2.7. Seksio sesarea
2.7.1. Definisi
Seksio sesarea merupakan suatu proses insisi dinding abdomen dan uterus untuk mengeluarkan janin Kamus Kedokteran Dorlan, 2002.
2.7.2. Prevalensi
Dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2007, frekuensi sekio sesarea di Amerika Serikat meningkat dari 4,5 per kelahiran total menjadi 31,8
per kelahiran total Hamilton, et al, 2009; MacDorman, 2008. Peningkatan ini berlangsung terus menerus, kecuali dari tahun 1989 sampai dengan tahun
1996, frekuensi seksio sesarea di Amerika Serikat mengalami penurunan. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya angka
persalinan pervaginam setelah seksio sesarea sebelumnya dan sebagian kecil oleh berkurangnya angka kejadian seksio sesarea primer. Pada tahun 2007
didapati 30 wanita yang melahirkan di Amerika Serikat menjalani seksio sesarea Cunningham et al, 2010. Sebaliknya, frekuensi seksio sesarea
dengan indikasi seksio sesarea sebelumnya mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan kejadian seksio sesarea primer
Hamilton, et al, 2009. Dari penelitian yang dilakukan di dua rumah sakit di Yogyakarta
sepanjang tahun 2005, didapati sebanyak 29,6 dari total persalinan dilakukan secara seksio sesarea. Hasil tersebut hampir mendekati prevalensi
seksio sesarea di Amerika Serikat pada tahun 2007 Festin, et al, 2009.
2.7.3. Indikasi
Stanton 2008 membagi indikasi seksio sesarea menjadi 2 kelompok besar yaitu indikasi absolut dan indikasi relatif. Indikasi absolut
dilakukannya tindakan seksio sesarea adalah disproporsi fetopelvik yang nyata atau penyempitan panggul yang nyata. Indikasi relatif dilakukannya
tindakan seksio sesarea antara lain: riwayat seksio sesarea, prematuritas, dan berat janin kurang dari 3500 gram.
Universitas Sumatera Utara
2.7.4. Teknik
Menurut Berghella 2005, ada beberapa teknik seksio sesarea yaitu: a. Insisi abdomen
Biasanya dengan melakukan insisi vertikal pada bagian tengah atau insisi transversal.
• Insisi vertikal Insisi vertikal garis tengah infraumbilikus merupakan insisi yang
paling cepat dibuat. Insisi ini harus cukup panjang agar janin dapat lahir tanpa kesulitan. Oleh karena ini, panjang insisi harus sesuai
dengan taksiran ukuran janin. Pembebasan secara tajam dilakukan sampai batas vagina m.rektus abdominis lamina anterior, yang
dibebaskan dari lemak subkutis untuk memperlihatkan sepotong fasia di garis tengah dengan lebar sekitar 2 cm. otot rektus dan piramidalis
dipisahkan di garis tengah secara tajam dan tumpul untuk memperlihatkan fasia transversalis dan peritoneum.
• Insisi transversal Melalui insisi Pfannenstiel, kulit dan jaringan subkutan disayat
dengan menggunakan insisi transversal rendah sedikit melengkung. Insisi dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi
batas lateral otot rektus. Insisi jenis ini memiliki keunggulan kosmetik. Namun, insisi jenis ini juga memiliki kekurangan. Pada
sebagian wanita, pemajanan uterus yang hamil dan apendiksnya tidak sebaik pada insisi vertikal. Apabila diperlukan ruang lebih banyak,
insisi vertikal dapat dengan cepat diperluas melingkari dan ke atas pusar, sementara pada insisi Pfannenstiel hal ini tidak dapat dilakukan.
Apabila diinginkan insisi transversal, namun diperlukan ruang yang lebih lega, insisi Maylard merupakan pilihan yang aman. Pada insisi
ini, otot rektus dipisahkan dengan menggunakan gunting dan skapel. b. Insisi uterus
Sebagian besar insisi dibuat di segmen bawah uterus secara transversal, atau yang lebih jarang, secara vertikal. Insisi transversal
Universitas Sumatera Utara
memiliki keunggulan yaitu hanya memerlukan sedikit pemisahan kandung kemih dari miometrium di bawahnya. Apabila insisi diperluas
ke arah lateral, dapat terjadi laserasi pada salah satu atau kedua pembuluh uterus.
Cunningham, et al., 2010.
2.7.5. Komplikasi