4.5.4 Penggunaan Aset Asset Utilization
terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan
Dari pengujian hipotesis, variabel penggunaan aset asset utilization tidak berpengaruh signifikan 0,632 0,05 terhadap indeks pengungkapan
CG website. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cheung et al. 2006 pada perusahaan Thailand yang ditelitinya tetapi bertentangan
dengan perusahaan Hongkong yang ditelitinya. Dari hasil penelitianya mengenai faktor-faktor penentu terhadap pengungkapan dan transparansi
perusahaan: bukti dari perusahaan Hongkong dan Thailand, Cheung et al. 2006 menemukan bahwa penggunaan aset asset utilization berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perusahaan Hongkong tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan Thailand.
Rata-rata penggunaan aset perusahaan manufaktur di Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 1,44. Sedangkan, dalam
penelitian Cheung et al. 2006, rata-rata perusahaan Thailand yang ditelitinya sebesar 0,82 dan rata-rata perusahaan Hongkong yang ditelitinya
sebesar 0,64. Hal mengenai perbedaan hasil dari masing-masing negara terhadap
pengujian faktor-faktor penentu CG dan transparansi dapat dikarenakan perbedaan ekonomi dan aturan institusi yang berbeda Cheung et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
4.5.5 Penerbitan Saham Baru terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerbitan saham baru mempunyai nilai signifikansi 0,311 0,05 yang berati penerbitan
saham baru tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Amar dan Boujenoui 2008 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara penawaran saham baru dengan
kualitas pengungkapan CG pada perusahaan publik di Kanada. Ezat dan Masry 2008 juga menemukan hasil yang sama yaitu
berdasarkan metode regresi berganda, penerbitan saham baru tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan dampak CG terhadap ketepatwaktuan dari
Corporate Internet Reporting CIR oleh perusahaan publik Mesir.
Hal ini dikarenakan praktik pengungkapan CG ditentukan oleh kebijakan strategi para manajer Amar dan Boujenoui, 2008. Dari segi
pengungkapan CG pada website masing-masing perusahaan, tidak terdapat perbedaan dalam pengungkapan CG melalui website pada perusahaan yang
menerbitkan ataupun pada perusahaan tidak menerbitkan saham.
Universitas Sumatera Utara
4.5.6 Komposisi Dewan Independen terhadap Indeks Pengungkapan Corporate Governance pada Website Perusahaan
Pengujian hipotesis menunjukkan hasil bahwa komposisi dewan independen memiliki nilai signifikansi 0,122 0,05 yang berarti
komposisi dewan independen tidak bepengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan CG pada website perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Cheung et al. 2006 pada perusahaan Hongkong yang ditelitinya tetapi bertentangan dengan perusahaan Thailand yang ditelitinya.
Cheung et al. 2006 meneliti mengenai faktor-faktor penentu terhadap pengungkapan dan transparansi perusahaan: bukti dari perusahaan
Hongkong dan Thailand. Dari hasil penelitianya, Cheung et al. 2006 menemukan bahwa komposisi dewan independen yang diproksikan dengan
persentase dewan independen terhadap keseluruhan jumlah dewan adalah tidak signifikan terhadap perusahaan Hongkong tetapi positif dan signifikan
terhadap perusahaan Thailand. Hasil penelitian juga bertentangan dengan penelitian Ezat dan Masry
2008 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komposisi dewan independen dengan pengaruh CG
terhadap ketepatwaktuan dari Corporate Internet Reporting CIR oleh perusahaan publik Mesir.
Hal ini dikarenakan perbedaan peran yang dijalankan oleh komisaris independen. Komisaris dari luar perusahaan kemungkinan dipilih oleh
Universitas Sumatera Utara
mayoritas pemegang saham perusahaan untuk mewakili kepentingan mereka, umumnya investor institusi dan kemungkinan mendapat perolehan
informasi secara langsung dibandingkan pengungkapan yang diberikan ke masyarakat. Komisaris dari luar perusahaan juga berperan sebagai pengganti
untuk mengawasi pengungkapan ke masyarakat Eng dan Mak, 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan