BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BILYET GIRO
A. Bilyet Giro Sebagai Salah Satu Surat Berharga
Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa
pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran tersebut tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat
bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang di dalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ketiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar
sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut
11
Dengan diterbitkannya surat berharga tersebut, pemegang surat berharga tersebut memperoleh hak dengan jalan menunjukkan dan
menyerahkan surat berharga tersebut kepada pihak ketiga yang berkewajiban memenuhi hak yang tertera atau termaksud pada surat
berharga tersebut. Pihak ketiga tersebut tidak mempunyai kewajiban untuk menyelidiki apakah orang yang memegang surat berharga tersebut memang
orang yang benar-benar berhak atau tidak. Surat berharga tersebut adalah sudah merupakan bukti atau dalam hukum bisnis disebut “surat
Legitimasi”. Fungsi utama dari surat berharga adalah : .
12
11
Zulkifli, Surat Berhaga Sebagai Alat Transaksi Dalam Penerbangan Internasional, MakalahLecture Papers Jurnal Ilmiah USU tentang Miscelineaous Letter
12
Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. sebagai alat pembayaran alat tukar uang
2. sebagai alat untuk memindahkan hak tagih diperjualbelikan dengan
mudahsederhana 3.
sebagai surat bukti hak tagih surat legitimasi Sebagai surat legitimasi, surat berharga adalah merupakan surat
bukti diri bagi pemegangnya sebagai orang yang berhak atas tagihan yang tersebut didalam surat berharga tersebut tanpa ada halangan atau sangkaan
dari pihak manapun
13
Cara mengetahui bahwa surat berharga tersebut adalah surat legitimasi adalah dengan cara membaca klausulketentuan yang terdapat
pada surat berharga tersebut. Klausul tersebut yang menentukan siapa yang berhak atas surat berharga tersebut, karena pada dasarnya siapapun yang
menguasai surat berharga tersebut dialah yang mempunyai hak atas surat berharga tersebut
.
14
Tetapi tidak semua penyerahan atau peralihan surat berharga tersebut sah menurut hukum, karena penyerahan tersebut harus memenuhi
syarat-syarat. Penyerahan harus berdasarkan suatu hak atas hak yang sudah dan dilakukan oleh orang yang berhak. Karena sifat surat berharga tersebut
adalah legitimasi, maka bila kemungkinan debitur membayar kepada pemegang yang tidak berhak, dalam hal ini Undang-Undang tidak
memberikan perlindungan. Undang-Undang hanya memberikan .
13
Zulkifli. Op.Cit, hal. 4
14
Moch. Chidir Ali, Mashudi, Surat Berharga-Cek, Wesel dan GiroBilyet, CV Mandar Maju, Bandung.Hal. 49
Universitas Sumatera Utara
perlindungan kepada orang yang jujur, baik orang tersebut debitur atau kreditur.
Bagaimana bila salah satu pihak beritikad tidak baik buruk, misalkan pembayar mengetahui atau patut mengetahui bahwa surat
berharga yang disodorkan kepadanya untuk memperoleh pembayaran itu ternyata berasal dari perbuatan yang tidak halal atau tidak sah. Maka
sipembayar diharuskan meneliti perintah dalam surat berharga tersebut, apabila tidak maka dia dikatakan melakukan keteledoran yang besar dan
hak tersebut merupakan tanggung jawab si pembayar dengan cara harus melakukan pembayaran sekali lagi kepada pihak yang benar-benar
berhak
15
Maka pemegang surat berharga secara formal adalah orang yang mempunyai hak tagih yang sah, tanpa mengesampingkan kebenaran
materilnya. Pihak debitur tidak diwajibkan meneliti status hukum dari pemegang surat berharga tersebut, tetapi wajib meneliti syarat-syarat yang
terdapat pada surat berharga yang disodorkan kepadanya ketika meminta pembayaran
.
16
Alat pembayaran tersebut biasa disebut dengan surat berharga. Surat berharga mempunyai sifat aman artinya tidak setiap orang yang tidak
berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat berharga memerlukan cara-cara tertentu. Sedangkan jika
.
15
Ibid
16
Iwan Bayu aji, Penggunaan Bilyet Giro dalam Lalulintas Pembayaran, Makalah disajikan dalam Seminar Kajian Konstruksi Hukum Instrumen Pembayaran
Giral di Indonesia. Oleh Tim PSSPSPN. Jakarta, Desember 2004
Universitas Sumatera Utara
menggunakan mata uang dalam jumlah besar, banyak kemungkinannya timbul bahaya atau kerugian, misalnya pencurian, perampokan dan lain-
lain. Dikatakan surat berharga karena surat tersebut mempunyai nilai
uang atau dapat ditukar dengan sejumlah uang atau apa yang tersebut dalam surat itu dapat dinilai atau dtukar dengan uang. Surat-surat itu berupa cek,
wesel, bilyet giro, saham, obligasi, konosemen dan lain-lain. Pembahasan akan dibatasi pada surat berharga yang sering dipakai dalam melakukan
transaksi dalam lingkup usaha jasa perhotelan, yaitu cek, travel cheque, kartukredit, voucher dan guarantee letter, maupun Bilyet Giro
17
B. Pengertian dan Pengaturan Bilyet Giro