Definisi Etiologi Faktor Risiko Diagnosis

transversal, dan pada persalinan normal, kepala mengalami rotasi menjadi posisi OA. Kebanyakan bayi dilahirkan dengan posisi OA, ROA, ataupun LOA. Malposisi menunjukkan persalinan dengan posisi selain OA, ROA, ataupun LOA. f. Station Station merupakan pengukuran turunnya bagian janin melalui jalan lahir. Standar klasifikasi dinyatakan dalam derajat -5 sampai dengan +5. Penentuan ini didasarkan pada pengukuran kuantitatif dalam sentimeter pada tepi awal tulang dari spina iskiadia. Titik tengah station 0 didefinisikan sebagai bidang spina iskiadika ibu. Spina iskiadika ibu dapat dipalpasi pada pemeriksaan vagina, kira-kira searah jam 8 ataupun jam 4. Cunningham, et al, 2010; Kilpatrick Garrison, 2007

2.4. Distosia

2.4.1. Definisi

Secara harafiah, distosia berarti persalinan sulit yang ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan Cunningham, et al., 2010. Suatu persalinan juga dianggap mengalami hambatan jika bagian presentasi janin tidak mengalami kemajuan melewati jalan lahir, walaupun dengan kontraksi uterus yang adekuat Dolea AbouZahr, 2003.

2.4.2. Etiologi

Menurut American College of Obstericians and Gynecologists ACOG distosia dapat terjadi akibat abnormalitas dari 3 faktor: a. Power kekuatan – kontraktilitas uterus dan daya ekspulsif ibu. b. Passanger – melibatkan janin. c. Passage jalan lahir – melibatkan panggul. Cunningham, et al., 2010

2.4.3. Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko seorang wanita mengalami distosia: a. Ukuran tubuh kecil Universitas Sumatera Utara b. Seksio sesarea sebelumnya c. Nulipara Tapi faktor-faktor tersebut tidak memiliki nilai yang cukup prediktif untuk dijadikan sebagai skrining awal terjadinya distosia Ould El Joud Bouvier-Colle, 2001.

2.4.4. Diagnosis

Menurut ACOG Practice Bulletin: Dystocia and Augmentation of Labour tahun 2003 diagnosis distosia tidak dapat ditegakkan sebelum persalinan percobaan trial of labor yang adekuat tercapai. Tabel 2.1. Pola Kelainan Persalinan, Kriteria, dan Metode Penanganan Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Anjuran Penanganan Penanganan Khusus Nulipara Multipara Prolongation Disorder 20 jam 14 jam Tirah baring Oksitosin seksio sesarea Protraction Disorder 1. Perlambatan dilatasi pada fase aktif 2. Perlambatan waktu penurunan kepala 1,2 cmjam 1,0 cmjam 1,4cmjam 2,0 cmjam Menunggu dan suportif Seksio sesarea untuk CPD Arrest Disorder 1. Memanjangnya fase deselerasi 2. Kemacetan pembukaan sekunder 3. Kemacetan penurunan 4. Kegagalan penurunan 3 jam 2 jam 1 jam - penurunan 1 jam 2 jam 1jam - penurunan Evaluasi CPD: - CPD: seksio sesarea - Non CPD: oksitosin Istirahat bila kelelahan Seksio sesarea CPD: disproporsi sefalopelvik. Sumber: : Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23 rd ed.

2.5. Disproporsi Fetopelvik