153 3. Usaha U: Mewujudkan pemenuhan kebutuhan diri yang tidak
melampaui kondisi keluarga, dan mewujudkan sikap serta peran untuk kebahagiaan keluarga.
4. Rasa R: Perasaan positif karena mampu menyesuaikan diri, bersikap dan berperan positif untuk kebahagian keluarga.
5. Sungguh-sungguh S: Bersungguh-sungguh dalam menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan diri sesuai dengan kondisi keluarga dan bersikap
serta berperan untuk
B. KES-T :
Menghindari sikap tidak mau tahutidak peduli, cuek, acuh tak acuh pada kondisi keluarga dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri, bersikap dan
berperan dalam keluarga.
C. Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas dan Tabah :
Memohon ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat memenuhi diri sendiri sesuai dengan kondisi keluarga, bersikap dan berperan untuk
kebahagiaan keluarga.
VIII. LANGKAH KEGIATAN A. LANGKAH PENGANTARAN: TAHAP PEMBENTUKAN
1. Mengucapkan salam, selamat datang dan berterima kasih kepada anggota yang telah bersedia hadir untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok dengan penuh semangat.
2. Mengajak anggota kelompok berdoa
secara bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing anggota kelompok yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok.
3.
Menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan kegiatan bimbingan kelompok.
4.
Melaksanakan perkenalan, dilanjutkan dengan permainan pengakraban.
154
B. LANGKAH PENJAJAKAN: TAHAP PERALIHAN
1. Pemimpin kelompok menanyakan apakah para anggota kelompok pernah mengikuti layanan bimbingan kelompok? Bila pernah,
bagaimana kesan mereka? Bila belum, bagaimana keinginan mereka? Dalam hal ini pemimpin kelompok menegaskan lagi tujuan, asas, dan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Mengemukan topik topik tugas yang selanjutnya akan dibahas dan menanyakan apakah peserta sudah siap membahasnya ?
3. Pemimpin kelompok menjawab pertanyaan berkenaan dengan kesiapan peserta dan menegaskan hal-hal yang perlu menjadi perhatian.
C. LANGKAH PENAFSIRAN: TAHAP KEGIATAN AWAL
1. Pemimpin kelompok merespon peserta terkait dengan topik yang telah dikemukakan dan mengulasnya secara umum serta menegaskan hal-hal
penting yang perlu dibahas, yaitu tentang:
a. Kondisi diri dan kebutuhan masing-masing siswa untuk berprestasi b. Kemampuan keluarga menerima kondisi diri dan memenuhi
kebutuhan tersebut. c. Sikap siswa kepada orang tua.
d. Peran siswa dalam keluarga untuk membahagiakan orang tua. e. Masalah yang dialami terkait dengan kondisi keluarga
.
2. Pemimpin kelompok menegaskan bahwa apapun kondisi keluarga siswa
diwajibkan tetap menghargaiorang tua serta berperan aktif untuk kebahagiaan orang tua dan anggota keluarga secara keseluruhan.
D. LANGKAH PEMBINAAN: TAHAP KEGIATAN UTAMA
1. Semua peserta diminta mengemukakan kondisi diri masing-masing dan kondisi keluarganya, serta peran dirinya dalam keluarga; jika
ada,masalah disampaikan juga. dengan, sekali lagi; menegaskan asas kerahasian.
2. Terhadap penyampaian peserta itu, setiap peserta diminta memberikan respon kondisi salah seorang temannya, dengan pola penyampaian
pikiran, perasan dan sikap dalam kategori positif tidak merendahkan, mengejek, atau membesar-besarkan, seperti memuji, mensyukuri,
berempati, mendorong, menguatkan. Respon positif ini dikuatkan dan ditegaskan oleh pemimpin kelompok, disertai contoh-contoh konkrit.
155 3. Siswa yang direspon oleh temannya tersebut diberi kesempatan
merespon kembali secara positif. 4. Terkait dengan sikap dan peran siswa dalam keluarga untuk kasus
tertentu dapat dibahas lebih mendalam tentang perlunya sikap dan atau peran yang perlu diperbarui atau dikembangkan.
5. Kegaiatan selingan untuk penyegaran berbentuk permainan atau nyanyian singkat dapat dilaksanakan.
6. Diakhir kegiatan utama perlu ada penegasan komitmen anggota kelompok berkaitan dengan sikap dan peran siswa terhadap kelaurga,
yaitu: a. Meneguhkan sikap menghargai dan menghormati orang tua
b. Mengembangkan upaya dan peran positif untuk membahagiakan
keluarga.
E. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT: TAHAP KESIMPULAN DAN PENUTUP