Arahan Perundang-undangan Analisis Standar Belanja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 12

D. Arahan Perundang-undangan Analisis Standar Belanja

Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah . APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada rencana kerja pemerintah daerah dalam rangka tercapainya tujuan bernegara. Analisis standar belanja merupakan isu penting bagi setiap daerah dalam menetapkan rencana anggaran pengeluaran daerah. Arahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan analisis standar belanja antara lain : 1. Pasal 167 ayat 3 Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,”Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. 2. Pasal 39 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah,”Penyusunan RKA – SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan progam termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut; Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indicator kerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 13 3. Pasal 93 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah,”Penyusunan RKA – SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 90 ayat 2 berdasarkan pada indicator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal”. Penerapan anggaran kinerja perlu dikembangkan oleh pemerintah daerah untuk menghasilkan alokasi dana yang akurat, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengembangan anggaran kinerja perlu didukung oleh analisis standar belanja, tolok ukur kinerja, dan standar biaya. Analisis stabdar belanja terkait erat dengan aspek kompleksitas tugas pokok dan fungsi, kualitas dan kuantitas barang modal, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta perlengkapan yang dibutuhkan unit kerja. Paradigma baru dalam pengelolaan keuangan daerah mencakup tentang penerapan anggaran berbasis kinerja. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja yang disampaikan oleh SKPD harus betul-betul dapat menyajikan informasi yang jelas, tentang tujuan, sasaran serta keterkaitan antara besaran anggaran dan manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu penerapan anggaran berbasis kinerja mengandung makna bahwa setiap penyelenggara pemerintahan pusatdaerah wajib bertanggung jawab atas hasil proses dan penggunaan semua sumber daya. Selain itu, anggaran berbasis kinerja juga merupakan suatu metode penganggaran yang mengkaitkan setiap biaya yang dituangkan target kinerja dari setiap SKPD di lingkungan pemerintahan kabupatenkota terkait perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 14 Pengalokasian sumber daya dalam rangka menghasilkan kineja pengelolaan keuangan yang ekonomis, efisien dan efektif, sering dihadapkan oleh situasi dan pilihan yang sulit. Sering kali keputusan diambil tidak berdasarkan data yang memadai dan mendukung, sebab hanya menggunakan dasar feeling atau intuisi. Dalam situasi demikian terseusunnya analisis standar belanja ASB sangat membantu para pengambil kebijakan untuk menghasilkan keputusan yang logis dengan didukung oleh fakta atau data yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Landasan Teori