BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik, Medan terletak di kecamatan Medan Tuntungan, Jalan Bunga Lau No 17. Rumah
sakit ini merupakan rumah sakit tipe A dan menjadi rumah sakit rujukan untuk propinsi Sumatera Utara.
5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada bulan September 2012. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan
data rekam medis dari seluruh ibu yang menjalani seksio sesarea dari bulan Januari 2008 hingga Desember 2009. Dalam hal ini telah dilakukan
penelitian cross sectional terhadap 91 subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi. Hasil diperoleh dengan melihat dan menganalisa data rekam medis
yang terdapat di Instalasi Rekam Medis RSUP. Haji Adam Malik, Medan.
5.1.3. Prevalensi
Tindakan Seksio Sesarea dengan Indikasi
Disproporsi Fetopelvik
Disproporsi fetopelvik = __ Jumlah Tindakan Seksio Sesarea
Jumlah Disproporsi fetopelvik__
= 28 91
= 30,8
Prevalensi ibu yang menjalani seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik dibandingkan dengan keseluruhan tindakan
seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik dari bulan Januari 2008 hinga desember 2009 adalah sebesar 30,8
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian
Ada beberapa karakteristik yang dinilai dalam penelitian ini, antara lain: indikasi seksio sesarea, sosiodemografi umur dan suku, fisik biologis
ibu tinggi badan dan BMI, mediko obstetrik paritas, riwayat persalinan, riwayat penyakit, komplikasi persalinan, dan gambaran bayi berat badan
lahir, panjang badan lahir, dan nilai APGAR.
Tabel 5.1. Distribusi Indikasi Seksio Sesarea tahun 2008 – 2009
Indikasi N
Riwayat seksio sesarea 30
33,0 Disproporsi fetopelvik
28 30,8
Permintaan 9
9,9 Malpresentasi
6 6,6
Makrosomia 6
6,6 Fetal distress
5 5,5
Preeklamsi 3
3,3 Distosia
2 2,2
Lain-lain 2
2,2
Total 91
100,0
Dari Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa indikasi tersering dilakukannya tindakan seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik dari bulan Januari 2008
hingga December 2009 adalah riwayat seksio sesarea 33. Disproporsi fetopelvik merupakan indikasi kedua tersering dilakukannya tindakan seksio
sesarea 30,8.
Tabel 5.2. Distribusi Sosiodemografi Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea
Sosiodemografi N
Umur
20 tahun 3
3,3 20 – 35 tahun
72 79,1
Universitas Sumatera Utara
35 tahun
Suku
Batak Aceh
Jawa 16
60 7
24 17,6
65,9 7,7
26,4
Total 91
100.0
Dari Tabel 5.2. terlihat bahwa proporsi terbanyak ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea adalah ibu yang berusia 20-35 tahun, yaitu
sebanyak 72 orang 79,1, sementara ibu yang berusia di atas 35 tahun berjumlah 16 orang 17,6, dan ibu yang berusia di bawah 20 tahun
berjumlah 3 orang 3,3. Selain itu, dapat dilihat bahwa ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea adalah ibu bersuku Batak 60, Jawa
26,4 dan Aceh 7,7.
Tabel 5.3. Distribusi Sosiodemografi Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea dengan Indikasi Disproporsi Fetopelvik
Sosiodemografi N
Umur
20 2
7,1 20-35
24 85,7
35
Suku
Batak Aceh
Jawa
2 20
4 4
7,1 71,4
14,3 14,3
Total 28
100,0
Dari Tabel 5.3. terlihat bahwa proporsi terbanyak ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik adalah ibu
yang berusia 20-35 tahun, yaitu sebanyak 24 orang 85,7, sementara ibu yang berusia 35 tahun dan 20 tahun masing-masing berjumlah 2 orang
7,1. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa ibu yang menjalani seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik adalah ibu bersuku Batak
71,4, Jawa 14,3 dan Aceh 14,3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Fisik Biologis Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea
Fisik Biologis N
Tinggi Badan
155 155-164
164 IMT
BB Kurang 47
40 4
21 51,6
44,0 4,4
23,1 Normal
61 67,0
BB Lebih 5
5,5 Obesitas
4 4,4
Total 91
100,0
Dari Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa jumlah persalinan seksio sesarea yang dilakukan pada ibu dengan tinggi badan 155 cm adalah sebanyak 47
tindakan 51,6, pada ibu dengan tinggi badan 155-164 cm sebanyak 40 tindakan 44, dan pada ibu dengan tinggi badan 164 cm sebanyak 4
tindakan 4,4. Seksio sesarea paling banyak dilakukan pada ibu dengan berat badan normal 67, diikuti ibu dengan berat badan kurang 23,1,
berat badan lebih 5,5, dan obesitas 4,4.
Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Fisik Biologis Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea dengan Indikasi Disproporsi Fetopelvik
Fisik Biologis N
Tinggi Badan
155 155-164
IMT
BB Kurang 23
5 8
82,1 17,9
28,6 Normal
17 60,7
BB Lebih 2
7,1 Obesitas
1 3,6
Total 28
100,0
Dari Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa persalinan seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik yang dilakukan pada ibu dengan tinggi badan
Universitas Sumatera Utara
155 cm berjumlah 23 tindakan 82,1, dan pada ibu dengan tinggi badan 155-164 cm berjumlah 5 tindakan 17,9. Tidak dijumpai ibu dengan
tinggi badan 164 cm yang menjalani seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik. Seksio sesarea dengan indikasi disproporsi
fetopelvik paling banyak dilakukan pada ibu dengan berat badan normal, yaitu berjumlah 17 orang 60,7. sementara ibu dengan berat badan
kurang berjumlah 8 orang 28,6, ibu dengan berat badan lebih berjumlah 2 orang 7,1, dan ibu obesitas berjumlah 1 orang 4,4.
