Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Biaya Produksi

5

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengendalian biaya produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT Royal Standard Medan? 2. Apakah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 dapat meningkatkan laba atau tidak dibandingkan saat sebelum penerapan manajemen mutu pada PT Royal Standard Medan? 3. Apakah terdapat perbedaan biaya produksi dan laba operasi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT Royal Standard Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengendalian biaya produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT Royal Standard Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap laba yang diperoleh oleh PT Royal Standard Medan. 3. Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT Royal Standard Medan. Universitas Sumatera Utara 6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan yang dapat menambah wawasan tentang manajemen mutu ISO 9001:2000, dan peranannya terhadap biaya produksi dan laba. 2. Bagi PT Royal Standard Medan, menjadi bahan masukan ataupun pertimbangan dalam menerapkan kebijakan manajemen mutu ISO 9001:2000 dan peranannya terhadap biaya produksi dan laba. 3. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi akan memberikan perhatian penuh kepada mutu atau kualitas. Menurut Gasperz 2001:4, pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok berikut:

1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik

keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.

2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan. Untuk memenuhi mutu yang diinginkan oleh pasar, diperlukan suatu standard mutu, salah satunya adalah standard mutu yang disediakan oleh ISO. Menurut Indranata 2006:6 ”The International Organization for Standardization ISO adalah suatu federasi non pemerintah yang menerbitkan standar mutu produk.” Misi dari ISO adalah meningkatkan pengembangan standardisasi dan aktivitas yang terkait di dunia dengan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan jasa, dan untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang aktivitas intelektual, sains, teknik, dan ekonomi. Standar yang diterbitkan oleh badan ISO salah satunya adalah ISO 9000 yang terdiri dari beberapa seri, dan yang terlengkap adalah seri 9001:2000. Universitas Sumatera Utara 8 Menurut Gaspersz 2002:1 ISO 9001:2000 adalah Suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dalam hal ini, tentu saja produk tersebut bersifat fleksibel tergantung jenis perusahaannya. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk barang dan atau jasa terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Prinsip-prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001:2000 adalah: 1. Fokus kepada pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan orang-orang karyawan 4. Process ApproachPendekatan proses 5. Pendekatan sistem untuk manajemen 6. Continual ImprovementPerbaikan terus menerus 7. Hubungan dengan pemasok saling menguntungkan Universitas Sumatera Utara 9 Menurut Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih 2004:376 manfaat-manfaat umum sistem manajemen mutu yang efektif adalah:

1. Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa

yang lalu diproduksi sesuai dengan kebutuhan mereka

2. Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan

dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari penghapusan ketidaksesuaian.

3. Daya saing dan laba diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan

operasional berkurang.

4. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan

efisien. Penerapan manajemen mutu mengandung banyak faktor positif yaitu: Manfaat secara eksternal: 1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan jaminan manajemen mutu 2. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke proses. 3. Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus-menerus 4. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana antisipasi terhadap kecenderungan yang berkaitan dengan keamanan penggunaan di pasaran internasional. Manfaat secara internal: 1. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-intruksi yang terdefinisi secara baik. Universitas Sumatera Utara 10 2. Meningkatkan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menadi standar kerja yang terdokumentasi. 3. Penerapan yang sesuai, akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. 4. Media untuk peningkatan berkesinambungan. Menurut Hariyuwono 2007, suatu perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2000 akan memperoleh beberapa manfaat, yaitu:

1. meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui

jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik. 2. perusahaan yang telah bersertifikat ISO diperbolehkan beriklan di media massa, bahwa sistem manajemen kualitas perusahaan tersebut telah berstandar internasional. Hal ini dapat meningkatkan brand image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.

3. meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui

kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.

4. memberikan pelatihan–pelatihan secara sistematik kepada seluruh

karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi–instruksi yang terdefinisi secara baik.

5. perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara

otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan ingin potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga registrasi.

6. menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas

oleh pelanggan 7. terjadi perubahan positif dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun. Sistem manajemen mutu yang sesuai dengan standar ISO 9001:2000 merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan daya saing perusahaan yang mampu menghasilkan laba bagi perusahaan. Universitas Sumatera Utara 11

B. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya – biaya yang berkaitan dengan pengolahan atau mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual atau dikonsumsi. Menurut Carter dan Usry 2002:2 “manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead”. Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa unsur biaya produksi terdiri dari :

a. Bahan langsung

Menurut Garrison dan Noreen 2004:47, ”Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut”. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan kedalam bahan langsung adalah kemudahan penelusuran proses perubahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung. Sebahai contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, alcohol pada tisu pembersih wajah, kain pada jeans, kawat untuk perbaikan gigi, kain kasa dan anasteri untuk operasi, dan lain-lain.

b. Tenaga kerja langsung

Menurut Hansen dan Mowen 2004:50, “Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi”. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat Universitas Sumatera Utara 12 digunakan dalam mengukur kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

c. Overhead

Menurut Hansen dan Mowen 2004:51, “Semua biaya produksi selain dari baha langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut biaya overhead”. Jenis-jenis biaya overhead pabrik: 1 Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya a Biaya bahan penolong Bahan yang tidak atau menjadi bagian produk relatif kecil dibandingkan dengan bahan baku langsung. Misalnya: pada perusahaan mebel, penggunaan bahan plitur, cat, paku, dan sebagainya. b Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya yang berupa suku cadang, biaya bahan habis pakai, biaya untuk perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang digunakan untuk keperluan pabrik, dan sebagainya. c Biaya tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Universitas Sumatera Utara 13 Misalnya: karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu seperti departemen pembangkit tenaga listrik, uang, bengkel, dan departemen gudang, kepala departemen produksi, administrasi pabrik, dan mandor. d Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap Misalnya: biaya-biaya penyusutan, emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin perkakas laboratorium, aktiva lain yang diperlukan di pabrik. e Biaya yang terjadi akibat berlalunya waktu Misalnya: biaya asuransi gudang dan departemen, equipment, asuransi kenderaan, asuransi karyawan, dan sebagainya. 2 Penggolongan biaya overhead pabrik menurut tingkah laku biayanya Biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya yang tidak berubah selama dalam kapasitas penuh. Misalnya: beban penyusutan gedung, mesin dengan pendekatan metode garis lurus, dan sebagainya. b Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya yang mengalami perubahan sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c Biaya Overhead Pabrik Semivariabel Universitas Sumatera Utara 14 Biaya yang mengalami perubahan tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya: biaya operasi dan pemeliharaan, beban listrik dan air, dan sebagainya. 3 Penggolongan biaya overhead berdasarkan departemen Ditinjau dari hubungannya dalam departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: a Biaya Overhead Pabrik langsung departemen Misalnya: gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, gedung pabrik, dan biaya bahan penolong. b Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen Biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen. Misalnya: biaya depresiasi, pemeliharaan gedung, manajer pabrik, asuransi gedung pabrik yang digunakan beberapa departemen produksi.

C. Pengendalian Biaya Produksi