37 3 Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri kelebihan dan
kekurangannya agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normative. Agar anak dan remaja mudah
menyesuaikan diri dengan kelompok, maka tugas orang tuapendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya,
menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya. Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari orang lain,
mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang lainkelompok.
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hasil penelitian Sulistiana yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
3 Juwana Tahun Pelajaran 20092010” yang menemukan bahwa tingkat
keterampilan sosial peserta didik sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok tergolong dalam kategori rendah dengan presentase 61,2 setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat menjadi 75,9 dalam kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 24.
38 Hasil penelitian Yuanita Dwi Krisphianti yang berjudul “Kemanjuran Teknik
Psikodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Akselerasi Di SMA” yang menemukan bahwa permainan peran psikodrama manjur untuk
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik akselerasi di SMA yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan
post test yang telah diberikan. Hasil penelitian Mustabiqotul Choeriyah yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hubungan Sosial Antar Teman Sebaya Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Wonopringgo Pekalongan” yang menemukan
bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan hubungan sosial antar teman sebaya peserta didik kelas VIII SMP Islam Wonopringgo Pekalongan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusran Adam yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Sosial Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa
Kelas VIII Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolan go”
menemukan bahwa ada peningkatan pada setiap siklus, yaitu siklus I kriteria mampu 68, kurang mampu 32, dan tidak mampu 0, menjadi kriteria mampu
88, kurang mampu 12, dan tidak mampu 0 pada siklus II. Ini berarti bahwa keterampilan sosial mampu ditingkatkan sebesar 20, sehingga bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial.
39
D. Kerangka Pikir
Bimbingan kelompok dengan teknik diskusi adalah upaya pemberian layanan kepada peserta didik yang memiliki keterampilan sosial rendah dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Sehingga peserta didik yang memperoleh layanan akan mendapatkan berbagai macam informasi dan latihan tentang
bagaimana cara berketerampilan sosial yang baik dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok memberikan
beberapa upaya atau cara untuk meningkatkan keterampilan sosial dengan menggunakan teknik diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi mampu memberikan perubahan terhadap tingkat keterampilan sosial yang rendah, dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Dapat dilihat pada bagan berikut ini.
40
Gambar 1 Bagan kerangka pikir
Peserta didik yang mempunyai keterampilan sosial rendah ditandai dengan perilaku antara lain: tidak
senang bermain dalam kelompok; sering gagal dalam usaha mencari teman; sukar dalam bergaul; tidak
berminat dalam organisasi sekolah; sukar menyesuaikan diri; mudah tersinggung; sering
bertentangan pendapat dengan orang lain; tidak mau menerima kekalahan; mudah marah; sering tidak
bersabar; sering tidak menepati janji; dan sering ditegur karena kurang sopan.
Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi
Keterampilan sosial peserta didik meningkat ditandai dengan: mulai senang bermain dalam kelompok; lebih mudah dalam bergual dan mencari teman;
mulai berminat mengikuti organisasi sekolah; sudah mampu menyesuaikan diri; bisa berempati terhadap pendapat orang lain; mampu ikhlas menerima
kekalahan; bersabar; dapat dipercaya atau tepat terhadap janji; dan mulai memperbaiki perilaku yang melanggar peraturan sekolah.
41
E. Hipotesis