Latar Belakang Monitoring Keberadaan Pegawai Menggunakan Rfid Sebagai Masukan Untuk Mengukur Beban Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini dunia sangat disibukkan dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Berbagai perangkat elektronik silih berganti bermunculan di tengah tengah masyarakat guna memenuhi kebutuhan yang kian meningkat tiap tahunnya. Perangkat elektronik yang ada juga selalu memperbaharui kualitas instrumennya sehingga pengguna dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan adanya kemajuan teknologi dan sistem informasi memungkinkan perusahaan- perusahaan yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan proses bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut. Penggunaan teknologi dan sistem informasi telah dipandang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menjalankan suatu kegiatan. Keakuratan dan informasi yang real time menjadi salah satu persyaratan utama bagi pengaplikasian teknologi informasi. Kesesuaian dengan tujuan dari penggunaan teknologi sistem informasi juga menjadi alasan utama dalam pemilihan penggunaan teknologi sistem informasi. Setiap aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan suatu pekerja pasti selalu mempunyai suatu beban kerja. Beban kerja menurut Permendagri No. 12 Tahun 2008 adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Volume kerja adalah target pelaksanaan tugas untuk memperoleh hasil kerja dan norma waktu adalah waktu yang dipergunakan ntuk menyelesaikan tugas atau kegiatan. Alat ukur dalam mengamati beban kerja pegawai adalah jam kerja efektif pegawai tersebut. Menurut Permendagri No. 12 Tahun 2008, jam kerja efektif adalah jam kerja yang harus dipergunakan untuk berproduksi atau menajalankan tugas. Jam Universitas Sumatera Utara kerja efektif merupakan jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja allowance. Pada umumnya pengukuran beban kerja dilakukan secara manual dan mengharuskan pengamat berada dilokasi pengamatan. Metode penentuan posisi dan navigasi yang digunakan untuk dapat menentukan posisi adalah dengan menggunakan prinsip Indoor Positioning System IPS. Indoor Positioning System IPS merupakan sebuah metode yang menggunakan frekuensi radio atau sensor untuk menemukan objek atau manusia didalam sebuah gedung. Salah satu metode didalam IPS adalah metode Trilateration. IPS menggunakan berbagai antarmuka untuk menentukan posisi yang terbagi kedalam dua kategori yaitu Non-radio technology dan Radio wireless technology. RFID merupakan teknologi identifikasi yang fleksibel dan tepat untuk pengoperasian otomatis. RFID memiliki beberapa keunggulan yang tidak terdapat pada teknologi identifikasi lainnya. Salah satu keunggulan RFID dibandingkan dengan teknologi identifikasi lainnya adalah dalam hal automasi dan terpantau secara real time pada computer server. Dari segi keamanan data, RFID juga bisa diandalkan karena sulit untuk dipalsukan. Penggunaan RFID kini semakin merambah ke berbagai bidang terutama memberikan kemudahan bagi suatu instansi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai. Hal ini akan dapat diwujudkan dengan cara pemantauan terhadap pegawai salah satunya dengan mengamati keberadaan pegawai. Dengan adanya pemantauan terhadap kegiatan pegawai di area kerjanya diharapkan membuat pegawai semakin efektif dalam bekerja. Adapun pekerjaan yang membutuhkan pemantauan lebih lanjut karena lokasi pekerjaannya terbatas seperti customer service, call center serta kasir. Penelitian Pu et al 2011 tentang penggunaan RSSI untuk pengaplikasian teknik Indoor Localization. Penelitian ini menggunakan metode yang dapat digunakan pada berbagai macam Wireless Sensor Network. Selanjutnya Mahiddin et al 2013 melakukan sebuah studi menggunakan metode Trilateration untuk menentukan posisi seseorang di dalam ruangan melalui sinyal Wi-Fi. User menggunakan aplikasi Wi-Fi Analyzer pada smartphone untuk mendapatkan presentase kekuatan sinyal yang kemudian digunakan untuk mendapatkan jarak antara User dengan setiap Access Point. Universitas Sumatera Utara Global Positioning System GPS yang juga merupakan alat bantu navigasi namun tidak dapat menentukan lokasi seseorang didalam sebuah gedung karena terhalangnya sinyal dari satelit seperti dibawah kanopi gedung. Lain halnya dengan GPS, metode navigasi dengan prinsip Indoor Positioning System IPS mampu mengetahui posisi pegawai dalam sebuah gedung khususnya pada posisi pegawai tersebut bekerja. Sulitnya pemantauan secara manual dan berkelanjutan juga menjadi salah satu alasan untuk membangun sebuah sistem untuk memantau keberadaan pegawai pada saat ia sedang bekerja. Dengan adanya pengamatan terhadap keberadaan pegawai saat berlangsungnya kegiatan bekerja, diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah