Melalui stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu
bertransaksi.
2. Signalling Theory, menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajemen akan menginformasikan
prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan ini didukung dengan
adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja
keuangan yang baik. Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang
disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak
negatif. Stock split yang dilakukan emiten memerlukan biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai
prospek yang baik yang dapat menanggung biaya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan pasar bereaksi positif.
2.1.2.4 Tujuan Pemecahan Saham
Menurut Weygandt 2008:191, “tujuan pemecahan saham adalah meningkatkan daya jual saham dengan cara menurunkan nilai pasar per
lembarnya”. Menurut Sinaga 1994:64, “tujuan utama pemecahan adalah untuk menempatkan saham dalam suatu keadaan perdagangan yang lebih
populer, sehingga dengan demikian menarik lebih banyak pembeli”. Menurut Darmadji 2001:131, “stock split bertujuan agar perdagangan
suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah”.
Stock split akan efektif jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Mengambil keputusan stock split dalam
suatu perusahaan harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham. Ketika keputusan untuk
melakukan stock split dilakukan, maka jumlah saham yang dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Tetapi pada saat yang bersamaan, harga saham
tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak
mengalami perubahan. Dalam stock split, pemegang saham harus menukarkan sahamnya yang memiliki nilai nominal lebih kecil sebab
setelah batas periode penukaran yang ditetapkan telah kadaluarsa, saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.
2.1.2.5 Pengaruh Stock split terhadap Harga Saham di Bursa
Saat perdagangan saham dimulai dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham yang ada dibursa akan dikoreksi dengan rasio dari stock
split atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Contohnya, nilai nominal suatu saham dipecah dari Rp 500 menjadi
Rp 100. Harga terakhir perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal lama adalah Rp 750, maka harga pembukaan pada perdagangan dengan
nilai nominal yang baru adalah 100500 dikalikan dengan Rp 750 yang hasilnya sama dengan Rp 150. Stock split juga dipengaruhi oleh waktu dan
rasio atau pemecahan harga nominal.
2.1.3 Perubahan Harga Saham