besarnya nilai volume tegakan total adalah :
1
.
p i
i i
V v N
=
=
∑
m
3
ha Dimana p = banyaknya kelas diameter
e. Pengujian kesesuaian model
Prosedur uji kesesuaian model dalam pemakaian struktur tegakan meliputi kerapatan pohon, luas bidang dasar tegakan dan volume tegakan, jika
dibandingkan dengan cara rata-rata hitung biasa menurut cara yang selama ini diterapkan, untuk melihat apakah hasil yang diperoleh berdasarkan kedua cara ini
berbeda atau tidak, dilakukan dengan uji khi-kuadrat χ
2
dengan rumus sebagai berikut :
2 2
2 ~
1 1
x x
n st
rh hit
n i
xrh χ
χα −
∑ =
− =
Dimana :
st
x
= nilai dugaan hasil penerapan struktur tegakan
rh
x
= nilai harapan hasil rata-rata hitung pada petak coba Kriteria pengujian yang digunakan adalah :
≤ , terima H , tolak H
4.3.2.2 Pola Sebaran Spasial
Untuk mengetahui pola sebaran spasial jenis torem digunakan Indeks Morishita I
δ
Morisita 1962 ; Krebs 1989 dengan persamaan sebagai berikut :
2 2
x x
I n
x x
δ
−
=
−
∑ ∑
∑ ∑
Dimana : I
δ
= Indeks Morisita n = Jumlah total sampel
x = Jumlah individu pada sampel ke-i Untuk menentukan apakah pola sebaran spasial tersebut bersifat acak,
mengelompok, atau seragam digunakan Standarisasi Indeks Morishita = IP Smith – Gill 1975; Krebs 1989 sebagai berikut :
a. Menentukan Indeks Seragam Uniform Indeks = Mu dan Indeks Kelompok
Clumped Indeks = Mc dengan persamaan sebagai berikut :
2 .975
i i
n x
Mu x
1 χ − +
= −
∑ ∑
2 .025
i i
n x
Mc x
1 χ − +
= −
∑ ∑
2 hit
χ
2 1
n
α
χ
− 2
1 n
α
χ
−
Dimana :
2 .975;0.025
χ = Chi Square dua arah dengan selang kepercayaan 95
n = Jumlah plotkuadrat
x
i
= Jumlah individu dalam plotkuadrat b.
Menentukan IP dengan selang kepercayaan 95 limit + 0,5 sampai – 0,5, dengan ketentuan :
Acak = IP : - 0,5 sampai + 0,5
Kelompok = IP : + 0,5 sampai 1
Seragam = IP : - 0,5 sampai -1
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Komposisi dan Struktur Hutan 5.1.1 Komposisi Vegetasi
Penentuan ukuran luas petak coba minimum dilakukan dengan mempertimbangkan keterwakilan keadaan habitat suatu komunitas. Ukuran luas
petak coba pada areal penelitian diperoleh melalui perhitungan penambahan jumlah sebaran jenis pohon terhadap luas petak coba Lampiran 2. Dari
penambahan jumlah jenis pohon terhadap luas petak coba diperoleh ukuran luas petak coba sebesar 0,64 ha 80 m x 80 m dengan penambahan jumlah jenis
adalah 4,8. Oleh karena ukuran luas minimum petak coba yang didapatkan lebih kecil dari 1 ha 100 m x 100 m, maka untuk keperluan pengambilan data model
struktur tegakan dan sebaran spasial jenis pohon torem M. kanosiensis, ukuran luas petak contoh yang digunakan adalah 1 ha 100 m x 100 m.
Komposisi dan struktur hutan menggambarkan variasi jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas dan dapat dijadikan sebagai ciri dari suatu komunitas.
Melalui analisis komunitas tumbuhan dapat diketahui komposisi dan struktur vegetasi suatu komunitas. Hasil analisis vegetasi pada berbagai tingkat kerapatan
vegetasi di areal penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Secara lengkap hasil analisis vegetasi pada areal dengan kerapatan vegetasi tinggi, kerapatan vegetasi
sedang dan kerapatan vegetasi rendah untuk semua jenis pohon yang berdiameter ≥ 10 cm disajikan pada Lampiran 4, 5 dan 6.
Tabel 1 Analisis vegetasi semua jenis pohon yang berdiameter ≥ 10 cm pada
berbagai tingkat kerapatan.
Tingkat Kerapatan
Vegetasi Jumlah
Jenis Kerapatan
pohonha Jenis Dominan
INP Tinggi
25 307
- Canarium vulgare 37,31
- Gymnacranthera paniculata 32,40
- Drypetes macrophylla 29,43
Sedang 23
186 - Diospyros lolin
81,32 - Pterocarpus indicus
28,45 - Xylopia sp
27,83 Rendah
22 112
- Manilkara kanosiensis 58,56
- D. lolin 34,45
- Garcinia dulcis 28,55