narkotik, psikotropika, maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka tersebut.
b. Emosional dan mental Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala
aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik,
psikotropika, dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-
perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika, dan minuman keras lainnya.
2.2.7 Ciri-ciri Pengguna Narkoba
Tanda-tanda berikut dapat ditemukan pada pengguna narkoba: 1. Mata merah
2. Mulut kering 3. Bibir berwarna kecoklatan
4. Perilaku tidak wajar 5. Bicara kacau
6. Daya ingat menurut 7. Tampak murung dan menyendiri
8. Wajah pucat dan kuyu 9. Terdapat bau aneh di kamar pengguna
10. Mata berair dan tangan gemetar 11. Napas tersengal dan susah tidur
12. Badan lesu dan selalu gelisah 13. Anak menjadi mudah tersinggung, marah, dan suka menantang orang
tua 14. Prestasi belajar menurun
15. Melakukan perilaku menyimpang seperti mencuri, mabuk-mabukan, dan pergaulan seks bebas
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Karakteristik Demografik Pengguna Narkoba yang Mengalami Gangguan Jiwa
Narkoba dapat memengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial. Ketergantungan
fisik adalah suatu keadaan bila pasien mengurangi atau menghentikan penggunaan narkoba yang biasa digunakan, akan mengalami gejala putus zat, seperti nyeri dan
sulit tidur. Selain itu pasien juga mengalami efek toleransi terhadap zat yaitu suatu keadaan bila pasien ingin memperoleh efek zat seperti semula. Ia memelukan
jumlah dosis yang semakin lama semakin banyak. Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila pasien sudah berhenti menggunakan narkoba dalam
waktu singkat atau lama akan mengalami kerinduan yang kuat sekali untuk menggunakannya kembali. Pasien akan mencari-cari dan menggunakan segala
cara untuk mendapatkan narkoba tersebut, walau tidak sedang mengalami gejala putus zat atau sedang di bawah tekanan seseorang Budi, dkk, 2002.
Apabila telah timbul gangguan kejiwaan maka pengobatannya harus melibatkan dokter kejiwaan. Gangguan jiwa diklasifikasikan dalam bentuk
penggolongan diagnosis. Di Indonesia, penggolongan diagnosis gangguan jiwa ini disebut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ yang saat ini
telah pada edisi III. PPDGJ III disusun berdasarkan klasifikasi menurut International Classification of Diseases ICD 10. PPDGJ menglasifikasikan
gangguan jiwa dalam kode numerik F00 sampai dengan F99 Budi, dkk, 2002. Berdasarkan PPDGJ III, klasifikasi gangguan jiwa akibat penggunaan zat
psikoaktif terdapat pada F10 sampai dengan F19, yang terdiri atas: F10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol
F11: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioid F12: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabioid
F13: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedatif atau hipnotik
F14: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain F15: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulan lain,
termasuk kafein
Universitas Sumatera Utara
F16: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenik F17: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau
F18: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah menguap
F19: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
Menurut Budi, dkk, 2002 gangguan pengguna narkoba yang paling sering ditemukan di Puskesmas adalah penggunaan alkohol, diikuti dengan
penggunaan opioid dan penggunaan tembakau. Berdasarkan data dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Barekskrim Polri
2013, jumlah tersangka kasus narkoba dengan jenis kelamin laki-laki tahun 2012 sebanyak 32.206 orang dan jumlah tersangka dengan jenis kelamin perempuan
adalah 3.247 orang. Sedangkan jumlah tersangka kasus narkoba berdasarkan kelompok umur
pada tahun 2012 berdasarkan data dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Barekskrim Polri 2013 dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Tabel 2.5Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012
No. Kelompok Umur Tersangka
Jumlah Tersangka Tahun 2012 1.
16 tahun 132
2. 16-19 tahun
2.103 3.
20-24 tahun 5.460
4. 25-29 tahun
10.307 5.
30 tahun 17.451
JUMLAH 35.453
Sumber: Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Maret 2013
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep