Kondisi Janin dalam Persalinan

2.3. Kondisi Janin dalam Persalinan

Terdapat 6 variabel penting pada janin yang mempengaruhi proses melahirkan: a. Ukuran janin Ukuran janin dapat ditentukan secara klinis melalui palpasi abdomen atau melalui pemeriksaan ultrasonografi, namun kedua pemeriksaan memiliki derajat kesalahan yang tinggi. Makrosomia fetus berkaitan dengan kegagalan trial of labor. b. Letak janin Letak janin menyatakan aksis janin relatif terhadap aksis longitudinal uterus. Letak janin dapat bervariasi yaitu: longitudinal, transversal, atau oblik. Pada kehamilan tunggal, hanya janin dengan letak longitudinal yang dapat selamat melalui persalinan pervaginam. c. Presentasi janin Presentasi merupakan bagian terbawah janin yang paling dekat dengan jalan lahir. Janin dengan letak longitudinal memiliki presentasi wajah atau bokong. Presentasi campuran menyatakan bahwa terdapat lebih dari satu bagian tubuh janin pada pintu atas panggul. Presentasi funik menyatakan presentasi tali pusat, jarang terjadi. Fetus dengan presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan bagian dari tulang tengkorak yang tampak yaitu oksiput veteks, sinsiput, wajah, atau dahi Cunningham, et al, 2010. Malpresentasi menunjuk pada presentasi selain verteks, dan hal ini terjadi pada sekitar 5 persalinan. Gambar 2.8. Letak memanjang, presentasi kepala. Perbedaan sikap tubuh janin pada presentasi A verteks, B sinsiput, C wajah, D dahi. Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23 rd ed. Universitas Sumatera Utara d. Sikap atau postur janin Sikap menyatakan posisi kepala dalam hubungan dengan tulang belakang janin derajat fleksi ekstensi kepala janin. Fleksi kepala penting dalam engagement kepala fetus pada panggul ibu. Jika dagu fetus mengalami fleksi optimal hingga mencapai dada, diameter suboksipitobregmatikus tampil pada pintu atas panggul. Hal ini merupakan diameter terkecil yang dapat muncul pada presentasi kepala. Diameter yang muncul pada pintu atas panggul meningkat sejalan dengan derajat ekstensi defleksi kepala. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan kemajuan persalinan. Arsitektur dinding pelvis bersama dengan peningkatan aktivitas uterus dapat memperbaiki derajat defleksi pada tahap awal persalinan. e. Posisi janin Posisi janin menyatakan hubungan antara titik acuan pada bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir. Hal ini dapat ditentukan melalui pemeriksaan vagina. Pada presentasi kepala, oksiput menjadi acuan penilaian. Jika oksiput mengarah secara langsung ke anterior, posisi menjadi oksiput anterior OA. Jika oksiput mengarah ke sisi kanan ibu, posisi menjadi oksiput anterior kanan ROA. Pada presentasi oksiput, variasi posisi janin dapat disingkat dengan membentuk arah jarum jam sebagai berikut Cunningham, et al, 2010: Pada persalinan sungsang, sakrum menjadi acuan penilaian. Pada presentasi verteks posisi dapat ditentukan dengan palpasi sutura janin. Sutura sagitalis merupakan sutura yang paling mudah dipalpasi. Biasanya kepala janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi Universitas Sumatera Utara transversal, dan pada persalinan normal, kepala mengalami rotasi menjadi posisi OA. Kebanyakan bayi dilahirkan dengan posisi OA, ROA, ataupun LOA. Malposisi menunjukkan persalinan dengan posisi selain OA, ROA, ataupun LOA. f. Station Station merupakan pengukuran turunnya bagian janin melalui jalan lahir. Standar klasifikasi dinyatakan dalam derajat -5 sampai dengan +5. Penentuan ini didasarkan pada pengukuran kuantitatif dalam sentimeter pada tepi awal tulang dari spina iskiadia. Titik tengah station 0 didefinisikan sebagai bidang spina iskiadika ibu. Spina iskiadika ibu dapat dipalpasi pada pemeriksaan vagina, kira-kira searah jam 8 ataupun jam 4. Cunningham, et al, 2010; Kilpatrick Garrison, 2007

2.4. Distosia