Solusi Terhadap Hambatan-Hambatan Dalam Penegakan Hukum

C. Solusi Terhadap Hambatan-Hambatan Dalam Penegakan Hukum

Setelah dilakukan pencarian terhadap tersangka ke beberapa alamat yang diduga sebagai tempat tersangka berada tidak menemukan hasil dan tersangka tidak pernah melaporkan ke kesatuannya setelah desersi dilakukan tanggal 16 Nopember 2009, sehingga petugas pelaksana dari Pomal Lantamal I Belawan menyarankan agar dinas melaksanakan koordinasi ke Danpomal Lantamal II Padang Sumatera Barat sebagai tempat orang tua tersangka Prada Marinir Ari Gusman berdomisili. Kendala seperti ini dalam melakukan proses hukum sesuai dengan Pasal 125 ayat 1 UU No.31 Tahun 1997 maka perkara harus diserahkan kepada pengadilan dan diselesaikan menurut hukum disiplin militer. Pasal 125 ayat 1 UU No.31 Tahun 1997 ditegaskan sebagai berikut: Kecuali perkara desersi yang tersangkanya tidak diketemukan sesudah meneliti berkas perkara, Oditur membuat dan menyampaikan pendapat hukum kepada Perwira Penyerah Perkara yang dapat berupa permintaan agar perkara diserahkan kepada Pengadilan atau diselesaikan menurut Hukum Disiplin Prajurit, atau ditutup demi kepentingan hukum, kepentingan umum, atau kepentingan militer. Berkas perkara desersi yang tersangkanya tidak diketemukan, Berita Acara Pemeriksaan terhadap tersangka tidak merupakan persyaratan lengkapnya suatu berkas perkara menurut Pasal 124 ayat 4 melainkan bahwa dalam penjelasan disebutkan surat panggilan dan berita acara tidak diketemukannya tersangka, menjadi kelengkapan persyaratan berkas perkara untuk keperluan pemeriksaan perkara tanpa hadirnya terdakwa. Solusinya maka harus dilakukan persidangan in absensia. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan prosedur dalam Juklak Kasal Juklak14III2006 pada angka 16 dinyatakan bahwa pada hari ke-31 atau hari pertama dinyatakan desersi: 1. Ankum menerbitkan surat pernyataan desersi dengan tembusan kepada Papera, Pam, Kum, Pers, Pekas, Provos, dan Pomal serta Kasatker yang bersangkutan; 2. Menerbitkan Skep Skorsing bagi Pama, Bintara, dan Tamtama oleh pimpinan KotamaSeskoalAALLantamal Satkes Mabesal oleh Dandenma Mabesal, Pamen oleh Kasal, Pati kecuali Kasal oleh Panglima TNI dan Kasal oleh Presiden; 3. Ankum membuat surat kepada Pomal dan atau instansi TNIPolri untuk dilaksanakan pencarianpenangkapan; dan 4. Ankum melimpahkan perkaranya kepada Pomal untuk dilakukan penyidikan. Merujuk kepada Juklak Kasal Nomor: Juklak14III2006 bahwa jika pada hari ke-90 atau hari ke-60 sejak dinyatakan desersi, Pomal harus menyelesaikan perkara penyidikanBAP tanpa hadirnya tersangka dan menyerahkannya kepada Oditur Militer Otmil. PaperaAnkum secara hirarki segera mengusulkan Pemberhentian Dengan Tidak Hormat PDTH, terhitung mulai tanggal pada hari ke- 61 dengan tembusan Dilmil dan Otmil. Papera harus segera menyerahkan perkara ke Dilmil melalui Otmil setelah ada Saran Pendapat Hukum SPH dari Otmil. PaperaAnkum dengan surat resmi memerintahkan Pekas untuk memberhentikan gajinya. Sehingga dengan demikian tindak pidana desersi yang dilakukan Prada Marinir Ari Gusman sesuai dengan Universitas Sumatera Utara berkas perkara, dinyatakan desersi pada tanggal 16 Nopember 2009 sampai dilimpahkannya perkara tersebut oleh Danyonif-8 Mar Nomor: R162XII2009 tanggal 21 Desember kepada Pomal Lantamal I Belawan sudah melebihi hari ke-31 sejak dinyatakan desersi. Upaya yang dilakukan oleh Pomal Lantamal I Belawan dalam mengatasi hambatan eksternal adalah agar Pomal Lantamal I menghadirkan tersangka tindak pidana disersi tersebut dengan melakukan penangkapan guna didengar alasan mengapa dia tidak hadir dikesatuannya. Sedangkan hambatan internal adalah melalui pencairan dana dari atasan walaupun dana tersebut tidak mencukupi namun Pomal Lantamal I Belawan tetap melakukan upaya pencarian sesuai dengan ketersedian dana dan sarana serta prasarana yang ada. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Oleh Penyidik Tni Al Dalam Penanganan Tindak Pidana ”Illegal Fishing” (Studi Pada Lantamal I Belawan)

3 110 154

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA DI PENGADILAN MILITER YOGYAKARTA.

0 3 12

SKRIPSI PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA DI PENGADILAN MILITER YOGYAKARTA.

0 2 13

PENDAHULUAN PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA DI PENGADILAN MILITER YOGYAKARTA.

0 4 19

PENUTUP PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA DI PENGADILAN MILITER YOGYAKARTA.

0 2 6

TN TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

0 3 12

PENDAHULUAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

0 3 13

PENUTUP TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

0 3 6

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENERAPAN PIDANA TERHADAP ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG MELAKUKAN DESERSI (Studi Kasus Pengadilan Militer I-03 Padang).

0 0 18

PERAN POLISI MILITER ANGKATAN LAUT DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (Studi di Denpom Lanal Lampung)

0 0 13