Analisis Kontrasrif Landasan Teori

39 3. Tujuan penggunaan partikel 是 吗 bu shi ... ma pada kalimat tanya ini adalah untuk menegaskan pertanyaan yang akan diberikan. 4. Apabila partikel 是 bu shi diletakan sebelum subjek, maka pola kalimat itu merupakan pola subjek dan predikat.

2.3 Landasan Teori

Adapun landasan teori yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut:

2.3.1 Analisis Kontrasrif

Analisis Kontrastif sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif Hamied,1987. Pranomo 1996:42 menyatakan bahwa, “ Linguistik Kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat”. Hal ini sejalan dengan pengertian Linguistik kontrastif menurut Ridwan 1998:8 yang menyatakan bahwa , “Linguistik kontrastif adalah suatu metode penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasa- bahasa yang dibandingkan disebut bahasa-bersentuhan “language-in-contact”. Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka Analisis kontrastif dapat diartikan sebagai ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan-ketidaksamaan dan persamaan-persamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Universitas Sumatera Utara 40 Parera 1986: 25 mengatakan bahwa: “Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa yang bersifat sezaman. Ia dapat pula disebut linguistik komparatif sinkronis. Umpamanya, orang membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris demi kepentingan pengajaran bahasa. Sedangkan Linguistik Historis komparatif membandingkan dua bahasa secara diakronis, dari satu zaman ke zaman. Linguistik Historis komparatif bertujuan mengelompokkan bahasa-bahasa atas rumpun-rumpun dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba proto language yang menurunkan bahasa-bahasa tersebut. Juga Linguistik Historis komparatif menentukan arah penyebaran bahasa-bahasa”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan 1998:17 yang mengatakan bahwa, “Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan“resemblances” dan sumber atau asal “origins” bahasa tertentu. Sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan dan persamaan yang terdapat pada pola dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun. Sedangkan Linguistik komparatif adalah ilmu bahasa yang meneliti persamaan dan perbedaan dengan cara membandingkan dua bahasa atau lebih yang serumpun. Misalnya komparatif bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara 41 Adapun tujuan atau sasaran analisis kontrastif adalah untuk menemukan prinsip- prinsip kebahasaan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam tujuan-tujuan praktis khususnya bagi keperluan pengajaran, pembelajaran, dan penerjemahan. Kegunaan dan tujuan praktis ini memberikan tekanan “emphasis” pada pengalihan, gangguan dan kemiripan. Analisis ataupun linguistik kontrastif mempunyai langkah atau cara pendekatan sebagai berikut: a. Pendekatan sinkronik, yang menitik-beratkan pada bentuk-bentuk kontemporer yang terdapat dalam bahasa-bahasa yang akan dibandingkan. b. Pendekatan diakronik, yang menitik-beratkan pada bentuk-bentuk kebahasaan yang dibedakan antara satu kurun waktu ke kurun waktu lainnya. Pendekatan ini biasanya disebut analisis diferensial yang lebih banyak digunakan pada linguistik-historis-komparatif.

2.3.2 Tata Bahasa