Tabel 5.6. Tabulasi Silang Tinggi Badan Ibu dengan Kejadian Disproporsi Fetopelvik
Disproporsi Fetopelvik Total
Ya Tidak
N Tinggi
Ibu Pendek
23 48,9
24 51,1
47 100
Tidak Pendek 5
11,4 39
88,6 44
100
Dari Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 47 orang ibu dengan kategori tinggi badan pendek, 23 orang 48,9 menjalani seksio sesarea
dengan indikasi disproporsi fetopelvik. Dari 44 orang ibu dengan kategori tinggi badan tidak pendek, hanya 5 orang 11,4 yang menjalani seksio
sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik. Berdasarkan uji Pearson chi square didapat nilai signifikansi 0,001
p value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian disproporsi fetopelvik.
Tabel 5.7. Distribusi Karakteristik Mediko Obstetrik Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea
Paritas N
Paritas
Nulipara 17
18,7 Primipara
38 41,8
Multipara 33
36,3 Grandemultipara
Riwayat persalinan
Seksio sesarea Tidak ada
3 43
30 3,3
47,3 33,0
Universitas Sumatera Utara
Fetal distress Distosia
Makrosomia Abortus
Malposisi
Riwayat penyakit
Tidak ada Alergi obat
Hipertensi HIV
Komplikasi
Tidak ada 11
2 2
2 1
87 2
1 1
91 12,1
2,2 2,2
2,2 1,1
95,6 2,2
1,1 1,1
100,0
Total 91
100,0
Dari Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa persalinan seksio sesarea dilakukan oleh ibu nulipara 18,7, primipara 41,8, multipara 36,3,
dan grandemultipara 3,3. Proporsi ibu yang menjalani persalinan seksio berdasarkan riwayat persalinan yaitu: seksio sesarea pada persalinan
sebelumnya 47,3, fetal distress 12,1, distosia 2,2, makrosomia
2,2, abortus 2,2, dan malposisi 1,1. Selain itu, terdapat ibu-ibu yang tidak memiliki riwayat pada persalinan sebelumnya 33. Seksio
sesarea paling banyak dilakukan oleh ibu tanpa riwayat penyakit 95,6. Selain itu, didapati 2 orang subjek dengan riwayat alergi obat, 1 orang
dengan riwayat hipertensi, dan 1 orang pengidap HIV.
Tabel 5.8. Distribusi Karakteristik Mediko Obstetrik Ibu yang Melahirkan secara Seksio Sesarea dengan Indikasi Disproporsi
Fetopelvik
Paritas N
Paritas
Nulipara 4
14,3 Primipara
12 42,9
Multipara 12
42.9
Riwayat persalinan
Tidak ada Seksio sesarea
Fetal distress 4
21 3
14,3 75,0
10,7
Universitas Sumatera Utara
Riwayat penyakit
Tidak ada
Komplikasi
Tidak ada 28
28 100,0
100,0
Total 28
100,0
Dari Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa persalinan seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik dilakukan oleh ibu primipara
42,9, multipara 42,9, dan nulipara 14,3. Sebagian besar ibu memiliki riwayat seksio sesarea 75. Seluruh ibu yang menjalani seksio
sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak mengalami komplikasi oleh tindakan seksio sesarea yang
dijalaninya. Tabel 5.9. Distribusi Gambaran Bayi Dilahirkan secara Seksio Sesarea
Gambaran Bayi Frekuensi Persentase
Berat Badan Lahir
BBLR 11
12,1 Normal
74 81,3
BBLT
Nilai APGAR menit ke-1
Sangat rendah Rendah
Kondisi baik
Nilai APGAR menit ke-5
Rendah
Kondisi baik
6 1
9 81
2 89
6,6 1,1
9,9 89,0
2,2 97,8
Total 91
100,0
Dari Tabel 5.9. terlihat bahwa proporsi bayi dengan berat badan lahir normal berjumlah 74 orang 81,3, dengan berat badan lahir rendah
berjumlah 11 orang 12,1, dan dengan berat badan lahir tinggi berjumlah 6 orang 6,6. Sebagian besar bayi memiliki nilai APGAR yang baik pada
menit pertama 89 dan meningkat pada menit ke-5 97,8. Sementara bayi dengan nilai APGAR yang rendah 9,9 dan sangat rendah 1,1
pada menit pertama mengalami penurunan pada menit ke-5 2,2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Distribusi Gambaran Bayi yang Dilahirkan secara Seksio Sesarea dengan Indikasi Disproporsi Fetopelvik
Gambaran Bayi Frekuensi Persentase
Berat Badan Lahir
BBLR 4
14,3 Normal
24 85,7
Nilai APGAR menit ke-1
Rendah Kondisi baik
Nilai APGAR menit ke-5 Kondisi baik
2 26
28 7,1
92,9 100,0
Total 28
100,0
Dari Tabel 5.10. terlihat bahwa proporsi bayi dengan berat badan lahir normal berjumlah 24 orang 85,7, dengan berat badan lahir rendah
berjumlah 4 orang 14,3, dan tidak didapati bayi dengan berat badan lahir tinggi. Selain itu, dapat dilihat bahwa sebagian besar bayi memiliki kondisi
baik pada menit pertama 92,9 dan pada menit ke-5 seluruh bayi 100 berada dalam kondisi yang baik.
5.2. Pembahasan